Tarif Mahal, Kendala Ekspor Mamin Indonesia di Afrika
A
A
A
JAKARTA - Produk makanan dan minuman asal Indonesia banyak diminati oleh pasar Afrika. Namun, catatan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), produk makanan dan minuman (mamin) kita memiliki tantangan berat di pasar Afrika.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi Lukman, menerangkan selama ini ekspor produk mamin Indonesia kerap terkendala tarif yang mahal.
Adhi menerangkan beberapa negara di Afrika, menerapkan tarif yang mahal sehingga menghambat ekspor mamin Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
"Ini (tarif mahal) perlu kita selesaikan. Kendala saat ini tarif masih tinggi. Ditambah, biaya transportasi di Afrika dan Amerika Selatan masih mahal. Ini menjadi tantangan bagi eskpor produk kita," ujar Adhi di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Adhi menambahkan, tarif mahal ini menjadi penyebab ekspor produk mamin Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga, karena masih kurangnya dukungan pemerintah dalam meningkatkan kerjasama perdagangan di Afrika.
"Kalau masalah tarif bisa kita atasi, kemungkinan besar semakin banyak permintaan akan produk kita. Makanya kita harus melakukan banyak perjanjian kerjasama agar produk kita mudah masuk kesana padahal permintaan disana banyak," katanya.
Ketua Umum GAPMMI, Adhi Lukman, menerangkan selama ini ekspor produk mamin Indonesia kerap terkendala tarif yang mahal.
Adhi menerangkan beberapa negara di Afrika, menerapkan tarif yang mahal sehingga menghambat ekspor mamin Indonesia. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah.
"Ini (tarif mahal) perlu kita selesaikan. Kendala saat ini tarif masih tinggi. Ditambah, biaya transportasi di Afrika dan Amerika Selatan masih mahal. Ini menjadi tantangan bagi eskpor produk kita," ujar Adhi di Gedung Kemenperin, Jakarta, Selasa (21/5/2019).
Adhi menambahkan, tarif mahal ini menjadi penyebab ekspor produk mamin Indonesia kalah bersaing dengan negara tetangga, karena masih kurangnya dukungan pemerintah dalam meningkatkan kerjasama perdagangan di Afrika.
"Kalau masalah tarif bisa kita atasi, kemungkinan besar semakin banyak permintaan akan produk kita. Makanya kita harus melakukan banyak perjanjian kerjasama agar produk kita mudah masuk kesana padahal permintaan disana banyak," katanya.
(ven)