Pembangunan Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Ditargetkan Oktober 2019
A
A
A
JAKARTA - Proyek pengembangan Bandar Udara Syamsudin Noor yang berlokasi di Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ditargetkan beroperasi pada awal Oktober tahun ini. Terminal baru ini diharapkan mampu memberikan pelayanan optimal bagi calon pengguna jasa angkutan udara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana Banguningsih Pramesti, menilai kehadiran terminal baru dapat menigkatkan kapasitas daya tampung sehingga dapat mengimbangi lonjakan penumpang dari dan ke Banjarmasin.
Jika proyek pengembangan bandara ini selesai, untuk sisi darat data tampung di terminal yang sebelumnya 1,5 juta penumpang menjadi sebanyak 7 juta penumpang. Sementara untuk sisi udara, perluasan apron menambah kapasistas parkir pesawat (parking stand) yang semula 16 menjadi 25 unit pesawat.
"Diharapkan dengan penambahan kapasitas ini, pelayanan bandar udara akan menjadi lebih baik lagi. Sebab di Bandara Syamsudin Noor merupakan embarkasi haji. Selain itu, dalam peningkatan kapasitas nantinya banyak penumpang umroh terlayani," jelas Polana di Jakarta, Sabtu (8/6/2019).
Terkait, laporan yang diberikan PT Angkasa Pura I tentang akses jalan, menurut Polana, jika terminal baru bandara selesai dibangun maka jalan akses di Jalan Lingkar Utara, Kota Banjarbaru harus selesai juga. Karena akses jalan masuk bandara merupakan hal penting.
"Berdasarkan peninjauan, badan jalannya belum sempurna dan masih ada yang belum standar," katanya. Untuk mempercepat penyelesaian akses jalan masuk menuju terminal baru, Polana mengatakan akan mencoba mengkomunikasikan dengan Kementerian PUPR serta Pemrov Kalimantan Selatan.
General Manager Bandara Syamsudin Noor, Indah Preastuty, mengatakan terminal baru Bandar Udara Syamsudin Noor akan menjadi bandara kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya dan masyarakat Banjarbaru pada khususnya.
"Bandara representative ini akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan yang nantinya dapat meningkatkan perkembangan perekonomian. Memang butuh waktu untuk menyelesaikannya, tapi kami bersama Pemrov Kalimantan Selatan optimis penyelesaiannya bisa tercapai tepat waktu," ujarnya.
Pimpinan Project (Pimpro) proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Dadang Dian Hendiana, mengatakan pengembangan pembangunan terminal baru bandara dilakukan sebanyak dua paket. Paket pertama progresnya mencapai 65%, hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang sudah jadi. Sementara untuk paket kedua mencapai 85% terdiri dari insfrastruktur, bangunan penunjang, apron dan lain lain.
"Tinggal finishing dan akan dikejar hingga Oktober. Ada strategi dan treatment tertentu untuk menyelesaikannya," kata Dadang.
Dadang menambahkan, terminal baru memiliki banyak kunggulan dibandingkan terminal lama, selain dari segi daya tampung, berbagai fasilitas juga tersedia. Salah satunya kehadiran PT Angkasa Pura I akan mengimplementasikan pengoperasian Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai wadah kaloborasi seluruh pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari berbagai unsur yakni Airport Operator, Airlines Operators, Air Navigation dan otoritas seperti bea cukai, imigrasi, karantina, kepolisian, dan lain-lain.
"AOCC yang ada nantinya sama seperti pengoperasian di Bandar Udara Soekarno-Hatta dan semuanya terintegrasi dengan berbagai stakeholder penerbangan," katanya.
Terminal baru tahap I Bandar Udara Syamsudin Noor memiliki luas 77.569 m2 dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Memiliki sebanyak 52 unit check-in counter, baggage conveyor 3 unit untuk kedatangan penerbangan domestik dan internasional. Bandara direncanakan memiliki 2 lantai. Lantai 1 sebagai area keberangkatan, komersil, airside dan area kedatangan, sedangkan lantai 2 sebagai area kantor sewa, hotel dan bording lounge.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana Banguningsih Pramesti, menilai kehadiran terminal baru dapat menigkatkan kapasitas daya tampung sehingga dapat mengimbangi lonjakan penumpang dari dan ke Banjarmasin.
Jika proyek pengembangan bandara ini selesai, untuk sisi darat data tampung di terminal yang sebelumnya 1,5 juta penumpang menjadi sebanyak 7 juta penumpang. Sementara untuk sisi udara, perluasan apron menambah kapasistas parkir pesawat (parking stand) yang semula 16 menjadi 25 unit pesawat.
"Diharapkan dengan penambahan kapasitas ini, pelayanan bandar udara akan menjadi lebih baik lagi. Sebab di Bandara Syamsudin Noor merupakan embarkasi haji. Selain itu, dalam peningkatan kapasitas nantinya banyak penumpang umroh terlayani," jelas Polana di Jakarta, Sabtu (8/6/2019).
Terkait, laporan yang diberikan PT Angkasa Pura I tentang akses jalan, menurut Polana, jika terminal baru bandara selesai dibangun maka jalan akses di Jalan Lingkar Utara, Kota Banjarbaru harus selesai juga. Karena akses jalan masuk bandara merupakan hal penting.
"Berdasarkan peninjauan, badan jalannya belum sempurna dan masih ada yang belum standar," katanya. Untuk mempercepat penyelesaian akses jalan masuk menuju terminal baru, Polana mengatakan akan mencoba mengkomunikasikan dengan Kementerian PUPR serta Pemrov Kalimantan Selatan.
General Manager Bandara Syamsudin Noor, Indah Preastuty, mengatakan terminal baru Bandar Udara Syamsudin Noor akan menjadi bandara kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan pada umumnya dan masyarakat Banjarbaru pada khususnya.
"Bandara representative ini akan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kalimantan Selatan yang nantinya dapat meningkatkan perkembangan perekonomian. Memang butuh waktu untuk menyelesaikannya, tapi kami bersama Pemrov Kalimantan Selatan optimis penyelesaiannya bisa tercapai tepat waktu," ujarnya.
Pimpinan Project (Pimpro) proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor, Dadang Dian Hendiana, mengatakan pengembangan pembangunan terminal baru bandara dilakukan sebanyak dua paket. Paket pertama progresnya mencapai 65%, hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang sudah jadi. Sementara untuk paket kedua mencapai 85% terdiri dari insfrastruktur, bangunan penunjang, apron dan lain lain.
"Tinggal finishing dan akan dikejar hingga Oktober. Ada strategi dan treatment tertentu untuk menyelesaikannya," kata Dadang.
Dadang menambahkan, terminal baru memiliki banyak kunggulan dibandingkan terminal lama, selain dari segi daya tampung, berbagai fasilitas juga tersedia. Salah satunya kehadiran PT Angkasa Pura I akan mengimplementasikan pengoperasian Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai wadah kaloborasi seluruh pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari berbagai unsur yakni Airport Operator, Airlines Operators, Air Navigation dan otoritas seperti bea cukai, imigrasi, karantina, kepolisian, dan lain-lain.
"AOCC yang ada nantinya sama seperti pengoperasian di Bandar Udara Soekarno-Hatta dan semuanya terintegrasi dengan berbagai stakeholder penerbangan," katanya.
Terminal baru tahap I Bandar Udara Syamsudin Noor memiliki luas 77.569 m2 dengan kapasitas 7 juta penumpang per tahun. Memiliki sebanyak 52 unit check-in counter, baggage conveyor 3 unit untuk kedatangan penerbangan domestik dan internasional. Bandara direncanakan memiliki 2 lantai. Lantai 1 sebagai area keberangkatan, komersil, airside dan area kedatangan, sedangkan lantai 2 sebagai area kantor sewa, hotel dan bording lounge.
(ven)