Strategi Peningkatan Ekspor Disiapkan Memasuki Era Industri 4.0
A
A
A
JAKARTA - Strategi peningkatan ekspor Indonesia pada era industri 4.0 disiapkan ketika perekonomian dunia masih penuh ketidakpastian, serta seiring meningkatnya tensi perdagangan antarnegara dan perkembangan tekonologi. Langkah yang paling nyata adalah dengan mempererat kerja sama dengan mitra-mitra dagang utama.
"Strategi yang telah disiapkan Kemendag adalah dengan fokus terhadap produk industri olahan yang bernilai tambah tinggi, mengelola tata niaga impor dengan lebih baik, meninjau perjanjian perdagangan yang ada, menyelenggarakan forum bisnis dan penjajakan bisnis di negara mitra, mengembangkan bidang niaga-el dan ekonomi kreatif, serta memperbaiki kualitas peraturan perdagangan," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di Jakarta, Kamis (7/3/2019).
Terkait kerja sama antar mitra dagang misalnya dengan Korea, Indonesia mengaktivasi kembali Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement pada 19 Februari 2019. Lalu, Indonesia juga baru saja menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada 4 Maret 2019. IA-CEPA adalah perjanjian perdagangan yang terdiri dari perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, dan kerja sama ekonomi.
Selain menjalin kerja sama perdagangan, Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam pameran dagang internasional seperti World Expo di Dubai dan Shanghai. Di dalam negeri, Indonesia setiap tahunnya juga rutin mengadakan Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI ke-33 yang diselenggarakan tahun lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil menarik lebih dari 30 ribu pengunjung dengan nilai transaksi sebesar USD 8,5 miliar.
Mendag menyampaikan, ekspor dan investasi adalah dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Perkembangan investasi Indonesia kini telah mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.
“Daftar negatif investasi yang terakhir diterbitkan pada tahun 2016 telah membuka kesempatan investasi yang lebih besar. Dalam hal kemudahan berusaha, peringkat indeks kemudahan berusaha di Indonesia telah naik ke peringkat 72 pada tahun 2018, dan ditargetkan naik ke peringkat 40 di tahun 2019,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia secara perlahan tapi pasti sedang mengukir reputasi sebagai sebuah ekonomi yang layak diperhitungkan dalam kancah ekonomi global. Perekonomian Indonesia tumbuh rata-rata 5,2% dalam hampir tiga dekade ini. Dengan didukung stabilitas makro ekonomi dan dukungan pemerintahan yang solid, Indonesia kini menempati peringkat ke-16 sebagai ekonomi terbesar di dunia, dan peringkat ke-4 sebagai tempat tujuan investasi terfavorit di dunia.
"Strategi yang telah disiapkan Kemendag adalah dengan fokus terhadap produk industri olahan yang bernilai tambah tinggi, mengelola tata niaga impor dengan lebih baik, meninjau perjanjian perdagangan yang ada, menyelenggarakan forum bisnis dan penjajakan bisnis di negara mitra, mengembangkan bidang niaga-el dan ekonomi kreatif, serta memperbaiki kualitas peraturan perdagangan," ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita di Jakarta, Kamis (7/3/2019).
Terkait kerja sama antar mitra dagang misalnya dengan Korea, Indonesia mengaktivasi kembali Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement pada 19 Februari 2019. Lalu, Indonesia juga baru saja menandatangani Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada 4 Maret 2019. IA-CEPA adalah perjanjian perdagangan yang terdiri dari perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, dan kerja sama ekonomi.
Selain menjalin kerja sama perdagangan, Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam pameran dagang internasional seperti World Expo di Dubai dan Shanghai. Di dalam negeri, Indonesia setiap tahunnya juga rutin mengadakan Trade Expo Indonesia (TEI). Pada TEI ke-33 yang diselenggarakan tahun lalu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil menarik lebih dari 30 ribu pengunjung dengan nilai transaksi sebesar USD 8,5 miliar.
Mendag menyampaikan, ekspor dan investasi adalah dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Perkembangan investasi Indonesia kini telah mengalami kemajuan dalam beberapa tahun terakhir.
“Daftar negatif investasi yang terakhir diterbitkan pada tahun 2016 telah membuka kesempatan investasi yang lebih besar. Dalam hal kemudahan berusaha, peringkat indeks kemudahan berusaha di Indonesia telah naik ke peringkat 72 pada tahun 2018, dan ditargetkan naik ke peringkat 40 di tahun 2019,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia secara perlahan tapi pasti sedang mengukir reputasi sebagai sebuah ekonomi yang layak diperhitungkan dalam kancah ekonomi global. Perekonomian Indonesia tumbuh rata-rata 5,2% dalam hampir tiga dekade ini. Dengan didukung stabilitas makro ekonomi dan dukungan pemerintahan yang solid, Indonesia kini menempati peringkat ke-16 sebagai ekonomi terbesar di dunia, dan peringkat ke-4 sebagai tempat tujuan investasi terfavorit di dunia.
(akr)