Awal Bulan Puasa, Rupiah Diprediksi Masih Tertekan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada awal bulan Puasa hari ini diperkirakan masih dalam kondisi tertekan. Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, menerangkan pergerakan mata uang Garuda bakal berada di kisaran Rp14.230 hingga Rp14.330 per USD.
"Hari Minggu kemarin pasar diramaikan oleh twit Presiden Trump yang menekan Tiongkok dengan ancaman penerapan kenaikan tarif impor untuk barang Tiongkok yang masuk ke Amerika senilai USD200 miliar pada pekan ini," ujar Ariston di Jakarta, Senin (6/5/2019)
Sambung Dia menambahkan, ancaman ini bisa mengganggu negosiasi dagang yang masih berlangsung dan membuat pelaku pasar khawatir dan menekan aset berisiko termasuk aset emerging market. "Dari dalam negri akan dirilis data GDP Q1 dengan prediksi pelaku pasar 5,18%. Pasar mungkin baru bereaksi bila pencapaian di bawah 5% atau di atas 5,3%," jelasnya.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih meriang selama dua pekan belakangan. Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Jumat (3/5/2019) ditutup jatuh 21 poin atau 0,14% ke level Rp14.263 per USD, dibanding penutupan sebelumnya di Rp14.242. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.242-Rp14.282 per USD.
Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada Jumat petang ini, terhempas 14 poin atau 0,10% ke level Rp14.265 per USD, dibandingkan posisi Kamis di Rp14.251 per USD. Jumat ini, mata uang NKRI bergerak di posisi Rp14.265-Rp14.286 per USD.
Rupiah dan sejumlah mata uang Asia lainnya melemah menjelang data pengumuman tenaga kerja AS, yang diperkirakan solid. Won Korea Selatan memimpin pelemahan -0,35%, disusul ringgit Malaysia -0,13%, dolar Singapura -0,12%, rupiah -0,10%, baht Thailand -0,09%, dan peso Filipina -0,06%.
"Hari Minggu kemarin pasar diramaikan oleh twit Presiden Trump yang menekan Tiongkok dengan ancaman penerapan kenaikan tarif impor untuk barang Tiongkok yang masuk ke Amerika senilai USD200 miliar pada pekan ini," ujar Ariston di Jakarta, Senin (6/5/2019)
Sambung Dia menambahkan, ancaman ini bisa mengganggu negosiasi dagang yang masih berlangsung dan membuat pelaku pasar khawatir dan menekan aset berisiko termasuk aset emerging market. "Dari dalam negri akan dirilis data GDP Q1 dengan prediksi pelaku pasar 5,18%. Pasar mungkin baru bereaksi bila pencapaian di bawah 5% atau di atas 5,3%," jelasnya.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih meriang selama dua pekan belakangan. Data Yahoo Finance mencatat rupiah pada Jumat (3/5/2019) ditutup jatuh 21 poin atau 0,14% ke level Rp14.263 per USD, dibanding penutupan sebelumnya di Rp14.242. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp14.242-Rp14.282 per USD.
Indeks Bloomberg mencatat rupiah pada Jumat petang ini, terhempas 14 poin atau 0,10% ke level Rp14.265 per USD, dibandingkan posisi Kamis di Rp14.251 per USD. Jumat ini, mata uang NKRI bergerak di posisi Rp14.265-Rp14.286 per USD.
Rupiah dan sejumlah mata uang Asia lainnya melemah menjelang data pengumuman tenaga kerja AS, yang diperkirakan solid. Won Korea Selatan memimpin pelemahan -0,35%, disusul ringgit Malaysia -0,13%, dolar Singapura -0,12%, rupiah -0,10%, baht Thailand -0,09%, dan peso Filipina -0,06%.
(akr)