Ekonomi Global Melambat, Faktor Eksternal Perlu Diawasi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan hasil pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) di New York, Amerika Serikat (AS). Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani mengatakan, IMF mengakui bahwa ekonomi dunia mengalami perlambatan.
IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi dunia menurun mencapai 3,5%. Hal ini dikarenakan beberapa negara maju yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Ya pertama disampaikan IMF bahwa kondisi ekonomi mengalami pelemahan pertumbuhan 3,5% ini disumbangkan negara maju yang ekonominya juga mengalami pelemahan. Jadinya pertumbuhan ekonomi global juga menurun," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Selanjutnya, kata Sri Mulyani, beberapa negara yang tengah berkembang (emerging market) juga terimbas pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal ini, tegas dia, membuat negara-negara berkembang wajib terus mewaspadai faktor ektsternal. "Negara China juga mengalami perlambatan imbas dari ekonomi global. Berarti ini adalah tantangan eksternal untuk policy maker," jelasnya.
Selain mewaspadai faktor eksternal, kata dia, pemerintah juga terus berupaya menjaga stabilitas harga dan mendorong investasi, serta meningkatkan kegiatan ekspor.
Terkait isu ekonomi digital, menurutnya pertemuan ini menyoroti risiko-risiko yang muncul dari kemungkinan peningkatan cyber trap atau kerapuhan dari sektor keuangan yang berasal dari ekonomi digital. "Kita berharap sesudah pemilu pemerintahan terpilih nanti menjalankan program yang menimbulkan confidence," tandasnya.
IMF menyebutkan pertumbuhan ekonomi dunia menurun mencapai 3,5%. Hal ini dikarenakan beberapa negara maju yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Ya pertama disampaikan IMF bahwa kondisi ekonomi mengalami pelemahan pertumbuhan 3,5% ini disumbangkan negara maju yang ekonominya juga mengalami pelemahan. Jadinya pertumbuhan ekonomi global juga menurun," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Selanjutnya, kata Sri Mulyani, beberapa negara yang tengah berkembang (emerging market) juga terimbas pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Hal ini, tegas dia, membuat negara-negara berkembang wajib terus mewaspadai faktor ektsternal. "Negara China juga mengalami perlambatan imbas dari ekonomi global. Berarti ini adalah tantangan eksternal untuk policy maker," jelasnya.
Selain mewaspadai faktor eksternal, kata dia, pemerintah juga terus berupaya menjaga stabilitas harga dan mendorong investasi, serta meningkatkan kegiatan ekspor.
Terkait isu ekonomi digital, menurutnya pertemuan ini menyoroti risiko-risiko yang muncul dari kemungkinan peningkatan cyber trap atau kerapuhan dari sektor keuangan yang berasal dari ekonomi digital. "Kita berharap sesudah pemilu pemerintahan terpilih nanti menjalankan program yang menimbulkan confidence," tandasnya.
(fjo)