Kajian Proyeksi 10 Komoditas Ekspor Unggulan Disambut Sri Mulyani

Rabu, 27 Februari 2019 - 18:45 WIB
Kajian Proyeksi 10 Komoditas...
Kajian Proyeksi 10 Komoditas Ekspor Unggulan Disambut Sri Mulyani
A A A
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank bersama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan University Network for Indonesia Export Development (UNIED) atau Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pengembangan Ekspor lndonesia menyelenggarakan Peresmian National Export Dashboard (NED) dan Sarasehan Komoditas Ekspor Unggulan pada tanggal 27 Februari 2018 di Jakarta.

NED merupakan pusat informasi web-based yang menyediakan antara lain Industry R ports am Forecasts, Trade Data and Analysis, Market Info, Country Info, Trade Balance, Country Risk, Expor Commodity, Country Economic Forecasts, serta Trending Issues. Sarasehan komoditas unggulan adalah pemaparan hasil kajian dari Indonesia Eximbank Institute dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengenai proyeksi ekspor berdasarkan industri untuk 10 komoditas ekspor unggulan.

Ditambah serta analisa rantai pasok 5 komoditas unggulan ekspor yaitu Palm Oil/Minyak Sawit yang disusun oleh niversitas Sumatera Utara, Kavu Olahan (Universitas Diponegoro), Pulp dan Kertas (Universitas Airlangga), Tekstil dan Produk Tekstil (Universitas Sebelas Maret), dan Perikanan Tuna (Universitas Hasanuddin).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyambut baik dan positif atas peresmian NED dan penerbitan edisi pertama buku kajian proyeksi ekspor berdasarkan industri yang mengulas mengenai performa dan proyeksi 10 komoditas unggulan ekspor Indonesia.

"LPEI merupakan Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan RI yang memegang mandat untuk mendorong peningkatan ekspor melalui penyediaan Pembiayaan, Penjaminan, Asuransi dan Jasa Konsultasi. Sehingga penting bagi LPEI untuk memahami kinerja ekspor suatu sektor," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Sambung dia menembahkan, Direktorat Jenderal Bea Cukai merupakan institusi penting negara ini berperan agar pelaku usaha merasa menjadi legal itu mudah, mendukung perindustrian agar makin kuat, meningkatkan ekspor, dan menjaga impor, meningkatkan fasilitasi dan policy.

Sedangkan akademisi berperan menyumbangkan pemikiran-pemikiran segar untuk kemajuan pengembangan ekspor nasional yang mampu menggali potensi ekspor. "Sehingga kolaborasi LPEI, DJBC, dan UNIED menunjukkan sinergi Kementerian yang baik antara Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan akademisi," katanya

Capaian LPEI selama ini juga didukung oleh Kementerian dan Lembaga, yaitu Kementerian ordinator Bidang Perekonomian RI (Kemenko), Kementerian Perdagangan RI (Kemendag), K menterian Perindustrian RI (Kemenperin), Kementerian Perenanaan Pembangunan RI (BAPPENAS), Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu), Kementerian Kelautan dan Perikanan RI (KKP), Kementerian Pertanian RI (Kementan), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang selama ini sudah terjalin dengan baik dalam rangka peningkatan ekspor.

Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Ibu Sinthya Roesly menyampaikan, secara data LPEI memiliki kepentingan untuk dapat mengetahui performa ekspor ke depan di setiap sektor terutama di tengah kinerja ekspor yang tidak ringan dan tantangan Internal LPEI yang semakin tidak mudah.

"Kajian ini berbasis sumber data yang sebagian besar tersedia di dalam NED. Selanjutnya, hasil kajian dari LPEI dan UNIED diharapkan tidak hanya dimanfaatkan oleh internal LPEI, tetapi juga untuk |intas Kementerian dan Lembaga, asosiasi dan pelaku usaha serta akademisi dan mahasiswa, sehingga dapat menjadi salah satu referensi untuk perumusan kebijakan Pemerintah dan pengambilan keputusan bisnis. Market intelligence dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga menjadi nilai Iebih," jelasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0659 seconds (0.1#10.140)