Airbus Dapat Pesanan 300 Pesawat Senilai Rp476 Triliun dari China

Selasa, 26 Maret 2019 - 20:25 WIB
Airbus Dapat Pesanan 300 Pesawat Senilai Rp476 Triliun dari China
Airbus Dapat Pesanan 300 Pesawat Senilai Rp476 Triliun dari China
A A A
PARIS - Saham Airbus hari ini melesat setelah produsen pesawat terbang asal Eropa tersebut memperoleh kesepakatan senilai puluhan miliar dolar untuk penjualan 300 pesawat ke China.

Seperti dikutip Reuters, Selasa (26/3/2019), saham Airbus naik 2,7% pada perdagangan hari ini. Sejauh ini, pada 2019 saham perusahaan tersebut tercatat telah naik hampir 40%.

Seorang pejabat Prancis mengatakan, kesepakatan itu bernilai sekitar 30 miliar euro atau sekitar USD34 miliar (sekitar Rp476 triliun) sesuai harga katalog. Namun, produsen biasanya memberikan diskon yang signifikan untuk pesanan pesawat dalam jumlah besar.

Pesanan dari China tersebut diumumkan Senin (25/3) malam, bertepatan dengan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Eropa. Jumlah pesanan tersebut setara dengan rekor penjualan pesawat ke China yang dipegang oleh pesaingnya, Boeing.

"Kami tidak memiliki rincian jadwal pengiriman pesanan ini, tetapi China telah mengambil sekitar 20-25% produksi Airbus per tahun dan mengingat keluarga A320 terjual habis dengan harga produksi yang diumumkan ke 2024/25, kami percaya ini meningkatkan kemungkinan Airbus pindah ke tingkat produksi 70 per bulan," ungkap Citigroup.

Pandangan positif itu digaungkan oleh Morgan Stanley, yang mempertahankan peringkat "overweight" pada saham Airbus. "Jelas finalisasi pesanan ini adalah hal yang positif bagi Airbus, dan terus mendukung liputan buku pesanan yang kuat dan peningkatan produksi untuk jenis pesawat berbodi sempit (narrowbody)," ungkap Morgan Stanley.

Pesanan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya itu sama dengan pesanan sebanyak 300 pesawat Boeing ketika Presiden AS Donald Trump mengunjungi Beijing tahun 2017 lalu. Pemesanan ini memutus kekosongan pembelian signifikan dari China selama setahun terakhir di tengah ketegangan perdagangan global.

Pesanan jumbo ini juga terjadi di saat dihentikannya penerbangan Boeing 737 MAX di seluruh dunia menyusul kecelakaan yang menimpa dua pesawat dari jenis yang sama beberapa waktu terakhir.

Pesanan ke Airbus ini juga dinilai meninggalkan ketidakpastian bagi harapan Boeing untuk memperoleh pesanan dalam jumlah besar seiring mulai menghangatnya kembali hubungan dagang AS-China.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7103 seconds (0.1#10.140)