Neraca Perdagangan Surplus Lagi, Ekspor Bisa Pulih Lebih Awal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis neraca perdagangan Indonesia pada November 2020 yang mengalami surplus USD2,62 miliar. Capaian ini memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan Indonesia selama tujuh bulan berturut-turut tahun ini.
Angka ini lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar USD13,61 miliar. Namun, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2020 sebesar USD15,28 miliar, naik 6,3% dibandingkan bulan sebelumnya maupun tahun sebelumnya.
(Baca Juga: Neraca Dagang RI November 2020 Perpanjang Rentetan Surplus Tahun Ini)
Menanggapi capaian tersebut, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, surplus neraca perdagangan disebabkan oleh tumbuhnya ekspor seiring mulai pulihnya ekonomi negara-negara tujuan dan naiknya harga sejumlah komoditas eskpor. Sementara, impor masih tertahan oleh pandemi.
"Ekspor bisa lebih awal bangkit karena beberapa negara tujuan ekspor sudah mulai pulih perekonomiannya seperti China. Di sisi lain juga terjadi kenaikan harga komoditas ekspor Indonesia, khususnya batu bara nikel dan CPO," ujarnya, di Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Kendati demikian, dia menyebutkan, dampak positif akan semakin besar apabila tren surplus neraca perdagangan dan juga surplus transaksi berjalan bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
(Baca Juga: Ngedur 8 Bulan Surplus, Neraca Dagang Oktober Cetak Rekor)
Menurut Piter, surplus neraca perdagangan yang cukup besar tahun ini mendorong perbaikan transaksi berjalan yang selama ini menjadi titik lemah fundamental ekonomi Indonesia.
"Dengan current account yang Lebih sehat maka rupiah akan lebih stabil. Hal ini lebih lanjut akan mengurangi risiko investasi di indonesia. Aliran modal ke Indonesia bisa diharapkan lebih besar masuk," tandasnya.
Angka ini lebih rendah dibandingkan surplus bulan sebelumnya sebesar USD13,61 miliar. Namun, BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada November 2020 sebesar USD15,28 miliar, naik 6,3% dibandingkan bulan sebelumnya maupun tahun sebelumnya.
(Baca Juga: Neraca Dagang RI November 2020 Perpanjang Rentetan Surplus Tahun Ini)
Menanggapi capaian tersebut, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, surplus neraca perdagangan disebabkan oleh tumbuhnya ekspor seiring mulai pulihnya ekonomi negara-negara tujuan dan naiknya harga sejumlah komoditas eskpor. Sementara, impor masih tertahan oleh pandemi.
"Ekspor bisa lebih awal bangkit karena beberapa negara tujuan ekspor sudah mulai pulih perekonomiannya seperti China. Di sisi lain juga terjadi kenaikan harga komoditas ekspor Indonesia, khususnya batu bara nikel dan CPO," ujarnya, di Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Kendati demikian, dia menyebutkan, dampak positif akan semakin besar apabila tren surplus neraca perdagangan dan juga surplus transaksi berjalan bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
(Baca Juga: Ngedur 8 Bulan Surplus, Neraca Dagang Oktober Cetak Rekor)
Menurut Piter, surplus neraca perdagangan yang cukup besar tahun ini mendorong perbaikan transaksi berjalan yang selama ini menjadi titik lemah fundamental ekonomi Indonesia.
"Dengan current account yang Lebih sehat maka rupiah akan lebih stabil. Hal ini lebih lanjut akan mengurangi risiko investasi di indonesia. Aliran modal ke Indonesia bisa diharapkan lebih besar masuk," tandasnya.
(fai)