Pembangunan Infrastruktur Dukung Perkembangan Industri Properti

Rabu, 27 Februari 2019 - 16:01 WIB
Pembangunan Infrastruktur...
Pembangunan Infrastruktur Dukung Perkembangan Industri Properti
A A A
JAKARTA - Pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat menjadi fokus utama pemerintah selama empat tahun terakhir ini yang diwujudkan dengan memberikan porsi anggaran yang cukup besar di dalam APBN. Pada tahun 2019, pemerintah menganggarkan dana APBN untuk infrastruktur sebesar Rp415 triliun, naik 1,04% dari anggaran infrastruktur tahun sebelumnya.

Anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk pembangunan jalan sepanjang 1.835 kilometer maupun jembatan sepanjang 37.177 meter. Pemerintah juga melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dengan panjang 299 km dan pembangunan jalan tol baru sejumlah 16 proyek pada 2019 dan 12 proyek pada 2018. Kemudian jalur kereta api sepanjang 394,8 km dan menyelesaikan bandara baru di empat lokasi.

Tak hanya untuk sektor transportasi, anggaran infrastruktur juga dialokasikan untuk untuk sektor perumahan. Pemerintah membangun perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan KPR Sejahtera/FLPP mencapai 68.900 unit rumah pada 2019, naik 37% dari periode 2018 sebesar 50.000 unit. Selain itu juga untuk pembangunan rumah susun sebanyak 6.873 unit pada 2019.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, pembangunan infrastruktur khususnya di bidang transportasi sangat menunjang berkembangnya industri properti di Indonesia.

"Seiring makin majunya sarana transportasi di kota-kota besar di Indonesia, orang semakin menyadari praktisnya beraktivitas menggunakan transportasi umum, terutama aktivitas reguler seperti ke kantor," ujarnya di Jakarta Rabu (27/8/2019).

Di Jabodetabek, misalnya, mereka yang rumah dan kantornya dekat stasiun commuter line memilih transportasi umum, meskipun mereka punya mobil sendiri. Selain praktis, menggunakan transportasi umum juga relatif lebih hemat.

Kecenderungan ini juga ditunjukkan oleh Rumah.com Property Affordability Sentiment Index yang surveinya diambil pada paruh pertama 2018 yang memperlihatkan bahwa 61% dari 1.000 responden menganggap jarak hunian terhadap sarana transportasi umum seperti halte atau stasiun sebagai faktor yang sangat penting sebelum memutuskan membeli hunian. Survei ini dilakukan terhadap responden yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia.

"Pembangunan infrastruktur juga menjadi stimulus pertumbuhan suplai hunian karena wilayah-wilayah yang tadinya dianggap antah-berantah, menjadi terasa lebih mudah dijangkau," kata Marine.

Sebagai contoh, Kecamatan Serpong di wilayah Tangerang Selatan kini tumbuh menjadi salah satu kawasan hunian favorit. Sekarang, Bekasi yang dulu dijauhi kini makin diminati setelah pembangunan Light Rail Transit (LRT) dan ruas tol baru.

Sejumlah pengembang pun tak ragu memasarkan propertinya dengan menjual kedekatan terhadap transportasi umum. Citra Maja Raya, misalnya, kawasan hunian seluas 2.000 hektare ini dibangun berbasis Transit Oriented Development (TOD) dengan Stasiun Maja sebagai simpul transportasi (hub).

Konsep TOD bertujuan mengintegrasikan dan mendekatkan transportasi massal dengan kawasan hunian sehingga memungkinkan mobilitas yang tidak tergantung pada kendaraan pribadi dan terbebas dari kemacetan.

Contoh lainnya adalah Kawasan Jakarta Timur, di mana Rumah.com Property Index mencatat kenaikan indeks harga properti sebesar 48% sejak awal tahun 2015 atau sejak dimulainya pembangunan LRT hingga akhir tahun 2018. Kenaikan ini hampir dua kali lipat kenaikan indeks harga properti DKI Jakarta secara keseluruhan, yang mencapai 27%.

Demikian juga di Kawasan Bekasi yang diprediksi menjadi pintu masuk bagi kaum suburban menuju Jakarta, pembangunan infrastruktur juga terus berjalan. Mulai dari sarana transportasi massal seperti LRT, Tol Becakayu, hingga elevated Tol Jakarta-Cikampek.

Marine menjelaskan, kenaikan harga properti di Kawasan Bekasi sejak 2015 hingga kuartal terakhir 2018 tercatat sebesar 27%. Kenaikan ini ini menyamai kenaikan harga properti di DKI Jakarta secara keseluruhan.

"Ini menunjukkan bahwa kawasan-kawasan yang terdapat pembangunan infrastruktur mengalami akselerasi kenaikan harga yang menyamai wilayah Ibu Kota," tegasnya.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0953 seconds (0.1#10.140)