Kunjungi Mark Dynamics, BI Cari Masukan Soal Potensi Ekonomi Sumut
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) awal pekan ini mengunjungi kantor PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) di Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa, Sumatera Utara (Sumut). Dalam kunjungan tersebut, BI mencari masukan soal potensi ekonomi yang ke depan dapat didorong untuk pertumbuhan ekonomi di Sumut.
Kunjungan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat dan Kepala Divisi Advisory Ekonomi & Keuangan BI Sumut Yura A Djalins ini diterima langsung oleh Presiden Direktur MARK Ridwan Goh.
"Salah satu tugas kami adalah untuk melihat potensi-potensi sumber pertumbuhan ekonomi apa yang kira-kira dapat didorong ke depan berdasarkan sektor riil maupun korporasi di Sumatera Utara, salah satu yang kami lihat adalah PT Mark Dynamics dari sisi manufaktur," ungkap Wiwiek dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (20/6/2019).
BI menyebutkan, secara keseluruhan pada 2018 perekonomian Sumut tumbuh 5,18% (yoy), lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,12% (yoy). Dari sisi sektoral, kinerja sektor utama tercatat tumbuh meningkat, terutama pada sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan. Memasuki awal tahun 2019, perekonomian Sumut diprediksi tumbuh melambat sesuai dengan pola historis di awal tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Goh mengatakan, sebagai salah satu perusahaan di Sumut yang saat ini cukup menjadi perhatian, terutama setelah menjadi perusahaan yang telah go public, MARK secara fundamental memiliki kinerja terus meningkat.
Hal ini menurutnya menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Sektor industri yang digeluti MARK yakni industri manufaktur diharapkan dapat terus berkembang di Sumut agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi, selain sektor perkebunan yang selama ini menjadi sektor penggerak utama di wilayah tersebut.
"Kapasitas produksi MARK mengalami peningkatan 15% setiap tahun. MARK tidak memiliki pesaing di Indonesia dan memiliki kinerja keuangan yang baik setiap tahunnya," ungkap Ridwan.
Dia menambahkan, produsen sarung tangan karet tersebut tahun ini telah meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 610.000 unit per bulan dan akan terus ditingkatkan menjadi 1 juta unit per bulan di tahun 2023. Sampai saat ini 95% penjualan MARK di ekspor ke Malaysia , Thailand, Vietnam dan China.
Wiwiek pun mengapresiasi kepemimpinan Ridwan yang dinilai telah berhasil membawa MARK dikenal masyarakat luas dan strateginya untuk meningkatkan harga saham perseroan.
"Kunjungan Bank Indonesia ke MARK ini tidak akan menjadi kunjungan pertama dan terakhir. BI akan berkunjung kembali ke Mark Dynamics Indonesia untuk melihat rating MARK ke depannya," pungkas Wiwiek.
Kunjungan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumatera Utara Wiwiek Sisto Widayat dan Kepala Divisi Advisory Ekonomi & Keuangan BI Sumut Yura A Djalins ini diterima langsung oleh Presiden Direktur MARK Ridwan Goh.
"Salah satu tugas kami adalah untuk melihat potensi-potensi sumber pertumbuhan ekonomi apa yang kira-kira dapat didorong ke depan berdasarkan sektor riil maupun korporasi di Sumatera Utara, salah satu yang kami lihat adalah PT Mark Dynamics dari sisi manufaktur," ungkap Wiwiek dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (20/6/2019).
BI menyebutkan, secara keseluruhan pada 2018 perekonomian Sumut tumbuh 5,18% (yoy), lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,12% (yoy). Dari sisi sektoral, kinerja sektor utama tercatat tumbuh meningkat, terutama pada sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan. Memasuki awal tahun 2019, perekonomian Sumut diprediksi tumbuh melambat sesuai dengan pola historis di awal tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Ridwan Goh mengatakan, sebagai salah satu perusahaan di Sumut yang saat ini cukup menjadi perhatian, terutama setelah menjadi perusahaan yang telah go public, MARK secara fundamental memiliki kinerja terus meningkat.
Hal ini menurutnya menjadi penting bagi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Sektor industri yang digeluti MARK yakni industri manufaktur diharapkan dapat terus berkembang di Sumut agar dapat menjadi motor penggerak ekonomi, selain sektor perkebunan yang selama ini menjadi sektor penggerak utama di wilayah tersebut.
"Kapasitas produksi MARK mengalami peningkatan 15% setiap tahun. MARK tidak memiliki pesaing di Indonesia dan memiliki kinerja keuangan yang baik setiap tahunnya," ungkap Ridwan.
Dia menambahkan, produsen sarung tangan karet tersebut tahun ini telah meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 610.000 unit per bulan dan akan terus ditingkatkan menjadi 1 juta unit per bulan di tahun 2023. Sampai saat ini 95% penjualan MARK di ekspor ke Malaysia , Thailand, Vietnam dan China.
Wiwiek pun mengapresiasi kepemimpinan Ridwan yang dinilai telah berhasil membawa MARK dikenal masyarakat luas dan strateginya untuk meningkatkan harga saham perseroan.
"Kunjungan Bank Indonesia ke MARK ini tidak akan menjadi kunjungan pertama dan terakhir. BI akan berkunjung kembali ke Mark Dynamics Indonesia untuk melihat rating MARK ke depannya," pungkas Wiwiek.
(fjo)