Ekspor Alas Kaki Nasional Target Capai USD6,5 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Industri alas kaki merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang mampu memberikan kontibusi besar bagi perekonomian nasional. Ini tercermin dari pertumbuhan kelompok industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang mencapai 9,42% pada tahun 2018 atau naik signifikan dibandingkan tahun 2017 sekitar 2,22 persen. Capaian tahun lalu tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17%.
“Kemudian, ekspor alas kaki nasional juga mengalami peningkatan hingga 4,13% dari tahun 2017 sebesar USD4,91 miliar menjadi USD5,11 miliar di 2018,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartaro di Jakarta, Jumat (15/3/2019)
Sambung dia menjelaskan, industri alas kaki sedang diprioritaskan pengembangannya karena sebagai sektor padat karya berorientasi ekspor. “Bersama industri tekstil dan pakaian, industri alas kaki pun dipersiapkan untuk memasuki era industri 4.0 agar lebih berdaya saing global dan ekspornya naik. PT KMK menjadi salah satu model yang menerapkanfuture of production,” tegasnya.
Airlangga optimistis akan terjadi peningkatan ekspor produk alas kaki nasional sampai USD6,5 miliar pada tahun 2019 dan menjadi USD10 miliar dalam empat tahun ke depan. "Apalagi, Indonesia sudah tandatangan CEPA dengan Australia dan European Free Trade Association (EFTA). Ini menjadi potensi untuk memperluas pasar ekspor bagi produk manufaktur kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ua menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan kebijakan strategis untuk mendorong industri alas kaki di Indonesia agar semakin meningkatkan kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menjadi substitusi impor atau mengisi pasar ekspor.
“Oleh karena itu, guna lebih menggenjot daya saing industri alas kaki nasional, pemerintah siap memberikan berbagai kemudahan, antara lain kemudahan akses terhadap bahan baku, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri, serta implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam menyongsong revolusi industri 4.0,” paparnya.
Agar industri mau aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk inovasi serta terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi, pemerintah akan memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal berupa super deductible tax.
CEO PT. KMK Global Sports, C.K Song menyampaikan, hingga saat ini perusahaan tersebut telah menyerap tenaga kerja 15.655 orang. Perusahaan yang memiliki 30 lini produksi ini mampu menghasilkan hingga 1,2 juta pasang sepatu olahraga merek Nike dan 300 ribu pasang sepatu Converse setiap bulannya.
Seluruh produk diekspor ke berbagai negara. Produksinya terus meningkat, pada 2017 mencapai 18,7 juta pasang yang setara dengan USD234,3 juta. “Selama lebih dari 25 tahun melalui 11 perusahaan yang antara lain berlokasi di wilayah Serang, Tangerang, Jakarta, Sukabumi, dan Salatiga, kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi di Indonesia,” tuturnya.
Menurut Song, PT. KMK Global Sports serta seluruh investasi Pou Chen Group di Indonesia telah turut andil meningkatkan kinerja industri alas kaki di dalam negeri dengan memproduksi sebanyak 120 juta pasang sepatu per tahun atau 11,08 persen dari total produksi sepatu nasional.
“Secara total, kami mempekerjakan sebanyak 150.000 orang atau 18,3 persen dari total tenaga kerja di industri alas kaki serta berkontribusi terhadap ekspor dengan nilai USD1,35 miliar atau 26,42 persen dari ekspor alas kaki nasional,” sebutnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Nike Indonesia Joe Warren menyatakan, pihaknya ingin terus memacu kapasitas perusahaan alas kaki di Indonesia yang memproduksi sepatu Nike. Hal ini guna memenuhi pasar ekspor yang terus meningkat.
“Kami mengapresiasi beberapa perusahaan yang sudah sangat maju dan inovatif seperti KMK, yang tercermin pada proses produksi mesin dan manajemen kepemimpinannya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama, seperti dengan Australia, dan kami berharap bisa dikembangkan dengan Uni Eropa,” tandasnya.
“Kemudian, ekspor alas kaki nasional juga mengalami peningkatan hingga 4,13% dari tahun 2017 sebesar USD4,91 miliar menjadi USD5,11 miliar di 2018,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartaro di Jakarta, Jumat (15/3/2019)
Sambung dia menjelaskan, industri alas kaki sedang diprioritaskan pengembangannya karena sebagai sektor padat karya berorientasi ekspor. “Bersama industri tekstil dan pakaian, industri alas kaki pun dipersiapkan untuk memasuki era industri 4.0 agar lebih berdaya saing global dan ekspornya naik. PT KMK menjadi salah satu model yang menerapkanfuture of production,” tegasnya.
Airlangga optimistis akan terjadi peningkatan ekspor produk alas kaki nasional sampai USD6,5 miliar pada tahun 2019 dan menjadi USD10 miliar dalam empat tahun ke depan. "Apalagi, Indonesia sudah tandatangan CEPA dengan Australia dan European Free Trade Association (EFTA). Ini menjadi potensi untuk memperluas pasar ekspor bagi produk manufaktur kita,” imbuhnya.
Lebih lanjut Ua menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan kebijakan strategis untuk mendorong industri alas kaki di Indonesia agar semakin meningkatkan kapasitas produksinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menjadi substitusi impor atau mengisi pasar ekspor.
“Oleh karena itu, guna lebih menggenjot daya saing industri alas kaki nasional, pemerintah siap memberikan berbagai kemudahan, antara lain kemudahan akses terhadap bahan baku, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri, serta implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0 dalam menyongsong revolusi industri 4.0,” paparnya.
Agar industri mau aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk inovasi serta terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi, pemerintah akan memfasilitasi melalui pemberian insentif fiskal berupa super deductible tax.
CEO PT. KMK Global Sports, C.K Song menyampaikan, hingga saat ini perusahaan tersebut telah menyerap tenaga kerja 15.655 orang. Perusahaan yang memiliki 30 lini produksi ini mampu menghasilkan hingga 1,2 juta pasang sepatu olahraga merek Nike dan 300 ribu pasang sepatu Converse setiap bulannya.
Seluruh produk diekspor ke berbagai negara. Produksinya terus meningkat, pada 2017 mencapai 18,7 juta pasang yang setara dengan USD234,3 juta. “Selama lebih dari 25 tahun melalui 11 perusahaan yang antara lain berlokasi di wilayah Serang, Tangerang, Jakarta, Sukabumi, dan Salatiga, kami berkomitmen untuk terus melakukan investasi di Indonesia,” tuturnya.
Menurut Song, PT. KMK Global Sports serta seluruh investasi Pou Chen Group di Indonesia telah turut andil meningkatkan kinerja industri alas kaki di dalam negeri dengan memproduksi sebanyak 120 juta pasang sepatu per tahun atau 11,08 persen dari total produksi sepatu nasional.
“Secara total, kami mempekerjakan sebanyak 150.000 orang atau 18,3 persen dari total tenaga kerja di industri alas kaki serta berkontribusi terhadap ekspor dengan nilai USD1,35 miliar atau 26,42 persen dari ekspor alas kaki nasional,” sebutnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Nike Indonesia Joe Warren menyatakan, pihaknya ingin terus memacu kapasitas perusahaan alas kaki di Indonesia yang memproduksi sepatu Nike. Hal ini guna memenuhi pasar ekspor yang terus meningkat.
“Kami mengapresiasi beberapa perusahaan yang sudah sangat maju dan inovatif seperti KMK, yang tercermin pada proses produksi mesin dan manajemen kepemimpinannya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas telah ditandatanganinya perjanjian kerja sama, seperti dengan Australia, dan kami berharap bisa dikembangkan dengan Uni Eropa,” tandasnya.
(akr)