Mahasiswa KKN UGM Inisiasi Desa Nabung Saham Syariah di Gunung Kidul
A
A
A
JAKARTA - Generasi milenial memiliki sikap yang terbuka pada tantangan baru dan mencari cara baru untuk memberikan kontribusi bagi lingkungan. Tidak heran jika banyak dari para milenial mendobrak batasan secara kreatif untuk menghasilkan inovasi baru di bidangnya.
Salah satunya adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) angkatan 2015, Ayasha Kirana bersama rekan-rekan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menginisisasi Desa Nabung Saham Syariah di Desa Pengkok, Gunung Kidul, Wonosari.
Ayasha mengungkapkan bahwa potensi yang dilihatnya pada desa tersebut selain keindahan dan potensi pariwisatanya adalah potensi investasi. Sejak kecil, dia sudah tidak asing lagi dengan dunia investasi, khususnya saham.
"Sebagai anak muda, saya tergerak untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya yang seumuran saya, mulai berinvestasi saham. Cara yang paling mudah adalah dengan menabung saham. Pasar modal bukan hanya milik kalangan tertentu seperti masyarakat di kota-kota besar, tetapi juga di desa-desa seperti di Desa Pengkok," jelas Ayasha dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (2/1/2019).
Kesempatan baik ini pun disambut dengan tangan terbuka oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Desa Pengkok Kecamatan Kedawung akan menjadi cikal bakal Desa Nabung Saham Syariah setelah sebelumnya BEI meluncurkan Desa Nabung Saham pertama di Desa Argomulyo, Kalimantan Timur.
Bursa Efek bekerja sama dengan MNC Sekuritas menyambut baik potensi ini karena dengan adanya Desa Nabung Saham Syariah, akan ada potensi investor baru yang dapat dijaring. Apalagi 30% investor pasar modal berada di rentang usia 18 – 25 tahun.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza menjelaskan, pihaknya terus mendorong upaya peningkatan jumlah investor di wilayah Yogyakarta.
"Selama ini kegiatan edukasi dan sosialisasi saham cenderung terpusat di wilayah kota. Dengan memperluas jangkauan hingga ke pedesaan, kita memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat untuk belajar berinvestasi saham dan menikmati pertumbuhan pasar modal Indonesia," jelas Irfan.
Kepala Desa Pengkok Sugit mengatakan pihaknya berterima kasih kepada BEI, MNC Sekuritas, dan tim KKN UGM yang telah menggandeng Desa Pengkok sebagai Desa Nabung Saham Syariah pertama. Dengan ini, dia berharap masyarakat Desa Pengkok dapat mengenal apa itu saham syariah dan cara berinvestasi saham menurut prinsip syariah.
Di lain sisi, perwakilan MNC Sekuritas cabang Yogyakarta Endah Purwaningsih menyatakan bahwa timnya akan terus menularkan semangat investasi, serta memberikan edukasi secara berkesinambungan, sehingga pengenalan saham tidak berhenti saat peluncuran saja, tetapi berlanjut hingga seluruh masyarakat Desa Pengkok menjadi nasabah tabungan saham MNC GEMESIN Plus.
Salah satunya adalah mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) angkatan 2015, Ayasha Kirana bersama rekan-rekan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang menginisisasi Desa Nabung Saham Syariah di Desa Pengkok, Gunung Kidul, Wonosari.
Ayasha mengungkapkan bahwa potensi yang dilihatnya pada desa tersebut selain keindahan dan potensi pariwisatanya adalah potensi investasi. Sejak kecil, dia sudah tidak asing lagi dengan dunia investasi, khususnya saham.
"Sebagai anak muda, saya tergerak untuk mengajak masyarakat Indonesia, khususnya yang seumuran saya, mulai berinvestasi saham. Cara yang paling mudah adalah dengan menabung saham. Pasar modal bukan hanya milik kalangan tertentu seperti masyarakat di kota-kota besar, tetapi juga di desa-desa seperti di Desa Pengkok," jelas Ayasha dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (2/1/2019).
Kesempatan baik ini pun disambut dengan tangan terbuka oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Desa Pengkok Kecamatan Kedawung akan menjadi cikal bakal Desa Nabung Saham Syariah setelah sebelumnya BEI meluncurkan Desa Nabung Saham pertama di Desa Argomulyo, Kalimantan Timur.
Bursa Efek bekerja sama dengan MNC Sekuritas menyambut baik potensi ini karena dengan adanya Desa Nabung Saham Syariah, akan ada potensi investor baru yang dapat dijaring. Apalagi 30% investor pasar modal berada di rentang usia 18 – 25 tahun.
Kepala Kantor Perwakilan BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza menjelaskan, pihaknya terus mendorong upaya peningkatan jumlah investor di wilayah Yogyakarta.
"Selama ini kegiatan edukasi dan sosialisasi saham cenderung terpusat di wilayah kota. Dengan memperluas jangkauan hingga ke pedesaan, kita memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat untuk belajar berinvestasi saham dan menikmati pertumbuhan pasar modal Indonesia," jelas Irfan.
Kepala Desa Pengkok Sugit mengatakan pihaknya berterima kasih kepada BEI, MNC Sekuritas, dan tim KKN UGM yang telah menggandeng Desa Pengkok sebagai Desa Nabung Saham Syariah pertama. Dengan ini, dia berharap masyarakat Desa Pengkok dapat mengenal apa itu saham syariah dan cara berinvestasi saham menurut prinsip syariah.
Di lain sisi, perwakilan MNC Sekuritas cabang Yogyakarta Endah Purwaningsih menyatakan bahwa timnya akan terus menularkan semangat investasi, serta memberikan edukasi secara berkesinambungan, sehingga pengenalan saham tidak berhenti saat peluncuran saja, tetapi berlanjut hingga seluruh masyarakat Desa Pengkok menjadi nasabah tabungan saham MNC GEMESIN Plus.
(fjo)