Angkutan Lebaran, Ditjen Hubud Sediakan 36 Posko di Bandara
A
A
A
JAKARTA - Menghadapi operasional Angkutan Lebaran 2019, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan akan memfokuskan dalam tiga aspek.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti, menjelaskan ketiga aspek ini adalah Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan.
"Untuk keselamatan, kami selalu rutin melakukan inspeksi. Dalam angkutan Lebaran ini maka frekuensinya akan ditingkatkan. Inspeksi akan di mulai pada April mendatang," ujar Polana di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dia menambahkan, inspeksi meliputi pada prasarana dan sarana penunjang operasional penerbangan. Hal ini perlu dilakukan lebih awal karena perbaikannya membutuhkan waktu. Inspeksi akan melibatkan Otoritas Bandar Udara (OBU) mulai I hingga X.
"Kita akan melakukan pemeriksaan secara ketat sesuai peraturan dan standar yang berlaku. Ditjen Hubud akan memastikan prasarana dan sarana penunjang operasional penerbangan siap dalam melayani angkutan Lebaran tahun ini," jelasnya.
Terkait pelayanan, Ditjen Hubud akan menghadirkan sebanyak 36 posko pelayanan yang tersebar di bandar udara domestik dan tujuh bandar udara internasional.
Hingga Maret 2019, sebanyak 12 maskapai menyatakan siap melayani angkutan udara periode Lebaran tahun 2019, dengan total armada mencapai 547 unit.
Selain itu, Ditjen Hubud telah memetakan beberapa hal yang perlu diantisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dalam angkutan Lebaran. Antara lain gangguan keselamatan dan keamanan, tarif pesawat, bagasi berbayar, antisipasi cuaca ekstrem, kapasitas pesawat dan lonjakan penumpang, bahaya terorisme, penggunaan narkoba hingga perubahan pola penerbangan.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala di atas, Polana berujar akan melakukan tahapan konsolidasi dan koordinasi, dimulai dari lingkungan internal serta seluruh penyelenggara bandara, navigasi penerbangan dan maskapai serta pihak terkait lainnya.Untuk menfokuskan perhatian pada langkah antisipatif apabila di temukan kendala pada saat pelaksanaan angkutan Lebaran.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Banguningsih Pramesti, menjelaskan ketiga aspek ini adalah Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan.
"Untuk keselamatan, kami selalu rutin melakukan inspeksi. Dalam angkutan Lebaran ini maka frekuensinya akan ditingkatkan. Inspeksi akan di mulai pada April mendatang," ujar Polana di Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dia menambahkan, inspeksi meliputi pada prasarana dan sarana penunjang operasional penerbangan. Hal ini perlu dilakukan lebih awal karena perbaikannya membutuhkan waktu. Inspeksi akan melibatkan Otoritas Bandar Udara (OBU) mulai I hingga X.
"Kita akan melakukan pemeriksaan secara ketat sesuai peraturan dan standar yang berlaku. Ditjen Hubud akan memastikan prasarana dan sarana penunjang operasional penerbangan siap dalam melayani angkutan Lebaran tahun ini," jelasnya.
Terkait pelayanan, Ditjen Hubud akan menghadirkan sebanyak 36 posko pelayanan yang tersebar di bandar udara domestik dan tujuh bandar udara internasional.
Hingga Maret 2019, sebanyak 12 maskapai menyatakan siap melayani angkutan udara periode Lebaran tahun 2019, dengan total armada mencapai 547 unit.
Selain itu, Ditjen Hubud telah memetakan beberapa hal yang perlu diantisipasi terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dalam angkutan Lebaran. Antara lain gangguan keselamatan dan keamanan, tarif pesawat, bagasi berbayar, antisipasi cuaca ekstrem, kapasitas pesawat dan lonjakan penumpang, bahaya terorisme, penggunaan narkoba hingga perubahan pola penerbangan.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala di atas, Polana berujar akan melakukan tahapan konsolidasi dan koordinasi, dimulai dari lingkungan internal serta seluruh penyelenggara bandara, navigasi penerbangan dan maskapai serta pihak terkait lainnya.Untuk menfokuskan perhatian pada langkah antisipatif apabila di temukan kendala pada saat pelaksanaan angkutan Lebaran.
(ven)