Tingkatkan Daya Saing, Kementan Latih 4.000 Kelompok Tani Milenial

Rabu, 13 Maret 2019 - 02:22 WIB
Tingkatkan Daya Saing,...
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Latih 4.000 Kelompok Tani Milenial
A A A
BOGOR - Untuk meningkatkan daya saing produksi pertanian, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menargetkan 4.000 kelompok petani muda dan santri milenial di Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Bustanul Arifin Caya dalam kegiatan Bincang Asyik Pertanian Indonesia (Bakpia).

Bahkan dihadapan para petani yang tergabung dalam Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) serta santri milenial, Bustanul memaparkan agar SDM pertanian Indonesia memiliki daya saing dan meningkatkan produktivitas.

"Dalam hal itu, melalui program-program pelatihan yang sudah kita susun. Mulai dari pelatihan peningkatan pakan ternak. Termasuk juga peningkatan inseminasi hewan ternak itu sendiri yang sudah digalakan oleh teman-teman di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peternakan," kata Bustanul di Bogor, Selasa (12/3/2019).

Menurutnya, hingga saat ini, pihaknya telah menggembleng ribuan anak muda yang tergabung dalam ribuan kelompok tani. "Saat ini kita terus dalam proses. Sedangkan untuk petani muda milenial ini, kita targetkan 4.000 kelompok seluruh Indonesia yang diberikan pelatihan atau pendampingan," ungkapnya.

Selain itu, pihaknya juga telah menginventarisir dan identifikasi bidang pertanian kelompok petani muda, sudah dan akan memberikan bantuan apa saja yang dibutuhkan mereka.

"Untuk mendorong mereka agar memiliki berdaya saing dan terus bergerak di bidang pertanian. Memang target kita agar terjadi peningkatan produksi di komoditi peternakan. Sehingga kedepan yang kita harapkan bisa memenuhi daging di dalam negeri," jelasnya.

Tak hanya itu, menurutnya penting juga meningkatkan produksi industri pakan ternaknya juga. Pihaknya berupaya agar bisa mensuplai kebutuhan peternak Indonesia.

"Sehingga target-target dalam peternakan itu bisa tercapai. Jadi jangan sampai terjadi kelangkaan dalam pemenuhan pakan ternak kita," ujarnya. Menurutnya dalam menjalan program mencetak jutaan petani milenial membutuhkan kerja ekstra dan banyak tantangan.

"Memang tantangan kita bersama bagaimana anak muda atau kalangan milenial tertarik pada pertanian, maka dari kita harus melaksanakan beberapa terobosan. Diantaranya melalui modernisasi agar petani anak-anak muda bisa tertarik," tandasnya.

Kemudian pihaknya juga melakukan pelatihan dan bimbingan teknis sesuai dengan kebutuhan anak muda itu sendiri agar aksesibilitas produksi pertanian bisa diperbaiki semuanya.

"Memang tak mudah untuk itu, tapi kita yakin dengan adanya modernisasi yang dilakukan pemerintah melalui pendampingan pelatihan agar anak-anak muda supaya tertarik dan mereka yakin bisa jadi entrepreneur muda dan saya yakin peluang untuk itu ada," katanya.

Sementara itu, Kepala BBPKH Cinagara, Wisnu Wasesa Putra, menjelaskan pihaknya saat ini tengah melatih para santri tani milenial dari berbagai pesantren di Indonesia.

"Selain santri, di BBPKH ini kita memberikan pelatihan baik aparatur maupun non aparatur. Di BPPKH ini juga ada petugas uji kompetensi untuk sertifikasi penyuluh agar para pelaku pertanian memiliki kompetensi yang luar biasa," terangnya.

Untuk mencapai target pemerintah dalam mencetak satu juta petani milenial pada tahun ini pihaknya sudah melakukan pelatihan secara masif. "Bahkan saat ini kita sudah menjalankan program pelatihan rabu gratis yang dibuka untuk umum," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua P4S Nasional, Suhandi, mengatakan selain didukung teknologi, penting dimiliki petani milenial adalah mindset. "Sebab secanggih apapun teknologi bantuan pemerintah jika tak didukung kemampuan cara berpikir atau mindset dalam bertani akan percuma, karena butuh kesabaran untuk bisa sukses," ujar pria asli Bogor ini.

Ia menambahkan, sejak 1975 berkebun melanjutkan warisan ayahnya kemudian bergabung dalam P4S berhasil memproduksi sejumlah komoditi pertanian. "Bahkan sudah pernah ekspor salak ke eropa dan melatih sejumlah petani luar belajar kesini tentang teknik menanam. Saat ini, P4S Antanan yang saya kelola fokus menyuplai komoditas lidah buaya," ungkapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0988 seconds (0.1#10.140)