Sri Mulyani: Mengelola Ekonomi Tidak Seperti Fisika, Tak Pasti
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, mengelola ekonomi Indonesia tidaklah mudah karena penuh ketidakpastian yang terus membayangi. Menurutnya menjaga ekonomi Indonesia agar tetap stabil, tidak seperti dalam laboratorium fisika.
"Mengelola ekonomi enggak seperti dalam laboratorium fisika yang jika ditambah unsur reagen dan terjadi. Kita constantly hadapi situasi dinamis di luar dan dalam, dimana situasi bisa positif dan negatif. Ini bukan manajamen konstan. Flexibilty agility penting untuk hadapi situasi yang berubah cepat," ujar Menkeu Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum kepada mahasiwa di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Sambung dia menambahkan, ekonomi Indonesia masih sangat kuat terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di level 5,17%. Hal ini, terang mantan Direktur Bank Dunia itu menjadi sinyal daya beli tetap ada dalam masyarakat.
"Karena stabilitas harga terjaga dalam 4 tahun terakhir, inflasi constantly 3% is new phenomenon (sebuah fenomenal). Kalau kita bisa memiliki inflasi dalam tahun berturut-turut di sekitar 3% its a remarkble achievement (ini pencapaian yang luar biasa)," katanya.
Sri Mulyani juga menyebutkan saat ini gini ratio ndonesia sudah mencapai 0,38 dimana angka ini membaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini mencerminkan Indonesia yang tak hanya pertumbuhan ekonomi terjaga, tetapi juga merata dan inklusif. "Hal ini karena pertumbuhan ekonomi yang baik juga akan mempengaruhi kebaikan masyarakat," jelasnya.
"Mengelola ekonomi enggak seperti dalam laboratorium fisika yang jika ditambah unsur reagen dan terjadi. Kita constantly hadapi situasi dinamis di luar dan dalam, dimana situasi bisa positif dan negatif. Ini bukan manajamen konstan. Flexibilty agility penting untuk hadapi situasi yang berubah cepat," ujar Menkeu Sri Mulyani saat memberikan kuliah umum kepada mahasiwa di Universitas Tarumanegara, Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Sambung dia menambahkan, ekonomi Indonesia masih sangat kuat terlihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terjaga di level 5,17%. Hal ini, terang mantan Direktur Bank Dunia itu menjadi sinyal daya beli tetap ada dalam masyarakat.
"Karena stabilitas harga terjaga dalam 4 tahun terakhir, inflasi constantly 3% is new phenomenon (sebuah fenomenal). Kalau kita bisa memiliki inflasi dalam tahun berturut-turut di sekitar 3% its a remarkble achievement (ini pencapaian yang luar biasa)," katanya.
Sri Mulyani juga menyebutkan saat ini gini ratio ndonesia sudah mencapai 0,38 dimana angka ini membaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Ini mencerminkan Indonesia yang tak hanya pertumbuhan ekonomi terjaga, tetapi juga merata dan inklusif. "Hal ini karena pertumbuhan ekonomi yang baik juga akan mempengaruhi kebaikan masyarakat," jelasnya.
(akr)