OOG Gandeng Mitra Lokal Bangun Fasilitas Penunjang Kilang Bontang

Senin, 15 April 2019 - 16:15 WIB
OOG Gandeng Mitra Lokal Bangun Fasilitas Penunjang Kilang Bontang
OOG Gandeng Mitra Lokal Bangun Fasilitas Penunjang Kilang Bontang
A A A
JAKARTA - Perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas LLC Oman (OOG) menggandeng mitra lokal untuk menggarap fasilitas penunjang proyek kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur. Kedua perusahaan yang bergerak di bidang properti dan Engineering, Procurement & Construction itu adalah PT Sanurhasta Mitra Tbk dan PT Meta Epsi.

"Sudah ada kesepahaman dengan dua mitra lokal untuk membantu dalam membangun fasilitas pendukung untuk kilang minyak di Bontang," kata Chairman OOG Khalfan Al Riyami di Jakarta, Senin (15/4/2109).

Proyek pembangunan fasilitas penunjang ini menurutnya akan banyak menyerap tenaga kerja lokal. Dia menambahkan, OOG juga berkomitmen mengutamakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan sumber daya manusia (SDM) lokal sesuai kebijakan pemerintah.

"Kami sangat memperhatikan national value dan berencana untuk melakukan sub-kontrak dengan perusahaan lokal. Kami juga berencana untuk merekrut tenaga kerja Indonesia karena jumlah pekerjanya yang besar dan kami optimis dengan kapabilitasnya," kata Khalfan.

Kilang minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery) dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari (bph). Rencananya, kilang ini juga akan menggunakan konfigurasi yang menghasilkan produk petrokimia lainnya.

Dalam proyek kilang baru tersebut, OOG berkomitmen menggelontorkan investasi sebesar USD15 miliar atau sekitar Rp210 triliun sesuai dengan Framework Agreement dengan PT Pertamina (Persero) yang telah ditandatangani Desember 2018 lalu, tanpa menggunakan APBN.

Kilang ini rencananya didirikan di atas lahan seluas 700-1.000 hektare (ha) yang terdiri dari kilang minyak dengan kapasitas 300.000 bph serta pabrik petrokimia dengan kapasitas 450.000 ton/tahun.

Al Riyami menambahkan, pembahasan mengenai proyek ini masih terus didiskusikan dengan Pertamina. Dalam hal target, imbuh dia, OOG tidak mengejar percepatan (fast-tracking) karena proyek ini bersifat berjangka panjang.

"Kami masih membutuhkan bankable and feasibility study dan feed engineering. Bankable dan feasibility study membutuhkan waktu 5-6 bulan. Sementara feed engineering membutuhkan banyak biaya dan waktu, kira-kira selama dua tahun. Jadi, one at a time," ujar Khalfan.

Mengenai estimasi penyelesaian proyek, Khalfan mengatakan kira-kira akan selesai di tahun 2026, atau paling cepat di tahun 2025 jika semuanya berjalan lancar. Dia meyakini pengembalian investasi dari proyek ini tidak akan sulit meski juga tidak bisa cepat.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6110 seconds (0.1#10.140)