Sri Mulyani Semringah Lihat Capaian Rupiah di Akhir Januari 2019
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat kondisi rupiah di luar ekspetasi dari Anggara Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam hal ini, rupiah tercatat ke level Rp14.911/USD sampai akhir Januari.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, rupiah yang menguat ini dikarenakan kondisi dalam negeri. "Rupiah ini yang di luar target yang kita tetapkan jadi Rp15.000/USD, tapi mengalami penguatan realisasi di Januari sebesar Rp14.911/USD," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Sambung dia menerangkan, penguatan rupiah terus berlanjut akhir-akhir ini dan hingga per 13 Februari 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tercatat pada level Rp14.027 per dolar Amerika Serikat.
"Sehingga, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 2,68% dibandingkan awal tahun 2019. Faktor utama yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah keputusan Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga acuan AS di level 2,25%-2,50 %," jelasnya
Meskipun mengalami penguatan, Pemerintah terus mewaspadai beberapa risiko- risiko global yang dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, di antaranya kelanjutan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok. Ditambah serta perkembangan lebih lanjut terkait dengan negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.
"Pemerintah tetap berupaya mengantisipasi risiko-risiko yang ada dan tetap mempertahankan stabilitas ekonomi nasional guna menopang kondisi perekonomian nasional di tahun 2019," paparnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, rupiah yang menguat ini dikarenakan kondisi dalam negeri. "Rupiah ini yang di luar target yang kita tetapkan jadi Rp15.000/USD, tapi mengalami penguatan realisasi di Januari sebesar Rp14.911/USD," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Sambung dia menerangkan, penguatan rupiah terus berlanjut akhir-akhir ini dan hingga per 13 Februari 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tercatat pada level Rp14.027 per dolar Amerika Serikat.
"Sehingga, Rupiah mengalami apresiasi sebesar 2,68% dibandingkan awal tahun 2019. Faktor utama yang mempengaruhi penguatan rupiah adalah keputusan Federal Reserve yang tetap mempertahankan suku bunga acuan AS di level 2,25%-2,50 %," jelasnya
Meskipun mengalami penguatan, Pemerintah terus mewaspadai beberapa risiko- risiko global yang dapat memberikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah, di antaranya kelanjutan perundingan dagang antara AS dan Tiongkok. Ditambah serta perkembangan lebih lanjut terkait dengan negosiasi Brexit alias keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa.
"Pemerintah tetap berupaya mengantisipasi risiko-risiko yang ada dan tetap mempertahankan stabilitas ekonomi nasional guna menopang kondisi perekonomian nasional di tahun 2019," paparnya.
(akr)