PKT Bisa Jadi Solusi Hadapi Ketidakpastian Harga Industri Kelapa Sawit
A
A
A
MEDAN - Dalam menghadapi ketidakpastian harga industri kelapa sawit, PT Propadu Konair Tarahubun menawarkan berbagai solusinya kepada para pengusaha atau petani sekalipun. Solusi tersebut bernama Plantation Key Tehnology (PKT).
Solusi ini dibuat seiring penolakan negara-negara Uni Eropa terhadap minyak sawit Indonesia. Sikap proteksionis yang dilakukan Uni Eropa telah membebankan industri sawit nasional. Saat ini, harga kelapa sawit telah turun menjadi Rp1.300 per kilogram. Harga yang tidak bersahabat ini menyulitkan pengusaha dan petani dalam mengelola perkebunan mereka.
Project Director Plantation Key Tehnology (PKT), Roderick Bastian, mengatakan persoalan ini semakin kompleks ketika para pengusaha atau pemilik kebun menghadapi lagi persoalan tentang kondisi kebun mereka, mulai dari produksi yang menurun dan serangan hama penyakit tanaman yang memerlukan biaya ekstra dalam penyelesaiannya.
"Melihat persoalan-persoalan tersebut, sangat penting gerak cepat dari pemerintah untuk menyelesaikannya dan perlunya peranan para stakeholder yang sangat berpengalaman dalam industri ini untuk menjaga agar industri sawit Indonesia tetap kuat di tingkat nasional maupun internasional," terangnya di Medan, Kamis (9/5/2019).
Dikatakannya, PKT melalui perusahaan di Indonesia PT Propadu Konair Tarahubun merupakan Perusahaan Biotechnology Research and Solution yang memiliki fokus pada perkebunan, salah satunya adalah industri perkebunan sawit.
"Sebelum memberikan solusi, PKT selalu melakukan survey dan research dalam menentukan apa yang dibutuhkan oleh kebun, dimana solusinya juga dapat berupa pupuk MOAF® dan pengendali hayati CHIPS®. Mengenai pemupukan, biasanya dengan biaya pemupukan yang sama seperti pupuk lainnya, produksi yang dihasilkan pupuk MOAF® jauh lebih baik," ujarnya.
Selain itu, PKT juga memiliki teknologi CHIPS® yang berhasil mengendalikan Ganoderma, dimana sudah mendapatkan rekor MURI sebagai penemu vaksin Ganoderma satu-satunya di Indonesia dan bahkan di dunia.
"Ganoderma menyebabkan busuk pangkal batang yang dapat menumbangkan pohon dalam jangka waktu beberapa tahun, sehingga sebenarnya ini adalah masalah yang sangat serius, jangan sampai harga sawit sudah rendah, dan hasil produksi tidak maksimal ditambah lagi berkurangnya populasi pohon, sehingga dapat mengakibatkan kebun bangkrut," tuturnya.
Dengan adanya teknologi CHIPS® dari PKT untuk mengendalikan penyakit ini, lanjut Bastian, diharapkan industri perkebunan sawit dapat bertahan bahkan mendapatkan keuntungan lebih pada saat krisis harga sawit.
"Kita akan memberikan solusi yang terbaik dengan menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan untuk efisiensi dan meningkatkan produktivitas kebun sawit. Ketika harga kelapa sawit anjlok seperti sekarang ini, para pengusaha seharusnya tetap bertahan dan merawat kebunnya," ungkapnya.
Menurutnya, jangan sampai ketika kondisi ini telah berlalu dan karena kebunnya tidak dirawat, kebunnya jadi rusak dan produktivitasnya menurun. Untuk info lebih lanjut mengenai riset dan teknologi oleh PKT, dapat langsung mengunjungi www.pkt-group.com atau melalui telepon/whatsapp ke nomor 0821-2000-6888.
Solusi ini dibuat seiring penolakan negara-negara Uni Eropa terhadap minyak sawit Indonesia. Sikap proteksionis yang dilakukan Uni Eropa telah membebankan industri sawit nasional. Saat ini, harga kelapa sawit telah turun menjadi Rp1.300 per kilogram. Harga yang tidak bersahabat ini menyulitkan pengusaha dan petani dalam mengelola perkebunan mereka.
Project Director Plantation Key Tehnology (PKT), Roderick Bastian, mengatakan persoalan ini semakin kompleks ketika para pengusaha atau pemilik kebun menghadapi lagi persoalan tentang kondisi kebun mereka, mulai dari produksi yang menurun dan serangan hama penyakit tanaman yang memerlukan biaya ekstra dalam penyelesaiannya.
"Melihat persoalan-persoalan tersebut, sangat penting gerak cepat dari pemerintah untuk menyelesaikannya dan perlunya peranan para stakeholder yang sangat berpengalaman dalam industri ini untuk menjaga agar industri sawit Indonesia tetap kuat di tingkat nasional maupun internasional," terangnya di Medan, Kamis (9/5/2019).
Dikatakannya, PKT melalui perusahaan di Indonesia PT Propadu Konair Tarahubun merupakan Perusahaan Biotechnology Research and Solution yang memiliki fokus pada perkebunan, salah satunya adalah industri perkebunan sawit.
"Sebelum memberikan solusi, PKT selalu melakukan survey dan research dalam menentukan apa yang dibutuhkan oleh kebun, dimana solusinya juga dapat berupa pupuk MOAF® dan pengendali hayati CHIPS®. Mengenai pemupukan, biasanya dengan biaya pemupukan yang sama seperti pupuk lainnya, produksi yang dihasilkan pupuk MOAF® jauh lebih baik," ujarnya.
Selain itu, PKT juga memiliki teknologi CHIPS® yang berhasil mengendalikan Ganoderma, dimana sudah mendapatkan rekor MURI sebagai penemu vaksin Ganoderma satu-satunya di Indonesia dan bahkan di dunia.
"Ganoderma menyebabkan busuk pangkal batang yang dapat menumbangkan pohon dalam jangka waktu beberapa tahun, sehingga sebenarnya ini adalah masalah yang sangat serius, jangan sampai harga sawit sudah rendah, dan hasil produksi tidak maksimal ditambah lagi berkurangnya populasi pohon, sehingga dapat mengakibatkan kebun bangkrut," tuturnya.
Dengan adanya teknologi CHIPS® dari PKT untuk mengendalikan penyakit ini, lanjut Bastian, diharapkan industri perkebunan sawit dapat bertahan bahkan mendapatkan keuntungan lebih pada saat krisis harga sawit.
"Kita akan memberikan solusi yang terbaik dengan menyesuaikan apa yang menjadi kebutuhan untuk efisiensi dan meningkatkan produktivitas kebun sawit. Ketika harga kelapa sawit anjlok seperti sekarang ini, para pengusaha seharusnya tetap bertahan dan merawat kebunnya," ungkapnya.
Menurutnya, jangan sampai ketika kondisi ini telah berlalu dan karena kebunnya tidak dirawat, kebunnya jadi rusak dan produktivitasnya menurun. Untuk info lebih lanjut mengenai riset dan teknologi oleh PKT, dapat langsung mengunjungi www.pkt-group.com atau melalui telepon/whatsapp ke nomor 0821-2000-6888.
(ven)