Mentan Amran Lepas Ekspor 933 Ton Manggis di Sukabumi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor manggis dari Sukabumi, Jawa Barat, dengan tujuan China. Total manggis yang diekspor sebanyak 933 ton ke dengan nilainya mencapai Rp2,76 miliar.
Amran memaparkan, Indonesia merupakan negara eksportir manggis, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, China, Kenya, dan Thailand. Sekitar 25% produksi manggis diekspor ke beberapa negara seperti ke China, Hong Kong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, Belanda dan lainnya.
Melansir data BPS, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, melonjak 324% dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton. Sedangkan nilai ekspor 2018 tersebut mencapai Rp474 miliar naik 778% dibandingkan 2017 Rp54 miliar.
"Ini merupakan peningkatan yang sangat besar. Karena kami membuat akses langsung pasar dari Indonesia ke China, Hong Kong dan berbagai negara tujuan lainnya. Dulu transit dulu ke Malaysia, baru ke negara tujuan eksopor. Itu poin pentingnya," kata Amran dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019). Hal tu, lanjut dia, berarti kesejahteraan petani meningkat karena adanya nilai tambah yang dinikmati petani.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, dalam tahun 2018, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan layanan sertifikasi untuk ekspor buah manggis sebanyak 16.271 ton atau senilai Rp448,127 miliar. Dari jumlah tersebut ekspor manggis yang berasal dari kabupaten Sukabumi mencapai 2.211 ton atau senilai Rp66,327 miliar.
"Kontribusi kabupaten Sukabumi terhadap total ekspor manggis selama tahun 2018 kurang lebih 13,59% dari total ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok," kata Ali.
Pelepasan ekspor manggis tersebut dilakukan berbarengan acara Apresiasi Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap kinerja ketahanan pangan di Kabupaten Sukabumi dalam rangka mendukung program Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045. Acara ini dihadiri Anggota DPR Dewi Asmara, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil dan lebih dari 10.000 petani dan santri tani milenial.
Pada acara ini, Menteri Amran menyalurkan bantuan kepada petani dan santri milenial berupa bantuan domba untuk 40 kelompok ternak masing-masing 25 ekor. Kemudian 4.00 ekor bibit ayam berikut pakan 8 ton, obat-obatan dan vitamin untuk Kelompok Usaha Bersama santri milenial Pondok Pesantren Nurul Huda.
Selanjutnya bibit ayam 567.950 ekor untuk 11.359 rumah tangga miskin (RTM), bantuan berupa mangga, durian dan manggis 500 pohon, aneka benih sayuran dan 150 unit pengemasan untuk pengembangan kawasan fasilitasi pasca panen dan pengolahan, kemudian bantuan benih pala dan kelapa. Bantuan pun berupa traktor roda 2, cultivator dan pompa air,
Dalam acara ini, anggota DPR Dewi Asmara mengakui keberhasilan pembangunan sektor pertanian di pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya dari capaian produksi dan ekspor, kinerja pertanian semakin membaik. "Kinerja pertanian di Sukabumi pun semakin lama semakin baik. Ini yang harus kita syukuri," ujarnya.
Amran memaparkan, Indonesia merupakan negara eksportir manggis, dengan peringkat ke-5 dunia sebagai negara produsen manggis, setelah India, China, Kenya, dan Thailand. Sekitar 25% produksi manggis diekspor ke beberapa negara seperti ke China, Hong Kong, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Kuwait, Oman, Qatar, Amerika, Australia, Prancis, Belanda dan lainnya.
Melansir data BPS, volume ekspor manggis pada 2018 sebesar 38.830 ton, melonjak 324% dibandingkan 2017 yang hanya 9.167 ton. Sedangkan nilai ekspor 2018 tersebut mencapai Rp474 miliar naik 778% dibandingkan 2017 Rp54 miliar.
"Ini merupakan peningkatan yang sangat besar. Karena kami membuat akses langsung pasar dari Indonesia ke China, Hong Kong dan berbagai negara tujuan lainnya. Dulu transit dulu ke Malaysia, baru ke negara tujuan eksopor. Itu poin pentingnya," kata Amran dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019). Hal tu, lanjut dia, berarti kesejahteraan petani meningkat karena adanya nilai tambah yang dinikmati petani.
Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan, dalam tahun 2018, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok memberikan layanan sertifikasi untuk ekspor buah manggis sebanyak 16.271 ton atau senilai Rp448,127 miliar. Dari jumlah tersebut ekspor manggis yang berasal dari kabupaten Sukabumi mencapai 2.211 ton atau senilai Rp66,327 miliar.
"Kontribusi kabupaten Sukabumi terhadap total ekspor manggis selama tahun 2018 kurang lebih 13,59% dari total ekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok," kata Ali.
Pelepasan ekspor manggis tersebut dilakukan berbarengan acara Apresiasi Kementerian Pertanian (Kementan) terhadap kinerja ketahanan pangan di Kabupaten Sukabumi dalam rangka mendukung program Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045. Acara ini dihadiri Anggota DPR Dewi Asmara, Bupati Sukabumi Marwan Hamami, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil dan lebih dari 10.000 petani dan santri tani milenial.
Pada acara ini, Menteri Amran menyalurkan bantuan kepada petani dan santri milenial berupa bantuan domba untuk 40 kelompok ternak masing-masing 25 ekor. Kemudian 4.00 ekor bibit ayam berikut pakan 8 ton, obat-obatan dan vitamin untuk Kelompok Usaha Bersama santri milenial Pondok Pesantren Nurul Huda.
Selanjutnya bibit ayam 567.950 ekor untuk 11.359 rumah tangga miskin (RTM), bantuan berupa mangga, durian dan manggis 500 pohon, aneka benih sayuran dan 150 unit pengemasan untuk pengembangan kawasan fasilitasi pasca panen dan pengolahan, kemudian bantuan benih pala dan kelapa. Bantuan pun berupa traktor roda 2, cultivator dan pompa air,
Dalam acara ini, anggota DPR Dewi Asmara mengakui keberhasilan pembangunan sektor pertanian di pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya dari capaian produksi dan ekspor, kinerja pertanian semakin membaik. "Kinerja pertanian di Sukabumi pun semakin lama semakin baik. Ini yang harus kita syukuri," ujarnya.
(fjo)