Tren Perusahaan Besar Minati Co-Working Space Akan Terus Berlanjut
A
A
A
JAKARTA - Ruang kerja bersama atau co-working space selama ini identik diisi oleh perusahaan-perusahaan rintisan (startup) atau perusahaan skala kecil lainnya. Namun, sejak akhir tahun lalu, banyak perusahaan skala besar yang meminati co-working space.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan,meningkatnya minat perusahaan skala besar terhadap co-working space lantaran fleksibilitasnya. Artinya, bisa menjadi solusi bagi kebutuhan ruang kantor untuk sewa jangka pendek.
"Kemudian dari sisi investasi juga tidak perlu besar, dan lebih praktis sewakan space yang disediakan co-working operator. Tren ini berjalan," ujar Ferry di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Bahkan, kata Ferry, kini ada beberapa BUMN yang melakukan swing space atau pindah ke co-working space lantaran gedungnya tengah dalam tahap renovasi. Tren ini bahkan sudah berjalan sejak akhir 2018 hingga kuartal I-2019.
"Biasanya BUMN ini mencari space pengganti yang bisa disewa kurang dari tiga tahun jangka sewa," jelasnya.
Hingga akhir tahun 2018, jumlah co-working space sekarang sudah mencapai 5,1% dari total ruang kantor secara keseluruhan yang ada di Jakarta. Angka ini meningkat cukup tajam bila dibandingkan pada 2017 yang masih di bawah 2%.
"Trennya masih sama, co-working space masih mendominasi. Akhir 2018 saja kalau bicara angka kasar, ada 70 ribuan (m2) di CBD. Di luar CBD belum (dihitung), karena memang butuh waktu," pungkasnya.
Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, mengatakan,meningkatnya minat perusahaan skala besar terhadap co-working space lantaran fleksibilitasnya. Artinya, bisa menjadi solusi bagi kebutuhan ruang kantor untuk sewa jangka pendek.
"Kemudian dari sisi investasi juga tidak perlu besar, dan lebih praktis sewakan space yang disediakan co-working operator. Tren ini berjalan," ujar Ferry di Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Bahkan, kata Ferry, kini ada beberapa BUMN yang melakukan swing space atau pindah ke co-working space lantaran gedungnya tengah dalam tahap renovasi. Tren ini bahkan sudah berjalan sejak akhir 2018 hingga kuartal I-2019.
"Biasanya BUMN ini mencari space pengganti yang bisa disewa kurang dari tiga tahun jangka sewa," jelasnya.
Hingga akhir tahun 2018, jumlah co-working space sekarang sudah mencapai 5,1% dari total ruang kantor secara keseluruhan yang ada di Jakarta. Angka ini meningkat cukup tajam bila dibandingkan pada 2017 yang masih di bawah 2%.
"Trennya masih sama, co-working space masih mendominasi. Akhir 2018 saja kalau bicara angka kasar, ada 70 ribuan (m2) di CBD. Di luar CBD belum (dihitung), karena memang butuh waktu," pungkasnya.
(ven)