Neraca Dagang Surplus, Impor Gula-Susu dan Mentega Masih Tinggi

Jum'at, 15 Maret 2019 - 15:48 WIB
Neraca Dagang Surplus,...
Neraca Dagang Surplus, Impor Gula-Susu dan Mentega Masih Tinggi
A A A
JAKARTA - Impor beberapa komoditas pada Februari 2019 tercatat masih tinggi, meski secara total nilai impor yang mencapai USD12,20 miliar mengalami penurunan. Realisasi tersebut lebih rendah 18,61% dibanding Januari 2019, demikian juga dibandingkan Februari 2018 turun sebesar 13,98%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menerangkan, terdapat beberapa golongan komoditas yang mengalami peningkatan impor tertinggi memasuki bulan kedua tahun ini. Di antaranya mengalami kenaikan yakni gula dan kembang gula tercatat mengalami peningkatan terbesar yakni USD100,9 juta.

"Lalu ada kapal laut dan bangunan terapung yang impornya masih naik sebesar USD35,3 juta. Kemudian susu, mentega, telur juga naik dengan nilai impor USD27,1 juta," paparnya di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Jumat (15/3/2019).

BPS juga mencatat kenaikan impor pada binatang hidup sebesar USD26,7 juta. Serta pada golongan bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD26,4 juta. "Diharapkan ke depan impor ini bisa lebih dikendalikan lagi," terang dua.

Adapun terdapat komoditas yang mengalami penurunan impor terbesar yakni mesin dan peralatan listrik sebesar USD477,3 juta. Lalu disusul besi dan baja USD474,5 juta, mesin-mesin dan pesawat mekanik US209,1 juta, plastik dan barang dari plastik sebesar USD194,8 juta dan bahan kimia organik sebesar USD152,7 juta.

Lebih lanjut, dia menyatakan, berdasarkan tiga negara pemasok barang impor non migas terbesar selama Februari 2019, yang mengalami peningkatan tertinnggi yakni dari Argentina sebesar USD93,5 juta. Lalu barang impor dari Thailand sebesar USD74,4 juta serta dari India sebesar USD18,6 juta.

Sebaliknya, barang impor dari China mengalami penurunan tertinggi yakni mencapai USD1.070 juta, lalu Singapura turun USD223,1 juta, dan dari Malaysia USD165,5 juta. Secara keseluruhan tahun, sepanjang periode Januari hingga Februari 2019 tercatat USD27,19 miliar.

Raihan tersebut mengalami penurunan sebesar 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada impor migas sebesar 28,59% atau USD1,2 miliar dan pada non migas turun 4,07% atau USD1,01 miliar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4433 seconds (0.1#10.140)