Investasi SoftBank ke Grab Berpotensi Ciptakan Iklim Bisnis Tak Sehat

Rabu, 10 April 2019 - 23:10 WIB
Investasi SoftBank ke Grab Berpotensi Ciptakan Iklim Bisnis Tak Sehat
Investasi SoftBank ke Grab Berpotensi Ciptakan Iklim Bisnis Tak Sehat
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Yanuar Rizky menilai masuknya investasi baru SoftBank sebesar USD1,4 miliar pada putaran pendanaan seri H Grab Inc sebagai aksi konglomerasi yang berpotensi menciptakan monopoli di industri ojek online Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Yanuar menerangkan, monopoli dimungkinkan dengan menerapkan tarif serendah-rendahnya bagi konsumen atau predatory pricing sehingga merugikan pesaing sampai akhirnya mati.

"Itu arah konglomerasi bagaimana menguasai pasar dengan bakar duit mencapai harga serendah-rendahnya. Di satu sisi menguntungkan kosumen, tapi di sisi lain ketika tidak ada saingan bisa seenaknya menentukan harga," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Menurut Rizky, predatory pricing yang berpotensi dilakukan Grab memiliki tujuan untuk menguasai pasar dengan cara memonopoli sistem. "Di situlah yang terakhir, kalau lawannya belum menyerah bakar duit tidak akan ada selesainya," tandas dia.

Sebelumnya, perusahaan raksasa keuangan Asia, Softbank dikabarkan akan kembali menyuntik investasi ke aplikator transportasi online, Grab. Hal ini direspresentasikan melalui pernyataan resmi CEO Grab Inc, Anthony Tan yang mengatakan bahwa SoftBank akan kembali menanamkan investasinya dalam jumlah yang besar dalam waktu dekat.

"Pekan lalu saya bertemu Masayoshi San (CEO SoftBank) dan dia menyatakan akan memberi dukungan dalam jumlah yang tanpa batas untuk memperkuat perkembangan perusahaan kami," ujar Tan seperti dikutip dari keterangan resminya.

Diketahui, dari putaran pendanaan seri H dengan target investasi mencapai USD6,5 miliar, manajemen Grab Inc telah memperoleh suntikan dana berkisar USD4,5 miliar atau sekitar Rp63 triliun. Dari pendanaan senilai USD4,5 miliar tersebut, Softbank diketahui menanamkan investasi hingga USD1,4 miliar atau sekitar Rp19,6 triliun.

Menyusul perolehan dana seri H, Tan mengatakan bahwa SoftBank akan kembali menyuntik dana dengan nilai USD2 miliar untuk memenuhi target manajemen di angka USD6,5 miliar hingga akhir tahun.

Sementara itu, Grab kembali menjadi sorotan setelah membeli 2,75% saham Uber Technologies di Asia Tenggara beberapa waktu lalu. Banyak keluhan setelah ojek berbasis aplikasi asal Singapura itu tiba-tiba menaikkan tarif penumpang sejumlah kawasan Asia Tenggara. Kenaikan tarif penumpang tersebut kemudian dituding sebagai langkah monopoli yang dilakukan oleh Grab.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4032 seconds (0.1#10.140)