Turun, Ekspor Indonesia Capai USD13,87 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Ekspor Indonesia periode Januari 2019 tercatat mencapai USD13,87 miliar atau menurun 3,24% dibanding ekspor Desember 2018, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Demikian juga dibanding Januari 2018 menurun 4,70%.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, untuk ekspor nonmigas Januari 2019 mencapai USD12,63 miliar atau naik tipis 0,38% dibanding Desember 2018. Sementara itu dibanding ekspor nonmigas periode Januari 2018 masih lebih rendah 4,50%
"Kalau kita lihat kedalam, penurunan ekspor migas ini baik hasil minyak mentah maupun nilai gas. Jadi penuruannya lebih dalam," ujar Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Sambung dia, menambahkan peningkatan terbesar ekspor nonmigas Januari 2019 terhadap Desember 2018 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD80,3 juta (37,08%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar USD127,1 juta (22,42 %).
"Ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2019 turun 4,47% dibanding bulan yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 6,25%, sementara ekspor hasil pertanian naik 9,99%," katanya.
Sementara itu, BPS berharap pemerintah terus menggenjot ekspor di tahun 2019. Hal itu harus menjadi tanyangan agar total neraca perdagangan di tahun 2019 bisa mengalami surplus yang pernah terjadi di tahun 2016. "Saya berharap ini tantangan yang perlu dilakukan oleh pemerintah agar kita surplus, jadi harus kita genjot ekpsornya," paparnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, untuk ekspor nonmigas Januari 2019 mencapai USD12,63 miliar atau naik tipis 0,38% dibanding Desember 2018. Sementara itu dibanding ekspor nonmigas periode Januari 2018 masih lebih rendah 4,50%
"Kalau kita lihat kedalam, penurunan ekspor migas ini baik hasil minyak mentah maupun nilai gas. Jadi penuruannya lebih dalam," ujar Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Sambung dia, menambahkan peningkatan terbesar ekspor nonmigas Januari 2019 terhadap Desember 2018 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD80,3 juta (37,08%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik sebesar USD127,1 juta (22,42 %).
"Ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari 2019 turun 4,47% dibanding bulan yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 6,25%, sementara ekspor hasil pertanian naik 9,99%," katanya.
Sementara itu, BPS berharap pemerintah terus menggenjot ekspor di tahun 2019. Hal itu harus menjadi tanyangan agar total neraca perdagangan di tahun 2019 bisa mengalami surplus yang pernah terjadi di tahun 2016. "Saya berharap ini tantangan yang perlu dilakukan oleh pemerintah agar kita surplus, jadi harus kita genjot ekpsornya," paparnya.
(akr)