Kementan Sudah Serahkan Bantuan Alsintan 2019 untuk Sarolangun
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Sarolangun, Jambi, pada tahun 2019 ini kembali mendapatkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan). Baik dari pemerintah pusat maupun dari pemerintah Provinsi Jambi. Bantuan alsintan dari pusat melalui APBN di antaranya berupa handtractor, pompa air, handsplayer, dan cultivator.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menerangkan bantuan alsintan ini bervariasi. Ada handtractor sebanyak 10 unit, pompa air 6 inchi sebanyak 6 unit, handsplayer ada 50 unit, dan cultivator atau bajak kecil sebanyak 5 unit.
Sementara, bantuan alsintan dari Pemerintah Provinsi melalui APBD berupa pompa air 4 inchi ada 25 unit, cultivator 3 unit dan ada pomben tractor 6 unit.
"Tahun 2019 bantuan alsintan untuk Sarolangun dari APBN, sudah diserahkan secara simbolis pada beberapa waktu lalu. Semua kecamatan itu ada menerima bantuan itu melalui Gapoktan," kata Sarwo Edhy, Senin (24/6/2019).
Sarwo Edhy berharap, bantuan alsintan yang diberikan Kementan kepada petani melalui Poktan ataupun Gapoktan dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya.
"Jangan sampai alsintan hanya disimpan di rumah atau dijual. Karena itu harus dioptimalkan supaya tepat sasaran," ujarnya.
Dikatakan Sarwo Edhy, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan. Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah.
Sarwo Edhy menambahkan, bantuan pompa air harap disiagakan untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau yang datang lebih awal. Pasalnya, di sejumlah daerah lainnya sudah ada yang mengalami kekeringan.
"Petani Sarolangun harus mewaspadai datangnya musim kemarau lebih awal ini. Pompa air bantuan dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi apabila lahan pertanian kekurangan air," jelas Sarwo Edhy.
Plt Kadis Dinas Tanaman Pangan, Hultikultura dan Perkebunan (TPHP) Sarolangun Helmi mengatakan, bantuan tersebut juga akan disalurkan bagi para Gapoktan di Sarolangun.
"Tinggal eksekusi penerimaan barangnya di lapangan, Insya Allah dalam waktu dekat ini, akan diselesaikan karena kita tinggal menunggu kiriman barang," tuturnya.
Bantuan tersebut, kata Helmi, sesuai dengan pengajuan gapoktan melalui proposal, yang membutuhkan bantuan alsintan. Namun, tidak semua proposal bisa diakomodir karena pihaknya melakukan survey dan penilaian atas pengajuan tersebut.
"Kita lihat apakah layak atau tidak, baru kita memutuskan untuk kita berikan bantuan. Karena biasanya petani tiap mengajukan proposal, dan tentunya dilihat kalkulasi semua kelompok sudah menerima bantuan alsintan. Sehingga kalau ada proposal tentu dipelajari, khususnya apakah bantuan sebelumnya masih bisa di pakai lagi atau tidak," katanya.
Ia berharap kedepan para petani untuk merubah mindset dan prilaku dalam bercocok tanam. Sebab dari evaluasi yang dilakukan, gapoktan di masing-masing wilayah berbeda hasil produksi dalam bercocok tanam padahal bantuannya sama saja.
"Kalau kita melihat masalah pertanian, sebenarnya kalau sudah pada kelompok, ini tinggal keseriusan petani itu sendiri, mau apa tidak merubah prilaku dan pola pikir. Karena kita lihat dengan bantuan yang sama, posisi yang sama, kelompok ini kok beda. Mindset dan ketekunan petani itu sendiri, dalam bercocok tanam ini, maka kedepan itu harus dirubah," pungkasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, menerangkan bantuan alsintan ini bervariasi. Ada handtractor sebanyak 10 unit, pompa air 6 inchi sebanyak 6 unit, handsplayer ada 50 unit, dan cultivator atau bajak kecil sebanyak 5 unit.
Sementara, bantuan alsintan dari Pemerintah Provinsi melalui APBD berupa pompa air 4 inchi ada 25 unit, cultivator 3 unit dan ada pomben tractor 6 unit.
"Tahun 2019 bantuan alsintan untuk Sarolangun dari APBN, sudah diserahkan secara simbolis pada beberapa waktu lalu. Semua kecamatan itu ada menerima bantuan itu melalui Gapoktan," kata Sarwo Edhy, Senin (24/6/2019).
Sarwo Edhy berharap, bantuan alsintan yang diberikan Kementan kepada petani melalui Poktan ataupun Gapoktan dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya.
"Jangan sampai alsintan hanya disimpan di rumah atau dijual. Karena itu harus dioptimalkan supaya tepat sasaran," ujarnya.
Dikatakan Sarwo Edhy, apabila alsintan bisa dikelola dengan baik akan memberi penghasilan tambahan bagi Poktan atau Gapoktan. Poktan atau Gapoktan bisa membentuk UPJA, koperasi dan kelompok usaha bersama (KUB) untuk mengembangkan alsintan bantuan pemerintah.
Sarwo Edhy menambahkan, bantuan pompa air harap disiagakan untuk mengantisipasi kekeringan di musim kemarau yang datang lebih awal. Pasalnya, di sejumlah daerah lainnya sudah ada yang mengalami kekeringan.
"Petani Sarolangun harus mewaspadai datangnya musim kemarau lebih awal ini. Pompa air bantuan dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi apabila lahan pertanian kekurangan air," jelas Sarwo Edhy.
Plt Kadis Dinas Tanaman Pangan, Hultikultura dan Perkebunan (TPHP) Sarolangun Helmi mengatakan, bantuan tersebut juga akan disalurkan bagi para Gapoktan di Sarolangun.
"Tinggal eksekusi penerimaan barangnya di lapangan, Insya Allah dalam waktu dekat ini, akan diselesaikan karena kita tinggal menunggu kiriman barang," tuturnya.
Bantuan tersebut, kata Helmi, sesuai dengan pengajuan gapoktan melalui proposal, yang membutuhkan bantuan alsintan. Namun, tidak semua proposal bisa diakomodir karena pihaknya melakukan survey dan penilaian atas pengajuan tersebut.
"Kita lihat apakah layak atau tidak, baru kita memutuskan untuk kita berikan bantuan. Karena biasanya petani tiap mengajukan proposal, dan tentunya dilihat kalkulasi semua kelompok sudah menerima bantuan alsintan. Sehingga kalau ada proposal tentu dipelajari, khususnya apakah bantuan sebelumnya masih bisa di pakai lagi atau tidak," katanya.
Ia berharap kedepan para petani untuk merubah mindset dan prilaku dalam bercocok tanam. Sebab dari evaluasi yang dilakukan, gapoktan di masing-masing wilayah berbeda hasil produksi dalam bercocok tanam padahal bantuannya sama saja.
"Kalau kita melihat masalah pertanian, sebenarnya kalau sudah pada kelompok, ini tinggal keseriusan petani itu sendiri, mau apa tidak merubah prilaku dan pola pikir. Karena kita lihat dengan bantuan yang sama, posisi yang sama, kelompok ini kok beda. Mindset dan ketekunan petani itu sendiri, dalam bercocok tanam ini, maka kedepan itu harus dirubah," pungkasnya.
(ven)