Ini Pokok-Pokok Pengembangan Masela yang Disepakati Pemerintah-Inpex
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan bersama Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto hari ini menandatangani kesepakatan final pengembangan Blok Masela dengan Chief Executive Officer Inpex Corporation Takayuki Ueda di Tokyo, Jepang.
"Proyek (lapangan gas) Abadi menjadi tumpuan bergairahnya perekonomian di wilayah Maluku dan sekitarnya, dan diharapkan dapat meningkatkan ekonomi di kawasan timur Indonesia," ungkap Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/5/2019).
(Baca Juga: Pemerintah-Inpex Capai Kesepakatan Final Pengembangan Masela)
Dwi menjelaskan, dalam pertemuan tersebut disepakati sejumlah kesepakatan dalam pengembangan lapangan gas raksasa itu sebagai berikut: Pengembangan Lapangan Abadi, Wilayah Kerja (WK) Masela dilakukan dengan skema darat, dengan cadangan terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (Tcf).
Selanjutnya, pengembangan tersebut akan membutuhkan total investasi dalam rentang USD18-20 miliar (estimasi) untuk keseluruhan pengembangan di sumur pengembangan, fasilitas produksi, hingga kilang LNG-nya.
Biaya pengembangan tersebut berada di kisaran USD6-7 per barel setara minyak (BOE) atau 20% lebih murah dibandingkan biaya di offshore sebesar USD8-9 per BOE.
Pertemuan juga membahas pembagian hasil yang optimal antara Pemerintah Indonesia dan Kontraktor Kontraktor Kerja Sama. Revisi POD-1 Lapangan Abadi diharapkan dapat ditandatangani pada akhir semester I/2019.
"Pemerintah terus bekerja keras supaya Masela dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat terbaik untuk negara dan rakyat Indonesia," tutup Dwi.
"Proyek (lapangan gas) Abadi menjadi tumpuan bergairahnya perekonomian di wilayah Maluku dan sekitarnya, dan diharapkan dapat meningkatkan ekonomi di kawasan timur Indonesia," ungkap Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/5/2019).
(Baca Juga: Pemerintah-Inpex Capai Kesepakatan Final Pengembangan Masela)
Dwi menjelaskan, dalam pertemuan tersebut disepakati sejumlah kesepakatan dalam pengembangan lapangan gas raksasa itu sebagai berikut: Pengembangan Lapangan Abadi, Wilayah Kerja (WK) Masela dilakukan dengan skema darat, dengan cadangan terbukti sebesar 10,7 triliun kaki kubik (Tcf).
Selanjutnya, pengembangan tersebut akan membutuhkan total investasi dalam rentang USD18-20 miliar (estimasi) untuk keseluruhan pengembangan di sumur pengembangan, fasilitas produksi, hingga kilang LNG-nya.
Biaya pengembangan tersebut berada di kisaran USD6-7 per barel setara minyak (BOE) atau 20% lebih murah dibandingkan biaya di offshore sebesar USD8-9 per BOE.
Pertemuan juga membahas pembagian hasil yang optimal antara Pemerintah Indonesia dan Kontraktor Kontraktor Kerja Sama. Revisi POD-1 Lapangan Abadi diharapkan dapat ditandatangani pada akhir semester I/2019.
"Pemerintah terus bekerja keras supaya Masela dapat segera beroperasi dan memberikan manfaat terbaik untuk negara dan rakyat Indonesia," tutup Dwi.
(fjo)