Ada Praktik Kartel di Perdagangan Kedelai, Buwas: Bulog Diancam

Kamis, 02 Februari 2023 - 16:33 WIB
loading...
Ada Praktik Kartel di Perdagangan Kedelai, Buwas: Bulog Diancam
Dirut Bulog, Budi Waseso atau yang biasa disapa Buwas cerita soal ancaman hingga, adanya praktik kartel dalam jual beli komoditas kedelai. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau yang biasa disapa Buwas mengungkapkan, ada praktik kartel dalamjual beli komoditas kedelai. Bahkan Ia mengaku menerima ancaman bila mendatangkan lebih dari 500.000 ton kedelai dari negara mitra.



Menurutnya, 500.000 ton kedelai itu bisa didatangkan secara bertahap. Di mana setiap bulannya akan ada 50.000 ton hingga 100.000 ton kedelai yang disuplai ke Indonesia.

Namun Buwas enggan membocorkan nama negara mitra yang dimaksud. Dia beralasan Bulog akan dipersulit, bila nama negara diketahui pesaing.

"Saya tidak mau sebut nama negaranya, kalau saya sebutin negaranya dikunci lagi, nanti dipersulit lagi karena ini sudah melakukan kartel gitu lho, jadi gak mudah, saya bilang," ungkap Dirut Bulog, Buwas saat konferensi pers, Jakarta, Kamis (2/2/2/2023).



Perdagangan kedelai, lanjut Buwas, ada pihak yang berkuasa lantaran nilai investasinya jumbo. Kekuasaan mengendalikan pasar, inilah yang dipertahankan pihak tertentu.

"Jadi yang sudah menguasai satu jenis barang di sini dia pasti bertahan, apalagi dia sudah main investasi di sini, pasti. Begitu saya mau datangkan pasti ada ancaman, betul nggak kira-kira?," kata dia.

Meski mengaku bisa mendatangkan ratusan ribu ton kedelai impor , hingga kini Bulog tak kunjung merealisasikan kerja sama itu. Buwas mengaku, semua itu lantaran terkendala izin dan prosedur karantina.

Buwas menjelaskan, setiap penugasan yang dijalankan perusahaan harus memiliki legalitas. Baik mendatangan hingga mendistribusikan kepada perajin tahu dan tempe.

"Izin impornya belum, tapi penugasannya sudah. Tapi penugasan itukan harus ada proses, legalitasnya kan sampai kita mendapatkan secara legalitas tadi, mendatangkan, membeli, sebenarnya sudah kita telusuri semua," tuturnya.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0109 seconds (0.1#10.140)