Basuki Dukung Wikon Ekspor Jembatan Girder Baja ke Filipina
A
A
A
TANGERANG - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendorong lebih banyak ekspor industri jasa konstruksi Indonesia. Untuk itu, Basuki menyambut baik kerjasama PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) dengan perusahaan Prancis, PT Matiere Bridge Building Indonesia (Matiere) memproduksi jembatan girder baja untuk diekspor ke Filipina.
"Alhamdulillah kita bisa berkumpul sebagai tanda dimulainya produksi perdana ekspor baja jembatan yang akan diekspor ke Filipina. Saya sangat bangga dan mengucapkan selamat kepada PT Wikon dan Matiere," kata Basuki usai acara penandatanganan kontrak antara Deputy Director of Matiere Headquarter of South East Asia Matiere Paul Antoine Nicolaudie dengan Dirut Wikon Koko Cahyo Kuncoro yang berlangsung di Pabrik Wikon, Balaraja, Tangerang, Rabu (24/4/2019).
Basuki menambahkan produksi jembatan girder baja 90% menggunakan material lokal. Sisanya 10% masih impor terutama komponen yang hak patennya dimiliki oleh Matiere. Girder baja yang diproduksi PT Wikon menggunakan teknologi milik Matiere dengan nama Unibridge, dimana Matiere memiliki mesin yang mampu memproduksi girder dengan struktur sambungan menggunakan pin.
Kelebihan Unibridge bisa dipasang lebih cepat dibandingkan dengan instalasi jembatan yang biasanya mengunakan sambungan las maupun baut konvensional. Berkat teknologi ini, Unibridge bisa mengatasi kendala kepadatan lalu lintas dalam pembangunan jembatan di perkotaan maupun keterbatasan alat berat di perdesaan.
Kehadiran teknologi unibridge ini, kata Basuki dibutuhkan juga untuk proyek-proyek dalam negeri karena pembangunan infrastruktur salah satunya konektivitas menjadi prioritas pemerintah bersamaan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kehadiran teknologi Unibridge sejalan dengan kebijakan pembangunan infrastruktur yang lebih cepat, lebih efisien, lebih murah dan berkualitas. Teknologi ini telah digunakan untuk pembangunan Flyover Lamong di Jawa Timur," jelasnya.
Kedepan, menurut Basuki, selain memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jembatan di dalam negeri yang semakin meningkat, dengan keunggulan kecepatan pemasangan dan kemudahan pengiriman karena bobot yang ringan, jembatan girder baja yang diproduksi PT Wikon dan Matiere memiliki potensi besar untuk di ekspor ke berbagai negara di ASEAN dan negara lainnya.
Direktur Utama PT Wikon, Koko Cahyo Kuncoro, mengatakan pada tahap awal, pihaknya akan memproduksi 400 box girder dengan nilai Rp12 miliar yang akan digunakan pada pembangunan jembatan pada proyek jalan tol di Manila sepanjang 20 km.
Pengiriman perdana rencananya akan dilaksanakan pada 12 Mei 2019 dan akan diselesaikan pada Juli 2019. "Sebelumnya mereka produksi di Prancis dan Belgia kemudian diangkut ke Filipina, sekarang produksi di sini," kata Koko.
Turut hadir pada acara tersebut Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, dan Direktur Operasi PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja.
"Alhamdulillah kita bisa berkumpul sebagai tanda dimulainya produksi perdana ekspor baja jembatan yang akan diekspor ke Filipina. Saya sangat bangga dan mengucapkan selamat kepada PT Wikon dan Matiere," kata Basuki usai acara penandatanganan kontrak antara Deputy Director of Matiere Headquarter of South East Asia Matiere Paul Antoine Nicolaudie dengan Dirut Wikon Koko Cahyo Kuncoro yang berlangsung di Pabrik Wikon, Balaraja, Tangerang, Rabu (24/4/2019).
Basuki menambahkan produksi jembatan girder baja 90% menggunakan material lokal. Sisanya 10% masih impor terutama komponen yang hak patennya dimiliki oleh Matiere. Girder baja yang diproduksi PT Wikon menggunakan teknologi milik Matiere dengan nama Unibridge, dimana Matiere memiliki mesin yang mampu memproduksi girder dengan struktur sambungan menggunakan pin.
Kelebihan Unibridge bisa dipasang lebih cepat dibandingkan dengan instalasi jembatan yang biasanya mengunakan sambungan las maupun baut konvensional. Berkat teknologi ini, Unibridge bisa mengatasi kendala kepadatan lalu lintas dalam pembangunan jembatan di perkotaan maupun keterbatasan alat berat di perdesaan.
Kehadiran teknologi unibridge ini, kata Basuki dibutuhkan juga untuk proyek-proyek dalam negeri karena pembangunan infrastruktur salah satunya konektivitas menjadi prioritas pemerintah bersamaan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kehadiran teknologi Unibridge sejalan dengan kebijakan pembangunan infrastruktur yang lebih cepat, lebih efisien, lebih murah dan berkualitas. Teknologi ini telah digunakan untuk pembangunan Flyover Lamong di Jawa Timur," jelasnya.
Kedepan, menurut Basuki, selain memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur jembatan di dalam negeri yang semakin meningkat, dengan keunggulan kecepatan pemasangan dan kemudahan pengiriman karena bobot yang ringan, jembatan girder baja yang diproduksi PT Wikon dan Matiere memiliki potensi besar untuk di ekspor ke berbagai negara di ASEAN dan negara lainnya.
Direktur Utama PT Wikon, Koko Cahyo Kuncoro, mengatakan pada tahap awal, pihaknya akan memproduksi 400 box girder dengan nilai Rp12 miliar yang akan digunakan pada pembangunan jembatan pada proyek jalan tol di Manila sepanjang 20 km.
Pengiriman perdana rencananya akan dilaksanakan pada 12 Mei 2019 dan akan diselesaikan pada Juli 2019. "Sebelumnya mereka produksi di Prancis dan Belgia kemudian diangkut ke Filipina, sekarang produksi di sini," kata Koko.
Turut hadir pada acara tersebut Duta Besar Prancis untuk Indonesia Jean Charles Berthonnet, Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, dan Direktur Operasi PT Wijaya Karya Agung Budi Waskito, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra Atmawidjaja.
(ven)