Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 Siap Digelar Awal Pekan Ini
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan menggelar Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 pada tanggal 15-16 April 2019 di ICE BSD, Tangerang, Banten. Kegiatan ini mengusung tema “Implementasi Making Indonesia 4.0 Menuju Negara 10 Besar Ekonomi Dunia”.
“Pada tahun lalu, kami menyelenggarakan acara serupa untuk peluncuran peta jalan Making Indonesia yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Saat itu menjadi momen penting dan bersejarah bagi Indonesia dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Sambung dia menjelaskan, IIS 2019 bakal dihadiri lebih dari 3.300 peserta yang antara lain mewakili kementerian dan lembaga, kedutaan besar,pemerintah daerah, asosiasi dan pelaku industri, praktisi teknologi, serta alumni pendidikan vokasi dan diklat industri.
Rencananya kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Pada IIS tahun ini, akan diberikanpenghargaan kepada para pelaku industri yang sudah ataupun sedang menuju era industri 4.0, yang penilaiannya menggunakan framework dari INDI 4.0.
“INDI 4.0 merupakan sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju industri 4.0. Metode asesmen INDI 4.0 sebagai salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” papar Haris.
Selama dua hari nanti, diagendakan sesi talkshow dan diskusi panel tentang kebijakan dan implementasi industri 4.0 di Indonesia, dengan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya masing-masing.
Misalnya, di hari Senin (15/4), pada sesi pertama diisi dengan talkshow yang rencananya menghadiri para pembicara seperti Menperin Airlangga yang ingin membahas tentang Transformasi Kebijakan Industrialisasi di Era Industri 4.0. Kemudian, Duta Besar Jerman untuk Indonesia akan mengangkat tema mengenai Indonesia-Germany Partnership. Preparing Indonesia as Official Country Partner of Hannover Messe 2020.
Selanjutnya, di sesi diskusi panel, narsumber bakal diisi oleh Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, perwakilan dari Asosiasi Cloud Computing Indonesia, dan Direktur Politeknik Enjinering Indorama. Sementara itu, pada hari Selasa (16/4), pembicara yang akan hadir dari Apindo, PT TMMIN, dan AT Kearney. “Kami juga mengundang Menteri Ketenagakerjaan, President of Singapore Manufacturing Federation, Wakil Gubernur Jawa Timur, dan Prof. Dradjad Irianto,” sebut Haris.
Kemenperin berharap penyelenggaraan IIS 2019 juga menjadi forum konsolidasi para pemangku kepentingan untuk membangun rumusan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mengakselerasi transformasi digital di sektor industri manufaktur. Pada kesempatan berbeda, Menperin menyampaikan, Making Indonesia 4.0 merupakan sebuah peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
Sejak peluncurannya oleh Presiden RI tepat satu tahun lalu, Kemenperin melakukan berbagai langkah untuk mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional. “Dengan penerapan Making Indonesia 4.0, Indonesia berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD 150 Miliar pada 2025. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen,” tegasnya.
“Pada tahun lalu, kami menyelenggarakan acara serupa untuk peluncuran peta jalan Making Indonesia yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Saat itu menjadi momen penting dan bersejarah bagi Indonesia dalam kesiapan memasuki era industri 4.0,” kata Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar di Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Sambung dia menjelaskan, IIS 2019 bakal dihadiri lebih dari 3.300 peserta yang antara lain mewakili kementerian dan lembaga, kedutaan besar,pemerintah daerah, asosiasi dan pelaku industri, praktisi teknologi, serta alumni pendidikan vokasi dan diklat industri.
Rencananya kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Pada IIS tahun ini, akan diberikanpenghargaan kepada para pelaku industri yang sudah ataupun sedang menuju era industri 4.0, yang penilaiannya menggunakan framework dari INDI 4.0.
“INDI 4.0 merupakan sebuah indeks acuan yang digunakan oleh industri dan pemerintah untuk mengukur tingkat kesiapan menuju industri 4.0. Metode asesmen INDI 4.0 sebagai salah satu tahap implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” papar Haris.
Selama dua hari nanti, diagendakan sesi talkshow dan diskusi panel tentang kebijakan dan implementasi industri 4.0 di Indonesia, dengan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten di bidangnya masing-masing.
Misalnya, di hari Senin (15/4), pada sesi pertama diisi dengan talkshow yang rencananya menghadiri para pembicara seperti Menperin Airlangga yang ingin membahas tentang Transformasi Kebijakan Industrialisasi di Era Industri 4.0. Kemudian, Duta Besar Jerman untuk Indonesia akan mengangkat tema mengenai Indonesia-Germany Partnership. Preparing Indonesia as Official Country Partner of Hannover Messe 2020.
Selanjutnya, di sesi diskusi panel, narsumber bakal diisi oleh Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, perwakilan dari Asosiasi Cloud Computing Indonesia, dan Direktur Politeknik Enjinering Indorama. Sementara itu, pada hari Selasa (16/4), pembicara yang akan hadir dari Apindo, PT TMMIN, dan AT Kearney. “Kami juga mengundang Menteri Ketenagakerjaan, President of Singapore Manufacturing Federation, Wakil Gubernur Jawa Timur, dan Prof. Dradjad Irianto,” sebut Haris.
Kemenperin berharap penyelenggaraan IIS 2019 juga menjadi forum konsolidasi para pemangku kepentingan untuk membangun rumusan bersama mengenai langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan dalam mengakselerasi transformasi digital di sektor industri manufaktur. Pada kesempatan berbeda, Menperin menyampaikan, Making Indonesia 4.0 merupakan sebuah peta jalan yang diterapkan untuk mencapai tujuan Indonesia menjadi negara 10 besar ekonomi dunia pada 2030.
Sejak peluncurannya oleh Presiden RI tepat satu tahun lalu, Kemenperin melakukan berbagai langkah untuk mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional. “Dengan penerapan Making Indonesia 4.0, Indonesia berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD 150 Miliar pada 2025. Selain itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 1-2 persen,” tegasnya.
(akr)