Bagas Adhadirgha, Pengusaha Industri Penerbangan yang Membangun Bandara Seorang Diri
A
A
A
JAKARTA - General Aviation alias penerbangan umum memiliki lingkup sangat luas, dari Sabang hingga Merauke. Karena itu, peran penerbangan umum perlu mendapat perhatian serius karena sangat penting dalam memajukan ekonomi Indonesia.
Salah satu nama di dunia penerbangan umum nasional adalah Bagas Adhadirgha. Kecintaan akan dunia penerbangan, membuat founder sekaligus CEO PT Asia Aero Technology ini, sejak 2009 menjalankan usaha di penerbangan umum dengan membangun bandara seorang diri.
"Saya membangun bandara seorang diri dari nol. Dulu hanya berupa lapangan rumput kosong yang tidak terurus. Saya berdedikasi untuk memajukan industri penerbangan di Indonesia. Saya urus perizinan sendiri membangun bandara Wiladatika Private Airport di Buperta Cibubur," ujar Bagas, Selasa (18/6/2019).
Bagas yang saat ini merupakan Ketua Bidang IX Internasional dan Pariwisata HIPMI, menjelaskan menjadi pengusaha pionir dalam industri general aviation dan airport services di Indonesia tidaklah mudah. Karena tidak ada role model untuk dapat dijadikan contoh.
"Perusahaan saya adalah private company pertama yang bergerak di industri general aviation dan airport services di Indonesia. Menjadi pionir itu tidak mudah, harus banyak belajar tanpa ada role model. Ini tidak terjadi secara instan," tambahnya.
Pengusaha muda yang sekarang mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 ini menambahkan, yang terpenting dalam menjadi seorang pengusaha adalah passion dan dedikasi. Latar belakang pendidikan ataupun keluarga tidak boleh menjadi alasan jika ingin menjadi seorang pengusaha.
"Latar belakang pendidikan saya adalah IT. Saya lahir dari keluarga yang tidak begitu mengenal konsep menjadi pengusaha. Perusahaan ini adalah pelampiasan dari kecintaan saya sejak kecil terhadap dunia penerbangan," terangnya.
Dan untuk menjadi pengusaha, ia memberi wejangan harus dimulai dari diri sendiri dan jangan bergantung kepada orang lain. Walaupun tidak mendapat dukungan dari siapapun, jangan berhenti dan terus menjalankan apa yang diyakini dan dicintai. Tekad tersebut membuat Bagas kerap dipercaya untuk membantu dalam pengelolaan beberapa bandara dan helipad.
"Insya Allah, kita hadir untuk terus membawa kebermanfaatan untuk sekitar, memajukan industri kita untuk kontribusi pada perekonomian dan kemajuan Indonesia," tutup Bagas.
Salah satu nama di dunia penerbangan umum nasional adalah Bagas Adhadirgha. Kecintaan akan dunia penerbangan, membuat founder sekaligus CEO PT Asia Aero Technology ini, sejak 2009 menjalankan usaha di penerbangan umum dengan membangun bandara seorang diri.
"Saya membangun bandara seorang diri dari nol. Dulu hanya berupa lapangan rumput kosong yang tidak terurus. Saya berdedikasi untuk memajukan industri penerbangan di Indonesia. Saya urus perizinan sendiri membangun bandara Wiladatika Private Airport di Buperta Cibubur," ujar Bagas, Selasa (18/6/2019).
Bagas yang saat ini merupakan Ketua Bidang IX Internasional dan Pariwisata HIPMI, menjelaskan menjadi pengusaha pionir dalam industri general aviation dan airport services di Indonesia tidaklah mudah. Karena tidak ada role model untuk dapat dijadikan contoh.
"Perusahaan saya adalah private company pertama yang bergerak di industri general aviation dan airport services di Indonesia. Menjadi pionir itu tidak mudah, harus banyak belajar tanpa ada role model. Ini tidak terjadi secara instan," tambahnya.
Pengusaha muda yang sekarang mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2019-2022 ini menambahkan, yang terpenting dalam menjadi seorang pengusaha adalah passion dan dedikasi. Latar belakang pendidikan ataupun keluarga tidak boleh menjadi alasan jika ingin menjadi seorang pengusaha.
"Latar belakang pendidikan saya adalah IT. Saya lahir dari keluarga yang tidak begitu mengenal konsep menjadi pengusaha. Perusahaan ini adalah pelampiasan dari kecintaan saya sejak kecil terhadap dunia penerbangan," terangnya.
Dan untuk menjadi pengusaha, ia memberi wejangan harus dimulai dari diri sendiri dan jangan bergantung kepada orang lain. Walaupun tidak mendapat dukungan dari siapapun, jangan berhenti dan terus menjalankan apa yang diyakini dan dicintai. Tekad tersebut membuat Bagas kerap dipercaya untuk membantu dalam pengelolaan beberapa bandara dan helipad.
"Insya Allah, kita hadir untuk terus membawa kebermanfaatan untuk sekitar, memajukan industri kita untuk kontribusi pada perekonomian dan kemajuan Indonesia," tutup Bagas.
(ven)