Wall Street Bergoyang Karena Konflik Dagang Masih Berlangsung
A
A
A
NEW YORK - Pasar saham Amerika Serikat (Wall Street) bergoyang pada penutupan dagang Senin waktu setempat, karena investor mengkhawatirkan perundingan dagang AS dengan China yang tidak menghasilkan kesepakatan hingga batas waktu Maret mendatang.
Melansir dari CNBC, Selasa (12/2/2019), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah 53,22 poin atau 0,21% menjadi 25.053,11. Indeks S&P 500 naik tipis 0,07% ke level 2.709,80, ditopang sektor kesehatan dan komunikasi. Nasdaq bertambah 0,13% menjadi 7.307,90.
"Pasar saham sekarang menunggu hasil dari masalah perdagangan dan geopolitik yang masih berlangsung. Pasar sedang berada di titik tunggu, mencoba menilai apakah ada kemungkinan kesepakatan dagang," ujar Brent Schutte, kepala strategi investasi di Northwestern Mutual Wealth Management.
Pasar terus mengamati pergerakan negosiasi AS dan China, dimana pada Minggu kemarin, dua pejabat AS melaporkan bahwa penasihat Presiden AS Donald Trump telah membahas secara informal jadwal pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada bulan Maret di Mar-a-Lago, kediaman pribadi Trump di Florida.
Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung pertengahan bulan Maret. Namun belum ada waktu pastinya. Trump sendiri mengatakan pada pekan lalu, dirinya tidak akan melakukan pertemuan dengan Xi Jinping sebelum batas waktu Maret mendatang.
Jika kesepakaran dagang tidak tercapai sampai batas waktu, rencananya AS akan kembali memberlakukan tarif tambahan untuk produk asal China. Hanya saja, kata seorang pejabat di Gedung Putih, AS akan memperpanjang tenggat waktu tersebut.
Pejabat AS dan China akan melanjutkan pembicaraan dagang pada pekan ini, dengan fokus pada kekayaan intelektual. "Amerika Serikat adalah produsen yang hebat di bidang teknologi, inovasi, pengetahuan, dan rahasia dagang. Kita harus melindungi hal itu," kata Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, pada pekan lalu.
China saat ini membutuhkan negosiasi perdagangan imbas melambatnya pertumbuhan ekonomi mereka. Sejak Trump menabuh genderang perang dagang, ekonomi China jatuh ke level terendah sejak 2005. Bahkan, Pemerintah China mengungkapkan akibat konflik dagang yang dilakukan oleh Trump, ekonomi negara mereka tumbuh pada laju paling lambat dalam 28 tahun.
Melansir dari CNBC, Selasa (12/2/2019), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup lebih rendah 53,22 poin atau 0,21% menjadi 25.053,11. Indeks S&P 500 naik tipis 0,07% ke level 2.709,80, ditopang sektor kesehatan dan komunikasi. Nasdaq bertambah 0,13% menjadi 7.307,90.
"Pasar saham sekarang menunggu hasil dari masalah perdagangan dan geopolitik yang masih berlangsung. Pasar sedang berada di titik tunggu, mencoba menilai apakah ada kemungkinan kesepakatan dagang," ujar Brent Schutte, kepala strategi investasi di Northwestern Mutual Wealth Management.
Pasar terus mengamati pergerakan negosiasi AS dan China, dimana pada Minggu kemarin, dua pejabat AS melaporkan bahwa penasihat Presiden AS Donald Trump telah membahas secara informal jadwal pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada bulan Maret di Mar-a-Lago, kediaman pribadi Trump di Florida.
Pertemuan ini dijadwalkan berlangsung pertengahan bulan Maret. Namun belum ada waktu pastinya. Trump sendiri mengatakan pada pekan lalu, dirinya tidak akan melakukan pertemuan dengan Xi Jinping sebelum batas waktu Maret mendatang.
Jika kesepakaran dagang tidak tercapai sampai batas waktu, rencananya AS akan kembali memberlakukan tarif tambahan untuk produk asal China. Hanya saja, kata seorang pejabat di Gedung Putih, AS akan memperpanjang tenggat waktu tersebut.
Pejabat AS dan China akan melanjutkan pembicaraan dagang pada pekan ini, dengan fokus pada kekayaan intelektual. "Amerika Serikat adalah produsen yang hebat di bidang teknologi, inovasi, pengetahuan, dan rahasia dagang. Kita harus melindungi hal itu," kata Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, pada pekan lalu.
China saat ini membutuhkan negosiasi perdagangan imbas melambatnya pertumbuhan ekonomi mereka. Sejak Trump menabuh genderang perang dagang, ekonomi China jatuh ke level terendah sejak 2005. Bahkan, Pemerintah China mengungkapkan akibat konflik dagang yang dilakukan oleh Trump, ekonomi negara mereka tumbuh pada laju paling lambat dalam 28 tahun.
(ven)