Bulog Gelontorkan 800.000 Ton Kedelai dengan Harga Rendah

Selasa, 19 April 2022 - 09:36 WIB
loading...
Bulog Gelontorkan 800.000 Ton Kedelai dengan Harga Rendah
Perum Bulog menyalurkan kedelai dengan harga lebih rendah dari harga pasar. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menyikapi tingginya harga bahan baku tahu tempe yakni kedelai, kemarin (18/4) Perum Bulog mengadakan dan menyalurkan bahan baku tersebut dengan harga lebih rendah dari harga pasar kepada Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) di Jawa Barat melalui salah satu gudang supplier kedelai milik FKS Multi Agro di Bekasi.

Pada penyaluran perdana ini Perum Bulog memberangkatkan delapan truk mengangkut 100 ton kedelai yang akan disalurkan ke pengrajin melalui Primkopti Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

"Sasaran dari program ini adalah pengrajin tahu tempe yang tergabung dalam koperasi tahu tempe yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UMKM dan program ini akan dilaksanakan di seluruh Indonesia," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dikutip Selasa (19/4/2022).



Budi Waseso mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai akan berdampak pada salah satu pangan sumber protein yang murah dan dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Untuk itu, Pemerintah telah menugaskan Perum Bulog menyediakan pasokan kedelai pada harga yang lebih rendah dari harga pasar yaitu selisih Rp1.000 per kg bagi pengrajin tempe tahu yang tergabung dalam Kopti.

Rencananya, Perum Bulog akan melaksanakan program ini selama 4 bulan mulai April hingga Juli 2022. Sementara, untuk jumlah maksimal sebesar 200.000 ton per bulan. Atau, secara total berarti 800.000 ton selama empat bulan.

Penyaluran kedelai oleh Perum Bulog dilaksanakan bertahap dengan setiap tahapan pada periode dua mingguan. Pada tahap I, dimulai pada 18 April 2022 hingga 29 April 2022 akan disalurkan sebanyak 23.173.650 kg yang akan disalurkan di 13 Provinsi dari pagu sebulan 50.536.51 kg.

Sebanyak 13 Provinsi tersebut adalah Aceh, Lampung, Bengkulu, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Yogyakarta, Bali, Kaltim, NTB, dan Sulsel.

"Sumber kedelai yang akan digunakan dalam program ini adalah kedelai ex impor yang saat ini sudah tersedia di gudang-gudang importir maupun kedelai lokal hasil produksi petani dalam negeri. Selanjutnya jumlah provinsi dan pagu alokasi per tahap akan bertambah setiap dua minggu dengan perluasan provinsi sasaran, penambahan jumlah KOPTI Sasaran dan pengrajin anggotanya," tambah Budi Waseso.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3082 seconds (0.1#10.140)