Kementan Beri Bantuan Alsintan Senilai Rp677 Juta ke Petani Karawang
A
A
A
KARAWANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani Karawang. Penyerahan dilakukan di acara Kunjungan Kerja Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Rizal Djalil di Desa Pamekaran, Kecamatan Banyu Sari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Penyerahan alsintan senilai Rp677.915.000 ini diserahkan secara simbolis kepada sejumlah kelompok tani. Adapun Alsintan yang diberikan berupa Traktor Roda Dua 10 unit, Cultivator 5 unit, Pompa Air 4 inch 10 unit, dan Power Thresher Multiguna 5 unit.
“Kepada kelompok tani yang mendapatkan bantuan ini, kami harap agar dapat dipergunakan semestinya. Alat pertanian ini harus dijaga dengan baik serta dirawat selepas pemakaian. Mudah-mudahan dengan alat ini hasil yang diperoleh petani bisa lebih meningkat lagi,” ujar Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy, Selasa (12/3/2019).
Tercatat, penerima alsintan traktor roda dua yakni Poktan Tani Mukti 2 Desa Gembongan, Kecamatan Banyusari, Poktan Sukamaju, Desa Mekarasih, Kecamatan Banyusari dan Poktan Saluyu 1, Desa Kutaraharja, Kecamatan Banyusari. Alsintan cultivator diterima Poktan Subur, Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes dan Poktan Alam Jaya, Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari.
Sementara, bantuan pompa air diberikan kepada Poktan Harapan 3, Desa Sumur Gede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Poktan Sri Mukti 2, Desa Cicinde Selatan, Kecamatan Banyusari dan Poktan Sahabat, Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari. Bantuan power thresher diterima Poktan Subur Makmur, Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari dan bantuan power thresher multiguna diterima Poktan Bina Sri Lestari, Desa Ciptasari, Kecamatan Pangkalan.
"Kami siap membantu tidak hanya tanaman pangan, tetapi bila di Karawang mengembangkan perkebunan, hortikuotura atau peternakan kami juga siap membantu," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengapresiasi Karawang yang konsisten mempertahankan lahan pertaniannya, bahkan terus berusaha menambah luasannya. Seperti diketahui, Karawang termasuk daerah yang diincar sektor industri, yang berpotensi mengancam lahan pertanian teralih fungsi.
"Tadi ibu bupati menyampaikan komitmennya akan mempertahankan lahan pertaniannya agar tidak dialih fungsi. Itu sangat kami apresiasi, sebab produksi beras dari Karawang adalah salah satu penompang kebutuhan nasional," kata Sarwo Edhy.
Sarwo menambahkan, bila ada jaringan irigasi di Karawang yang rusak, juga bisa mengajukan bantuan ke Kementan. Begitu juga dengan asuransi pertanian, Kementan juga siap memberikan subsidi.
"Di Kementan ada bantuan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Apabila Karawang membutuhkan RJIT atau pembangunan embun untuk mengairi persawahan, silakan ajukan ke kami," tutur Sarwo Edhy.
Sarwo menyebutkan, Kabupaten Karawang salah satu yang paling tinggi kepeduliannya terhadap asuransi pertanian. Tercatat, pada 2018, dari PAGU Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) 29 ribu hektar, terealisasi 24,7 ribu hektar. Sementara klaim yang terjadi seluas 385 hektar.
"Pemerintah memberi subsidi Rp144.000 dan petani hanya dibebani Rp36.000 per ha. Sejauh ini, respon petani Karawang terhadap program asuransi pertanian cukup baik," pungkas Sarwo Edhy.
Anggota IV BPK, Rizal Djalil, mengatakan kontribusi Karawang terhadap ketahanan beras sangat penting. Pasokan beras Karawang selama ini yang membuat kondisi politik pangan kondusif. Saat ini, pasokan beras dari Karawang sebesar 800 ribu ton.
"Karawang harus mempertahankan lahan pertaniannya. Karena pasokan beras dari Karawang sangat penting. Semoga dengan bantuan Alsintan dari Kementan membuat surplus produksi padinya makin meningkat," ujar Rizal Djalil.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, mengungkapkan apresiasinya atas bantuan yang diberikan Kementan. Dikatakannya, Pemerintah Pusat sudah banyak sekali membantu pertanian Karawang. Sebab, Karawang merupakan salah satu daerah lumbung padi.
Pemkab Karawang sudah menyalurkan 93 unit bantuan alsintan dari Kementerian Pertanian kepada puluhan kelompok tani di Karawang. Bantuan prapanen dan pascapanen tersebut bertujuan membantu meningkatkan produktivitas pertanian di Karawang. "Bantuan alsintan dari pemerintah pusat menandakan sebuah perhatian khusus dari Kementerian Pertanian kepada Karawang," ujarnya.
Cellica meminta kelompok tani yang menerima bantuan, menjaga, mengoptimalkan, dan mengelola bantuan tersebut dengan hati dan tekad untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. "Kami meminta komitmen untuk menjaga dan mengoptimalkan bantuan tersebut sehingga berkorelasi meningkatkan kesehatan para petani," tambahnya.
Cellica mengatakan, produksi Karawang mencapai 1,3 ton gabah dari 97.000 hektar dan menghasilkan 800.000 ton beras. Sementara kebutuhan masyarakat Karawang hanya 300.000 ton beras. "Sisanya 500.000 ton untuk membantu kebutuhan beras nasional. Kami bertekad mewujudkan ketahanan pangan dengan mempertahankan Karawang sebagai lumbung padi," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Cellica, Pemkab Karawang, telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), di mana 87.000 hektar lahan pertanian tidak boleh dialihfungsikan. "Hingga tahun 2030 hanya 10.000 hektar yang dapat dialihfungsikan lahan pertanian," pungkasnya.
Penyerahan alsintan senilai Rp677.915.000 ini diserahkan secara simbolis kepada sejumlah kelompok tani. Adapun Alsintan yang diberikan berupa Traktor Roda Dua 10 unit, Cultivator 5 unit, Pompa Air 4 inch 10 unit, dan Power Thresher Multiguna 5 unit.
“Kepada kelompok tani yang mendapatkan bantuan ini, kami harap agar dapat dipergunakan semestinya. Alat pertanian ini harus dijaga dengan baik serta dirawat selepas pemakaian. Mudah-mudahan dengan alat ini hasil yang diperoleh petani bisa lebih meningkat lagi,” ujar Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy, Selasa (12/3/2019).
Tercatat, penerima alsintan traktor roda dua yakni Poktan Tani Mukti 2 Desa Gembongan, Kecamatan Banyusari, Poktan Sukamaju, Desa Mekarasih, Kecamatan Banyusari dan Poktan Saluyu 1, Desa Kutaraharja, Kecamatan Banyusari. Alsintan cultivator diterima Poktan Subur, Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes dan Poktan Alam Jaya, Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari.
Sementara, bantuan pompa air diberikan kepada Poktan Harapan 3, Desa Sumur Gede, Kecamatan Cilamaya Kulon, Poktan Sri Mukti 2, Desa Cicinde Selatan, Kecamatan Banyusari dan Poktan Sahabat, Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari. Bantuan power thresher diterima Poktan Subur Makmur, Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari dan bantuan power thresher multiguna diterima Poktan Bina Sri Lestari, Desa Ciptasari, Kecamatan Pangkalan.
"Kami siap membantu tidak hanya tanaman pangan, tetapi bila di Karawang mengembangkan perkebunan, hortikuotura atau peternakan kami juga siap membantu," kata Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy mengapresiasi Karawang yang konsisten mempertahankan lahan pertaniannya, bahkan terus berusaha menambah luasannya. Seperti diketahui, Karawang termasuk daerah yang diincar sektor industri, yang berpotensi mengancam lahan pertanian teralih fungsi.
"Tadi ibu bupati menyampaikan komitmennya akan mempertahankan lahan pertaniannya agar tidak dialih fungsi. Itu sangat kami apresiasi, sebab produksi beras dari Karawang adalah salah satu penompang kebutuhan nasional," kata Sarwo Edhy.
Sarwo menambahkan, bila ada jaringan irigasi di Karawang yang rusak, juga bisa mengajukan bantuan ke Kementan. Begitu juga dengan asuransi pertanian, Kementan juga siap memberikan subsidi.
"Di Kementan ada bantuan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT). Apabila Karawang membutuhkan RJIT atau pembangunan embun untuk mengairi persawahan, silakan ajukan ke kami," tutur Sarwo Edhy.
Sarwo menyebutkan, Kabupaten Karawang salah satu yang paling tinggi kepeduliannya terhadap asuransi pertanian. Tercatat, pada 2018, dari PAGU Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) 29 ribu hektar, terealisasi 24,7 ribu hektar. Sementara klaim yang terjadi seluas 385 hektar.
"Pemerintah memberi subsidi Rp144.000 dan petani hanya dibebani Rp36.000 per ha. Sejauh ini, respon petani Karawang terhadap program asuransi pertanian cukup baik," pungkas Sarwo Edhy.
Anggota IV BPK, Rizal Djalil, mengatakan kontribusi Karawang terhadap ketahanan beras sangat penting. Pasokan beras Karawang selama ini yang membuat kondisi politik pangan kondusif. Saat ini, pasokan beras dari Karawang sebesar 800 ribu ton.
"Karawang harus mempertahankan lahan pertaniannya. Karena pasokan beras dari Karawang sangat penting. Semoga dengan bantuan Alsintan dari Kementan membuat surplus produksi padinya makin meningkat," ujar Rizal Djalil.
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, mengungkapkan apresiasinya atas bantuan yang diberikan Kementan. Dikatakannya, Pemerintah Pusat sudah banyak sekali membantu pertanian Karawang. Sebab, Karawang merupakan salah satu daerah lumbung padi.
Pemkab Karawang sudah menyalurkan 93 unit bantuan alsintan dari Kementerian Pertanian kepada puluhan kelompok tani di Karawang. Bantuan prapanen dan pascapanen tersebut bertujuan membantu meningkatkan produktivitas pertanian di Karawang. "Bantuan alsintan dari pemerintah pusat menandakan sebuah perhatian khusus dari Kementerian Pertanian kepada Karawang," ujarnya.
Cellica meminta kelompok tani yang menerima bantuan, menjaga, mengoptimalkan, dan mengelola bantuan tersebut dengan hati dan tekad untuk meningkatkan kesejahteraan para petani. "Kami meminta komitmen untuk menjaga dan mengoptimalkan bantuan tersebut sehingga berkorelasi meningkatkan kesehatan para petani," tambahnya.
Cellica mengatakan, produksi Karawang mencapai 1,3 ton gabah dari 97.000 hektar dan menghasilkan 800.000 ton beras. Sementara kebutuhan masyarakat Karawang hanya 300.000 ton beras. "Sisanya 500.000 ton untuk membantu kebutuhan beras nasional. Kami bertekad mewujudkan ketahanan pangan dengan mempertahankan Karawang sebagai lumbung padi," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Cellica, Pemkab Karawang, telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), di mana 87.000 hektar lahan pertanian tidak boleh dialihfungsikan. "Hingga tahun 2030 hanya 10.000 hektar yang dapat dialihfungsikan lahan pertanian," pungkasnya.
(akr)