Ketakutan Perlambatan Ekonomi Global Bikin Wall Street Jatuh
A
A
A
NEW YORK - Wall Street jatuh cukup curam pada perdagangan, Jumat kemarin waktu setempat dengan ketiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) membukukan persentase penurunan terbesar dalam satu hari sejak 3 Januari, lalu. Hal ini seiring dengan pelemahan data pabrik di Amerika Serikat dan Eropa menyebabkan inversi hasil Treasury AS hingga memicu kekhawatiran dari penurunan ekonomi global.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/3/2019) mengakhiri lima hari perdagangan yang penuh gejolak, indeks S&P 500, Dow Jones hingga Nasdaq semuanya mengalami penurunan sepanjang satu pekan ini. Pelemahan aktivitas pabrik AS pada bulan Maret, bersama dengan itu kondisi serupa terjadi di Eropa dan Jepang untuk menimbulkan kecemasan investor tentang perlambatan global dalam pertumbuhan ekonomi.
Sementara pada awal pekan ini, Federal Reserve alias Bank Sentral AS menyimpulkan pertemuan kebijakan moneter dua hari dengan pernyataan yang memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga tambahan pada 2019 seiring munculnya tanda-tanda melambatnya ekonomi, perubahan dovish tersebut langsung mengejutkan pasar. Perusahaan keuangan yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,8% serta menutup pekan terburuk sejak aksi jual akhir Desember.
Dow Jones Industrial Average sendiri terpantau jatuh 460,19 poin atau 1,77% menjadi 25.502,32 untuk mengiringi pelemahan S&P 500 yang kehilangan hingga 54,17 poin yang setara dengan 1,90% ke level 2.800,71. Sedangkan Komposit Nasdaq Composite lebih rendah sebesar 196,29 poin atau 2,5% dengan bertengger di posisi 7.642,67.
Tercatat dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500, semua kecuali utilitas mengakhiri sesi di zona merah. Indeks Volatilitas CBOE, yang mengukur kecemasan investor, melonjak paling tinggi dalam dua bulan. Di sisi lain saham Nike Inc merosot 6,6% setelah penjualan perusahaan pakaian dan alat-alat olahraga asal Amerika Utara itu jauh dari perkiraan.
Selanjutnya saham pembuat mobil listrik Tesla Inc ikut merosot 3,5% menyusul catatan penelitian dari Cowen yang melihat adanya perlambatan permintaan AS untuk Model 3 sampai rilis model baru dengan harga yang lebih rendah pada kuartal kedua. Sedangkan saham Boeing Co terus jatuh, dengan kehilangan 2,8% saat maskapai penerbangan Garuda Indonesia membatalkan pesanan senilai USD6 miliar untuk seri 737 MAX menyusul kekhawatiran pelanggan setelah kecelakaan Ethiopian Airlines.
Saham Netflix Inc turun 4,5% menjelang peluncuran layanan streaming saingan Apple Inc pada hari Senin. Volume perdagangan pada bursa saham AS dalam sesi Jumat, kemarin waktu setempat mencapai sebesar 8,66 miliar saham, atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 7,71 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (23/3/2019) mengakhiri lima hari perdagangan yang penuh gejolak, indeks S&P 500, Dow Jones hingga Nasdaq semuanya mengalami penurunan sepanjang satu pekan ini. Pelemahan aktivitas pabrik AS pada bulan Maret, bersama dengan itu kondisi serupa terjadi di Eropa dan Jepang untuk menimbulkan kecemasan investor tentang perlambatan global dalam pertumbuhan ekonomi.
Sementara pada awal pekan ini, Federal Reserve alias Bank Sentral AS menyimpulkan pertemuan kebijakan moneter dua hari dengan pernyataan yang memperkirakan tidak ada kenaikan suku bunga tambahan pada 2019 seiring munculnya tanda-tanda melambatnya ekonomi, perubahan dovish tersebut langsung mengejutkan pasar. Perusahaan keuangan yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,8% serta menutup pekan terburuk sejak aksi jual akhir Desember.
Dow Jones Industrial Average sendiri terpantau jatuh 460,19 poin atau 1,77% menjadi 25.502,32 untuk mengiringi pelemahan S&P 500 yang kehilangan hingga 54,17 poin yang setara dengan 1,90% ke level 2.800,71. Sedangkan Komposit Nasdaq Composite lebih rendah sebesar 196,29 poin atau 2,5% dengan bertengger di posisi 7.642,67.
Tercatat dari 11 sektor utama dalam indeks S&P 500, semua kecuali utilitas mengakhiri sesi di zona merah. Indeks Volatilitas CBOE, yang mengukur kecemasan investor, melonjak paling tinggi dalam dua bulan. Di sisi lain saham Nike Inc merosot 6,6% setelah penjualan perusahaan pakaian dan alat-alat olahraga asal Amerika Utara itu jauh dari perkiraan.
Selanjutnya saham pembuat mobil listrik Tesla Inc ikut merosot 3,5% menyusul catatan penelitian dari Cowen yang melihat adanya perlambatan permintaan AS untuk Model 3 sampai rilis model baru dengan harga yang lebih rendah pada kuartal kedua. Sedangkan saham Boeing Co terus jatuh, dengan kehilangan 2,8% saat maskapai penerbangan Garuda Indonesia membatalkan pesanan senilai USD6 miliar untuk seri 737 MAX menyusul kekhawatiran pelanggan setelah kecelakaan Ethiopian Airlines.
Saham Netflix Inc turun 4,5% menjelang peluncuran layanan streaming saingan Apple Inc pada hari Senin. Volume perdagangan pada bursa saham AS dalam sesi Jumat, kemarin waktu setempat mencapai sebesar 8,66 miliar saham, atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 7,71 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.
(akr)