Miliarder Thailand Bangun Jaringan Kereta Cepat
A
A
A
BANGKOK - Konglomerasi Thailand Charoen Pokphand Group (CP) dan 12 perusahaan lainnya terpilih membangun proyek kereta cepat senilai USD6,8 miliar (Rp98 triliun). Itu akan menghubungkan tiga bandara besar di Negeri Gajah Putih tersebut.
Komite yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha, memilih investor gabungan untuk kemitraan swasta-publik untuk mendapatkan investasi. Itu akan membangun koridor ekonomi timur Thailand. Keputusan pemerintah itu setelah negosiasi selama beberapa bulan dengan CP dan 12 perusahaan lainnya setelah pengajuan proyek senilai USD6,8 miliar pada tahun lalu.
Jaringan kereta itu akan menghubungkan bandara internasional Suvarnabhumi di Thailand menuju bandara untuk penerbangan low-cost carrier Don Muang dan bandara U-Tapao di Thailand Timur. “Proposal itu nantinya akan dikirim untuk menyepakati persetujuan kabinet,” Sekjen EEC Kanit Sangsubhan, dilansir Reuters.
Proyek kereta itu akan selesai dalam waktu lima tahun. Nantinya, jaringan kereta itu akan beroperasi selama 45 tahun dengan kemitraan bersama.
Proyek EEC, senilai USD45 miliar, merupakan pusat kebijakan pemerintah Thailand untuk meningkatkan investasi di kota-kota berindustri tinggi. Jaringan kereta itu bertujuan untuk mendorong transisi menuju buruh yang murah. Tujuannya adalah menjadi Thailand Timur menjadi pusat industri berkelas tinggi, seperti robot dan kendaraan elektrik.
CP dipimpin oleh orang terkaya Thailand, Dhanin Chearavanont, yang memiliki kekayaan bersih senilai USD16,5 miliar berdasarkan estimasi Forbes. CP bukan konglomerasi yang membidangi perkereta-apian, tetapi mereka membangun konsorsium dan kemitraan strategis dengan CITIC Group Corp dari China, China Railway Construction, Hyundai dari Korea Selatan, Siemen dari Jerman, Italian-Thai Development Pcl dan Japan Bank for International Cooperation.
Bisnis yang dikembangkan Dhanin termasuk peternakan ayam dan babi di CP Foods Pcl. Dia juga memiliki saham di berbagai perusahaan, baik asuransi, telekomunikasi, dan properti. Dia juga telah bekerja sama dengan perusahaan otomotif China SIA Motor Corp dan Itochu Corp dari Jepang.
Pada April lalu, Pemerintah Thailand mengumumkan telah membuat kemajuan yang berarti untuk membangun kereta cepat yang menghubungkan Thailand, Laos, dan China. Tiga negara itu menyiapkan kesepakatan untuk menghubungkan ketiga wilayah itu dengan jaringan kereta.
Perundingan formal mengenai proyek pembangunan jaringan kereta sepanjang 873 km dimulai sejak 2014. Namun, itu mengalami penundaan, ketidaksepakatan desain, pembiayaan, dan asistensi teknik.
Proyek kereta tersebut merupakan bagian dari rencana China membangun jaringan kereta sepanjang Asia Tenggara. Itu nantinya akan menghuungan Kunming di China dengan Singapura. Itu juga akan bagian dari inisiatif perluasan untuk membangun infrastruktur yang menghubungan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya.
Thailand menolak kerja sama pembiayaan untuk membiayai proyek kereta di Thailand pada 2016. Itu disebabkan tingginya bunga dibandingkan dengan proyek serupa di negara lain.
Sejauh ini sepanjang 3,5 km jaringan kereta telah dibangun di Thailand. Namun, pejabat Kementerian Transportasi menyatakan seksi pertama menuju Bangkok akan diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan, proyek itu akan mengenergikan kerja sama Thailand, Laos dan China untuk membangun jembatan kereta yang menghubungkan Provinsi Nong Khai di Thailand dan Laos.
“Jembatan penghubung itu akan menjadi proyek percontohan konektivitas tanpa batas di kawasan,” kata Direktur Divisi Asia Timur Kementerian Luar Negeri Thailand, Lada Phumas. Dia mengungkapkan, proyek tersebut akan berjalan sesuai rencana. “Kita harus menekankan proyek itu harus berjalan sesuai dengan tujuan kita,” imbuhnya.
Menghindari Jebakan Hutang China
Jaringan kereta api China-Thailand akan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, jaringan 250 km yang menghubungan Bangkok dengan Provinsi Nakhon Ratchasima. “Itu diperkirakan akan beroperasi dalam waktu dua hingga tiga tahun,” kata Chaiwat Thongkamkoon, pejabat Kementerian Transportasi. Namun, dia enggan menyebut daftar penyelesaian proyek kereta api cepat tersebut.
Bagian lain menghubungkan Nakhon Ratchasima dam perbatasan Thai di Provinsi Nongkhai di mana di sana dibangun jembatan yang menghubungkan negera tersebut dengan jaringan Laos.
Konstrusi jaringan kereta cepat dikerjakan secara terpisah di masing-masing negara. Thailand tidak menerima pembiayaan dari China, tetapi menggunakan kemampuan China dan membeli peralatan serta teknologi dari China.
“Itu kenapa wilayah penghubungan antara Laos dan Thailand sangat penting,” ujar Chaiwat. Itu akan mensimbolisasi inisiatif Jalur Sutra yang melintasi koridor selatan. (Andika Hendra M)
Komite yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha, memilih investor gabungan untuk kemitraan swasta-publik untuk mendapatkan investasi. Itu akan membangun koridor ekonomi timur Thailand. Keputusan pemerintah itu setelah negosiasi selama beberapa bulan dengan CP dan 12 perusahaan lainnya setelah pengajuan proyek senilai USD6,8 miliar pada tahun lalu.
Jaringan kereta itu akan menghubungkan bandara internasional Suvarnabhumi di Thailand menuju bandara untuk penerbangan low-cost carrier Don Muang dan bandara U-Tapao di Thailand Timur. “Proposal itu nantinya akan dikirim untuk menyepakati persetujuan kabinet,” Sekjen EEC Kanit Sangsubhan, dilansir Reuters.
Proyek kereta itu akan selesai dalam waktu lima tahun. Nantinya, jaringan kereta itu akan beroperasi selama 45 tahun dengan kemitraan bersama.
Proyek EEC, senilai USD45 miliar, merupakan pusat kebijakan pemerintah Thailand untuk meningkatkan investasi di kota-kota berindustri tinggi. Jaringan kereta itu bertujuan untuk mendorong transisi menuju buruh yang murah. Tujuannya adalah menjadi Thailand Timur menjadi pusat industri berkelas tinggi, seperti robot dan kendaraan elektrik.
CP dipimpin oleh orang terkaya Thailand, Dhanin Chearavanont, yang memiliki kekayaan bersih senilai USD16,5 miliar berdasarkan estimasi Forbes. CP bukan konglomerasi yang membidangi perkereta-apian, tetapi mereka membangun konsorsium dan kemitraan strategis dengan CITIC Group Corp dari China, China Railway Construction, Hyundai dari Korea Selatan, Siemen dari Jerman, Italian-Thai Development Pcl dan Japan Bank for International Cooperation.
Bisnis yang dikembangkan Dhanin termasuk peternakan ayam dan babi di CP Foods Pcl. Dia juga memiliki saham di berbagai perusahaan, baik asuransi, telekomunikasi, dan properti. Dia juga telah bekerja sama dengan perusahaan otomotif China SIA Motor Corp dan Itochu Corp dari Jepang.
Pada April lalu, Pemerintah Thailand mengumumkan telah membuat kemajuan yang berarti untuk membangun kereta cepat yang menghubungkan Thailand, Laos, dan China. Tiga negara itu menyiapkan kesepakatan untuk menghubungkan ketiga wilayah itu dengan jaringan kereta.
Perundingan formal mengenai proyek pembangunan jaringan kereta sepanjang 873 km dimulai sejak 2014. Namun, itu mengalami penundaan, ketidaksepakatan desain, pembiayaan, dan asistensi teknik.
Proyek kereta tersebut merupakan bagian dari rencana China membangun jaringan kereta sepanjang Asia Tenggara. Itu nantinya akan menghuungan Kunming di China dengan Singapura. Itu juga akan bagian dari inisiatif perluasan untuk membangun infrastruktur yang menghubungan China dengan Asia, Eropa dan sekitarnya.
Thailand menolak kerja sama pembiayaan untuk membiayai proyek kereta di Thailand pada 2016. Itu disebabkan tingginya bunga dibandingkan dengan proyek serupa di negara lain.
Sejauh ini sepanjang 3,5 km jaringan kereta telah dibangun di Thailand. Namun, pejabat Kementerian Transportasi menyatakan seksi pertama menuju Bangkok akan diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan, proyek itu akan mengenergikan kerja sama Thailand, Laos dan China untuk membangun jembatan kereta yang menghubungkan Provinsi Nong Khai di Thailand dan Laos.
“Jembatan penghubung itu akan menjadi proyek percontohan konektivitas tanpa batas di kawasan,” kata Direktur Divisi Asia Timur Kementerian Luar Negeri Thailand, Lada Phumas. Dia mengungkapkan, proyek tersebut akan berjalan sesuai rencana. “Kita harus menekankan proyek itu harus berjalan sesuai dengan tujuan kita,” imbuhnya.
Menghindari Jebakan Hutang China
Jaringan kereta api China-Thailand akan dibagi menjadi dua bagian. Pertama, jaringan 250 km yang menghubungan Bangkok dengan Provinsi Nakhon Ratchasima. “Itu diperkirakan akan beroperasi dalam waktu dua hingga tiga tahun,” kata Chaiwat Thongkamkoon, pejabat Kementerian Transportasi. Namun, dia enggan menyebut daftar penyelesaian proyek kereta api cepat tersebut.
Bagian lain menghubungkan Nakhon Ratchasima dam perbatasan Thai di Provinsi Nongkhai di mana di sana dibangun jembatan yang menghubungkan negera tersebut dengan jaringan Laos.
Konstrusi jaringan kereta cepat dikerjakan secara terpisah di masing-masing negara. Thailand tidak menerima pembiayaan dari China, tetapi menggunakan kemampuan China dan membeli peralatan serta teknologi dari China.
“Itu kenapa wilayah penghubungan antara Laos dan Thailand sangat penting,” ujar Chaiwat. Itu akan mensimbolisasi inisiatif Jalur Sutra yang melintasi koridor selatan. (Andika Hendra M)
(nfl)