Kemendag Luncurkan Trade Expo Indonesia ke-34
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan gelaran ke-34 Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 di Jakarta, hari ini. TEI merupakan salah satu upaya strategis dan komitmen Kemendag dalam meningkatkan ekspor secara berkesinambungan dan memperluas diversifikasi pasar ekspor.
"Penyelenggaraan TEI adalah barometer peningkatan citra dan ekspor Indonesia yang berkesinambungan," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda, di Jakarta, Senin (25/3/2019).
Dia menjelaskan, TEI bertujuan mempromosikan produk nasional berkualitas yang diproduksi di Indonesia ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi, serta menyajikan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia. "Untuk itu, kita harus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan TEI agar lebih baik dari sebelumnya,” kata Arlinda.
Arlinda melanjutkan, TEI juga merupakan ajang pertemuan business to business (B2B) terbesar di Indonesia sekaligus one stop business bagi buyer yang mencari produk Indonesia berkualitas tinggi dan berdaya saing. Pameran dagang internasional terbesar di Indonesia ini dijadwalkan berlangsung pada 16─20 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Mengusung tema "Moving Forward to Serve The World", TEI 2019 menjadi peluang bagi pebisnis yang ingin mencari pasar potensial bagi ekspor nasional dan investor asing yang berminat mengembangkan usahanya di Indonesia.
TEI 2019 akan menampilkan produk dan jasa Indonesia pada zona produk potensial dan unggulan nasional, antara lain produk kuliner nusantara, produk lokal unggulan, produk premium dan kreatif, jasa dan produk manufaktur, produk makanan dan minuman, serta furnitur dan produk dekorasi rumah. Setiap aula akan dilengkapi dengan area pelayanan buyer yang siap memberikan pelayanan
kebutuhan bagi buyer selama berada di lokasi pameran.
"Kami optimistis bahwa hasil TEI 2019 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia, baik jangka pendek maupun panjang," lanjut Arlinda.
Tercatat, TEI 2018 membukukan transaksi sebesar USD8,49 miliar (sekitar Rp118,86 triliun) atau naik lebih dari 5 kali lipat dari target nilai transaksi TEI 2018 yang senilai USD1,5 miliar. TEI 2018 juga mencatatkan jumlah pengunjung pameran sebanyak 33.333 orang dari 132 negara.
"TEI adalah etalase produk-produk Indonesia. Untuk itu, kami mengajak para pelaku usaha nasional berpartisipasi memamerkan produk-produknya yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional sehingga dapat menarik minat buyer dan calon buyer untuk menjajaki kerja sama dagang dan melakukan transaksi pembelian," tandas Arlinda.
Selain melaksanakan pameran dagang, TEI 2019 juga akan menyuguhkan berbagai kegiatan pendukung antara lain Trade, Tourism and Investment (TTI) Forum; penjajakan kesepakatan dagang (bussines matching); Klinik Bisnis; Diskusi Regional; Misi Dagang Mancanegara dan Lokal; kompetisi usaha perintis berorientasi ekspor; dan talkshow.
Selain itu, akan digelar juga acara penganugerahan Primaniyarta Award dan Primaduta Award. Primaniyarta Award merupakan penghargaan kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi teladan bagi eksportir lain.
Sistem penilaian untuk penghargaan ini didasarkan pada empat kategori, yaitu Kategori Eksportir Berkinerja, Kategori Eksportir Pembangun
Merek Global, Kategori Eksportir Potensi Unggulan, dan Kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru.
Sementara itu, Primaduta Award diberikan kepada buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke luar negeri. Adapun kriteria penilaian untuk penganugerahan Primaduta Award di antaranya telah mengimpor selama lima tahun, nilai dan volume impor terus tumbuh, jenis produk yang diimpor semakin bervariasi dan inspiratif dalam arti turut membangun citra produk Indonesia.
"Primaduta Award merupakan salah satu upaya Kemendag meningkatkan ekspor dengan memberikan apresiasi kepada buyer. Penghargaan ini didasari pertimbangan bahwa salah satu faktor yang ikut menentukan terjadinya transaksi ekspor ialah peran aktif buyer itu sendiri," imbuh Arlinda.
Mengenai promosi dan sosialisasi TEI 2019 ke negara-negara mitra, Kemendag berkolaborasi dengan seluruh perwakilan RI di luar negeri. Kemendag telah menugaskan kantor perwakilan perdagangan di luar negeri (23 Atase Perdagangan, 19 kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 1 Konsul Perdagangan di Hong Kong, 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, dan 1 Duta Besar WTO di Jenewa) untuk terus meyakinkan calon buyer agar datang ke TEI dan berbisnis dengan para pelaku usaha Indonesia.
"Untuk menyukseskan TEI 2019, tentunya diperlukan sinergi dan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak," tandas Arlinda.
"Penyelenggaraan TEI adalah barometer peningkatan citra dan ekspor Indonesia yang berkesinambungan," ungkap Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda, di Jakarta, Senin (25/3/2019).
Dia menjelaskan, TEI bertujuan mempromosikan produk nasional berkualitas yang diproduksi di Indonesia ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi, serta menyajikan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia. "Untuk itu, kita harus mampu meningkatkan kualitas penyelenggaraan TEI agar lebih baik dari sebelumnya,” kata Arlinda.
Arlinda melanjutkan, TEI juga merupakan ajang pertemuan business to business (B2B) terbesar di Indonesia sekaligus one stop business bagi buyer yang mencari produk Indonesia berkualitas tinggi dan berdaya saing. Pameran dagang internasional terbesar di Indonesia ini dijadwalkan berlangsung pada 16─20 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.
Mengusung tema "Moving Forward to Serve The World", TEI 2019 menjadi peluang bagi pebisnis yang ingin mencari pasar potensial bagi ekspor nasional dan investor asing yang berminat mengembangkan usahanya di Indonesia.
TEI 2019 akan menampilkan produk dan jasa Indonesia pada zona produk potensial dan unggulan nasional, antara lain produk kuliner nusantara, produk lokal unggulan, produk premium dan kreatif, jasa dan produk manufaktur, produk makanan dan minuman, serta furnitur dan produk dekorasi rumah. Setiap aula akan dilengkapi dengan area pelayanan buyer yang siap memberikan pelayanan
kebutuhan bagi buyer selama berada di lokasi pameran.
"Kami optimistis bahwa hasil TEI 2019 akan berkontribusi signifikan bagi kinerja ekspor Indonesia, baik jangka pendek maupun panjang," lanjut Arlinda.
Tercatat, TEI 2018 membukukan transaksi sebesar USD8,49 miliar (sekitar Rp118,86 triliun) atau naik lebih dari 5 kali lipat dari target nilai transaksi TEI 2018 yang senilai USD1,5 miliar. TEI 2018 juga mencatatkan jumlah pengunjung pameran sebanyak 33.333 orang dari 132 negara.
"TEI adalah etalase produk-produk Indonesia. Untuk itu, kami mengajak para pelaku usaha nasional berpartisipasi memamerkan produk-produknya yang berkualitas tinggi dan memenuhi standar internasional sehingga dapat menarik minat buyer dan calon buyer untuk menjajaki kerja sama dagang dan melakukan transaksi pembelian," tandas Arlinda.
Selain melaksanakan pameran dagang, TEI 2019 juga akan menyuguhkan berbagai kegiatan pendukung antara lain Trade, Tourism and Investment (TTI) Forum; penjajakan kesepakatan dagang (bussines matching); Klinik Bisnis; Diskusi Regional; Misi Dagang Mancanegara dan Lokal; kompetisi usaha perintis berorientasi ekspor; dan talkshow.
Selain itu, akan digelar juga acara penganugerahan Primaniyarta Award dan Primaduta Award. Primaniyarta Award merupakan penghargaan kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi teladan bagi eksportir lain.
Sistem penilaian untuk penghargaan ini didasarkan pada empat kategori, yaitu Kategori Eksportir Berkinerja, Kategori Eksportir Pembangun
Merek Global, Kategori Eksportir Potensi Unggulan, dan Kategori Eksportir Pelopor Pasar Baru.
Sementara itu, Primaduta Award diberikan kepada buyer yang memiliki loyalitas, komitmen, dan kinerja dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke luar negeri. Adapun kriteria penilaian untuk penganugerahan Primaduta Award di antaranya telah mengimpor selama lima tahun, nilai dan volume impor terus tumbuh, jenis produk yang diimpor semakin bervariasi dan inspiratif dalam arti turut membangun citra produk Indonesia.
"Primaduta Award merupakan salah satu upaya Kemendag meningkatkan ekspor dengan memberikan apresiasi kepada buyer. Penghargaan ini didasari pertimbangan bahwa salah satu faktor yang ikut menentukan terjadinya transaksi ekspor ialah peran aktif buyer itu sendiri," imbuh Arlinda.
Mengenai promosi dan sosialisasi TEI 2019 ke negara-negara mitra, Kemendag berkolaborasi dengan seluruh perwakilan RI di luar negeri. Kemendag telah menugaskan kantor perwakilan perdagangan di luar negeri (23 Atase Perdagangan, 19 kantor Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), 1 Konsul Perdagangan di Hong Kong, 1 Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, dan 1 Duta Besar WTO di Jenewa) untuk terus meyakinkan calon buyer agar datang ke TEI dan berbisnis dengan para pelaku usaha Indonesia.
"Untuk menyukseskan TEI 2019, tentunya diperlukan sinergi dan kerja sama yang erat dengan berbagai pihak," tandas Arlinda.
(fjo)