Ekspor Industri Mainan Anak-anak Mencapai USD319,93 Juta

Selasa, 23 April 2019 - 05:28 WIB
Ekspor Industri Mainan Anak-anak Mencapai USD319,93 Juta
Ekspor Industri Mainan Anak-anak Mencapai USD319,93 Juta
A A A
JAKARTA - Industri mainan menjadi salah satu sektor manufaktur yang berkontribusi signifikan bagi perekonomian nasional. Ini tercermin dari capaian nilai ekspor mainan anak-anak tahun 2018 yang menembus angka USD319,93 juta, atau naik 5,79% dibanding perolehan periode sebelumnya sebesar USD302,42 juta.

"Industri mainan nasional telah menunjukkan daya saingnya di kancah global. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam negara-negara produsen utama untuk beberapa produk mainan unggulan yang telah mendunia," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (22/4/2019).

Untuk itu, Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri mainan di dalam negeri. Apalagi sektor tersebut tergolong padat karya dan berorientasi ekspor. Pada 2017, nilai investasi industri mainan di Indonesia mencapai Rp410 miliar dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 23.116 orang.

"Contohnya PT Mattel Indonesia yang telah menyerap tenaga kerja 10 ribu orang dengan nilai ekspor dalam kurun lima tahun terakhir rata-rata di atas USD150 juta per tahun," jelasnya.

Airlangga pun mengaku bangga karena Indonesia adalah produsen boneka merek Barbie terbesar di dunia yang dihasilkan PT Mattel Indonesia. Perusahaan ini memasok 60% boneka Barbie ke seluruh pasar global atau telah mengungguli produksi China.

"Jadi, enam dari 10 boneka yang beredar di dunia itu berasal dari Indonesia, dibuat dengan tangan-tangan terampil anak bangsa kita," katanya.

Menariknya lagi, Indonesia memiliki pabrik mobil-mobilan dengan kapasitas produksi yang cukup besar mencapai 50 juta unit per tahun.

"Pabrik Hot Wheels di Cikarang milik PT Mattel Indonesia adalah industri mobil mini yang kapasitasnya lebih besar 50 kali dari industri otomotif benaran," ungkapnya.

Hot Wheels merupakan mobil mainan diecast atau dibuat dari bahan logam yang dicetak. Tidak cuma dari segi jumlah produksinya yang mencengangkan, Menperin menuturkan, pabrik ini juga sudah mengaplikasikan teknologi industri 4.0 pada proses produksinya.

"Selain mampu memproduksi Barbie dan Hot Wheels yang berkualitas, perusahaan ini juga memiliki kemampuan engineering lokal yang punya inovasi luar biasa membuat mesin canggih sendiri," ungkapnya.

Dalam upaya memacu daya saing industri mainan nasional, pemerintah telah berupaya melindungi produk dan pasar dalam negeri serta menghindari gempuran produk impor yang tidak berkualitas melalui penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Implementasi SNI ini mampu meningkatkan competitiveness produk dalam negeri," tegasnya.

Selain itu, pemberlakuan SNI memberikan jaminan terhadap produk yang masuk ke pasar domestik. SNI merupakan yang tolok ukur berkualitas dan aman bagi konsumen serta menembus pasar ekspor.

"Standar produk merupakan technical barrier yang dapat diterima oleh seluruh negara, karena memberikan efek positif, antara lain menjamin keamanan, keselamatan, dan kualitas produk," tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4653 seconds (0.1#10.140)