Rupiah Dibuka Menguat 40 Poin ke Rp14.440/USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di pasar spot, Jumat (24/5/2019), terus memancarkan kekuatan. Indeks Bloomberg mencatat mata uang kecintaan kita dibuka menguat 40 poin atau 0,28% ke level Rp14.440 per USD. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, rupiah berkibar 45 poin atau 0,31% ke level Rp14.480 per USD.
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah menguat 24 poin menjadi Rp14.460 per USD, setelah disesi sebelumnya berada di level Rp14.484 per USD.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia mencatat rupiah pada Jumat ini berada di Rp14.451 per USD, terapresiasi 62 poin dari posisi Rp14.513 per USD pada Kamis lalu.
Menguatnya rupiah seiring kondisi perpolitikan dalam negeri yang mulai kondusif sehingga memberi sentimen positif bagi pasar. Dan dari faktor eksternal, rupiah melanjutkan reli karena laju dolar AS tertahan oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah.
Melansir dari Reuters, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di 2,33%. Angka ini jatuh ke level terendah sejak Oktober 2017, setelah aktivitas manufaktur AS di bulan Mei mencatat perlambatan.
Hasil tersebut membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama, melemah ke level 97,906, setelah pada semalam berada di level 98,371. Kendati demikian, indeks dolar AS masih menguat 1,8% terhadap enam mata uang utama dunia di tahun 2019 ini.
Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah menguat 24 poin menjadi Rp14.460 per USD, setelah disesi sebelumnya berada di level Rp14.484 per USD.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia mencatat rupiah pada Jumat ini berada di Rp14.451 per USD, terapresiasi 62 poin dari posisi Rp14.513 per USD pada Kamis lalu.
Menguatnya rupiah seiring kondisi perpolitikan dalam negeri yang mulai kondusif sehingga memberi sentimen positif bagi pasar. Dan dari faktor eksternal, rupiah melanjutkan reli karena laju dolar AS tertahan oleh imbal hasil obligasi AS yang lebih rendah.
Melansir dari Reuters, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di 2,33%. Angka ini jatuh ke level terendah sejak Oktober 2017, setelah aktivitas manufaktur AS di bulan Mei mencatat perlambatan.
Hasil tersebut membuat indeks USD terhadap enam mata uang utama, melemah ke level 97,906, setelah pada semalam berada di level 98,371. Kendati demikian, indeks dolar AS masih menguat 1,8% terhadap enam mata uang utama dunia di tahun 2019 ini.
(ven)