AS Kenakan Tarif Impor Jika Pertemuan Trump-Xi Gagal Hasilkan Kesepakatan
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disebut tidak akan ragu-ragu menerapkan tarif baru bagi barang impor asal China, jika pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Jepang akhir bulan ini tidak menghasilkan kesepakatan yang diinginkan.
Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, seperti dikutip dari CNBC, Senin (10/6/2019). Presiden Trump, kata dia, berusaha untuk menentukan apakah Presiden Xi bersedia untuk menuju ke arah yang benar pada kesepakatan untuk membentuk kembali hubungan perdagangan dan komersial antara dua ekonomi teratas dunia tersebut.
"Kami akan perlu melihat tindakan, dan Presiden Trump akan perlu memastikan bahwa kami bergerak ke arah yang benar menuju kesepakatan," Mnuchin. Trump, kata Mnuchin, akan segera membuat keputusan tersebut setelah pertemuan. Trump sebelumnya telah mengindikasikan ia akan merencanakan langkah berikutnya terkait perang dagang antara kedua negara setelah pertemuan G20.
"Jika China ingin maju dengan kesepakatan itu, kami siap untuk maju dengan persyaratan yang telah kami tetapkan. Jika China tidak ingin bergerak maju, maka Presiden Trump tak ragu untuk bergerak maju dengan pengenaan tarif untuk menyeimbangkan kembali hubungan dagang kedua negara," kata Mnuchin.
Kedua pimpinan negara dengan ekonomi terkuat dunia tersebut terakhir bertemu pada Desember 2018 di Buenos Aires - beberapa bulan setelah perang dagang berlangsung. Pada saat itu, Xi dan Trump sepakat untuk menunda kenaikan tarif yang direncanakan sementara kedua belah pihak melipatgandakan upaya negosiasi.
Beberapa bulan berikutnya tidak terjadi eskalasi lebih lanjut di tengah putaran berulang negosiasi di Washington dan Beijing.
Tetapi jeda itu berakhir pada Mei ketika Trump secara tak terduga mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengenakan pajak baru atas barang-barang China senilai USD200 miliar. Trump juga mengancam akan menambah lagi tarif bagi barang-barang asal China.
Sebelumnya, para pejabat AS berulang kali menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena China ingin menegosiasikan ulang sejumlah kesepakatan yang telah dicapai.
Mnuchin menegaskan, dirinya percaya jika China bersedia untuk maju dengan persyaratan yang telah didiskusikan, Washington dan Beijing akan memiliki kesepakatan. "Jika tidak, kami akan melanjutkan dengan tarif," tandasnya. Artinya, prospek pengenaan tarif tambahan untuk produk-produk China dengan nilai total USD325 miliar akan tergantung pada hasil pertemuan tersebut.
Hal itu ditegaskan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, seperti dikutip dari CNBC, Senin (10/6/2019). Presiden Trump, kata dia, berusaha untuk menentukan apakah Presiden Xi bersedia untuk menuju ke arah yang benar pada kesepakatan untuk membentuk kembali hubungan perdagangan dan komersial antara dua ekonomi teratas dunia tersebut.
"Kami akan perlu melihat tindakan, dan Presiden Trump akan perlu memastikan bahwa kami bergerak ke arah yang benar menuju kesepakatan," Mnuchin. Trump, kata Mnuchin, akan segera membuat keputusan tersebut setelah pertemuan. Trump sebelumnya telah mengindikasikan ia akan merencanakan langkah berikutnya terkait perang dagang antara kedua negara setelah pertemuan G20.
"Jika China ingin maju dengan kesepakatan itu, kami siap untuk maju dengan persyaratan yang telah kami tetapkan. Jika China tidak ingin bergerak maju, maka Presiden Trump tak ragu untuk bergerak maju dengan pengenaan tarif untuk menyeimbangkan kembali hubungan dagang kedua negara," kata Mnuchin.
Kedua pimpinan negara dengan ekonomi terkuat dunia tersebut terakhir bertemu pada Desember 2018 di Buenos Aires - beberapa bulan setelah perang dagang berlangsung. Pada saat itu, Xi dan Trump sepakat untuk menunda kenaikan tarif yang direncanakan sementara kedua belah pihak melipatgandakan upaya negosiasi.
Beberapa bulan berikutnya tidak terjadi eskalasi lebih lanjut di tengah putaran berulang negosiasi di Washington dan Beijing.
Tetapi jeda itu berakhir pada Mei ketika Trump secara tak terduga mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengenakan pajak baru atas barang-barang China senilai USD200 miliar. Trump juga mengancam akan menambah lagi tarif bagi barang-barang asal China.
Sebelumnya, para pejabat AS berulang kali menyatakan bahwa hal itu dilakukan karena China ingin menegosiasikan ulang sejumlah kesepakatan yang telah dicapai.
Mnuchin menegaskan, dirinya percaya jika China bersedia untuk maju dengan persyaratan yang telah didiskusikan, Washington dan Beijing akan memiliki kesepakatan. "Jika tidak, kami akan melanjutkan dengan tarif," tandasnya. Artinya, prospek pengenaan tarif tambahan untuk produk-produk China dengan nilai total USD325 miliar akan tergantung pada hasil pertemuan tersebut.
(fjo)