Resmikan Gudang Kedelai Banjar Kemantren, Bulog Siap Serap Kedelai Lokal
A
A
A
SURABAYA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso hari ini meresmikan Gudang Kedelai milik Perum Bulog di Komplek Pergudangan Banjar Kemantren Subdivre Surabaya Utara, Divre Jawa Timur.
Infrakstruktur pascapanen dengan kapasitas 3.500 ton ini siap digunakan untuk menyimpan kedelai hasil pertanian produsen kedelai di Jawa Timur seperti dari Banyuwangi, Sampang, dan Lamongan. Gudang yang merupakan realisasi dari program Penyertaan Modal Negara (PMN) mulai dibangun pada akhir tahun 2017 lalu.
"Gudang kedelai ini merupakan bentuk bukti kesiapan Perum Bulog dalam menerima penugasan pemerintah terutama untuk komoditas kedelai. Selain tempat penyimpanan, gudang ini juga telah dilengkapi dengan alat-alat pendukung seperti alat pengatur kelembapan udara dan alat kemas," jelas Budi Waseso dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3/2019).
Gudang Kedelai ini merupakan realisasi dari amanah UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Perpres Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen serta produsen, Perum Bulog harus dilengkapi dengan ketersediaan maupun pengembangan infrastruktur pascapanen terutama untuk komoditas pajale (padi, jagung dan kedelai).
"Indonesia ini merupakan konsumen kedelai terbesar di dunia, masyarakatnya banyak yang mengonsumsi tahu, tempe, kecap. Karena itu kami siap jika sewaktu-waktu pemerintah memberikan tugas," tegas Budi.
Gudang dengan panjang 54 meter dan lebar 30 meter ini merupakan salah satu infrastruktur pascapanen yang dibangun di wilayah Jawa Timur. Selain ini, Perum Bulog juga masih menyiapkan beberapa faslitas lain seperti Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Rice to Rice ( RTR) di lokasi-lokasi sentra komoditas beras, juga Corn Drying Center (CDC) di lokasi-lokasi sentra produksi dan konsumsi komoditas jagung.
Infrakstruktur pascapanen dengan kapasitas 3.500 ton ini siap digunakan untuk menyimpan kedelai hasil pertanian produsen kedelai di Jawa Timur seperti dari Banyuwangi, Sampang, dan Lamongan. Gudang yang merupakan realisasi dari program Penyertaan Modal Negara (PMN) mulai dibangun pada akhir tahun 2017 lalu.
"Gudang kedelai ini merupakan bentuk bukti kesiapan Perum Bulog dalam menerima penugasan pemerintah terutama untuk komoditas kedelai. Selain tempat penyimpanan, gudang ini juga telah dilengkapi dengan alat-alat pendukung seperti alat pengatur kelembapan udara dan alat kemas," jelas Budi Waseso dalam keterangan tertulis, Rabu (6/3/2019).
Gudang Kedelai ini merupakan realisasi dari amanah UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Perpres Nomor 48 Tahun 2016 tentang Penugasan kepada Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan pada tingkat konsumen serta produsen, Perum Bulog harus dilengkapi dengan ketersediaan maupun pengembangan infrastruktur pascapanen terutama untuk komoditas pajale (padi, jagung dan kedelai).
"Indonesia ini merupakan konsumen kedelai terbesar di dunia, masyarakatnya banyak yang mengonsumsi tahu, tempe, kecap. Karena itu kami siap jika sewaktu-waktu pemerintah memberikan tugas," tegas Budi.
Gudang dengan panjang 54 meter dan lebar 30 meter ini merupakan salah satu infrastruktur pascapanen yang dibangun di wilayah Jawa Timur. Selain ini, Perum Bulog juga masih menyiapkan beberapa faslitas lain seperti Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Rice to Rice ( RTR) di lokasi-lokasi sentra komoditas beras, juga Corn Drying Center (CDC) di lokasi-lokasi sentra produksi dan konsumsi komoditas jagung.
(fjo)