Kemendag Promosikan Potensi Beras Organik Serdang Bedagai
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan bersama Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatra Utara sepakat mempromosikan potensi beras organik sebagai komoditas unggulan ekspor dari Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai).
"Kerjasama ini dilakukan mengingat besarnya potensi dan peluang Indonesia yang kaya akan sumber daya genetik menjadi produsen organik terkemuka di Asia. Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dapat menghasilkan produk asli yang tergolong organik. Melalui kerjasama ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk bersaing di pasar internasional," jelas Dirjen PEN, Arlinda di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Kabupaten Sergai dikenal menghasilkan beras organik kualitas unggul yaitu Sri Wangi dengan varietas beras putih, hitam, dan merah. Kabupaten Sergai juga merupakan salah satu wilayah di Sumatra Utara yang memiliki lahan persawahan luas, dinilai berhasil mendukung swasembada pangan nasional dan menjadi salah satu lumbung beras di Provinsi Sumatra Utara.
Arlinda menyampaikan, pasar produk organik dunia terus tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir dengan laju pertumbuhan sebesar 15% per tahun. Tahun 2017, pasar produk organik dunia mencapai 92 milliar euro. Sementara itu, Indonesia memiliki 17.948 produsen organik dengan total lahan seluas 208 ribu hektar. Adapun pangsa pasarnya sebesar 0,4% dari pangsa pasar dunia.
Namun, dengan lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian organik, Indonesia belum mampu menjadi 10 besar negara yang menembus pangsa pasar di tingkat Asia.
Sementara itu, Bupati Sergai, Soekirman, menyampaikan Kabupaten Sergai mempunyai komitmen dalam mengembangkan pertanian organik dan sangat aktif untuk mempromosikan komoditas tersebut.
Soekirman berharap, Pemerintah Pusat dapat mengambil bagian dalam pengembangan bidang pertanian organik, baik dalam hal sertifikasi serta teknik usaha tani maupun kemudahan dalam memasarkan produk-produknya khususnya di pasar internasional.
Pemerintah Kabupaten Sergai juga menjadi salah satu anggota Asia Local Government For Organic Agriculture (ALGOA) yang berpusat di Korea Selatan. Tujuan keanggotaannya untuk menyuarakan petani negara berkembang agar dapat membangun gerakan pertanian yang sejajar dengan petani organik yang sudah lebih maju, seperti di India dan Jepang. ALGOA beranggotakan 18 negara, antara lain Australia, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.
Menilik kesuksesan pertanian organik di Kabupaten Sergai, Soekirman mendorong kepala daerah lainnya untuk dapat mengaplikasikan pertanian organik di wilayahnya. Karena memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan memberikan taraf perekonomian yang lebih baik. Hingga saat ini, daerah di Sumatra Utara yang sudah mulai melakukan pertanian organik adalah Kabupaten Binjai, Kabupaten Tebing Tinggi, dan Pematang Siantar.
"Kerjasama ini dilakukan mengingat besarnya potensi dan peluang Indonesia yang kaya akan sumber daya genetik menjadi produsen organik terkemuka di Asia. Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia dapat menghasilkan produk asli yang tergolong organik. Melalui kerjasama ini diharapkan menjadi langkah awal bagi Indonesia untuk bersaing di pasar internasional," jelas Dirjen PEN, Arlinda di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Kabupaten Sergai dikenal menghasilkan beras organik kualitas unggul yaitu Sri Wangi dengan varietas beras putih, hitam, dan merah. Kabupaten Sergai juga merupakan salah satu wilayah di Sumatra Utara yang memiliki lahan persawahan luas, dinilai berhasil mendukung swasembada pangan nasional dan menjadi salah satu lumbung beras di Provinsi Sumatra Utara.
Arlinda menyampaikan, pasar produk organik dunia terus tumbuh pesat dalam 10 tahun terakhir dengan laju pertumbuhan sebesar 15% per tahun. Tahun 2017, pasar produk organik dunia mencapai 92 milliar euro. Sementara itu, Indonesia memiliki 17.948 produsen organik dengan total lahan seluas 208 ribu hektar. Adapun pangsa pasarnya sebesar 0,4% dari pangsa pasar dunia.
Namun, dengan lahan yang berpotensi untuk pengembangan pertanian organik, Indonesia belum mampu menjadi 10 besar negara yang menembus pangsa pasar di tingkat Asia.
Sementara itu, Bupati Sergai, Soekirman, menyampaikan Kabupaten Sergai mempunyai komitmen dalam mengembangkan pertanian organik dan sangat aktif untuk mempromosikan komoditas tersebut.
Soekirman berharap, Pemerintah Pusat dapat mengambil bagian dalam pengembangan bidang pertanian organik, baik dalam hal sertifikasi serta teknik usaha tani maupun kemudahan dalam memasarkan produk-produknya khususnya di pasar internasional.
Pemerintah Kabupaten Sergai juga menjadi salah satu anggota Asia Local Government For Organic Agriculture (ALGOA) yang berpusat di Korea Selatan. Tujuan keanggotaannya untuk menyuarakan petani negara berkembang agar dapat membangun gerakan pertanian yang sejajar dengan petani organik yang sudah lebih maju, seperti di India dan Jepang. ALGOA beranggotakan 18 negara, antara lain Australia, Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris.
Menilik kesuksesan pertanian organik di Kabupaten Sergai, Soekirman mendorong kepala daerah lainnya untuk dapat mengaplikasikan pertanian organik di wilayahnya. Karena memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan memberikan taraf perekonomian yang lebih baik. Hingga saat ini, daerah di Sumatra Utara yang sudah mulai melakukan pertanian organik adalah Kabupaten Binjai, Kabupaten Tebing Tinggi, dan Pematang Siantar.
(ven)