2020, Kementan Fokus Program Peningkatan SDM dan Infrastruktur Pertanian
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan fokus pada upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pertanian dan membangun infrastruktur pertanian. Dua Hal ini akan menjadi program utama Kementan di tahun 2020.
"Kami akan menekankan program kerja 2020 pada peningkatan SDM pertanian yang berkualitas dan membangun infrastruktur," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Amran mengatakan, Kementan mendapat amanah untuk menyukseskan prioritas nasional pada program nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan, air dan lingkungan hidup.
Berdasarkan hal tersebut, Amran mengatakan bahwa untuk mengembangkan kompetensi SDM pertanian, Kementan meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Tahun ini, Kementan sudah menggelar pendidikan dan pelatihan untuk mencetak petani milenial. Program ini akan semakin digiatkan pada tahun 2020," ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Kamis (27/6/2019).
Sementara, pembangunan infrastruktur masih dinilai sebagai kunci dalam peningkatan produktivitas pangan, sekaligus menekan biaya operasional produksi. Untuk itu, Kementan akan terus memfasilitasi dan bekerja sama dengan kementerian maupun lembaga lain untuk membangun infrastruktur pertanian. Mulai dari waduk, embung, hingga irigasi sekunder dan tersier.
"Selain pembangunan SDM dan infrastruktur pertanian, kami akan tetap menjalankan sejumlah kegiatan existing, yang dinilai telah berhasil," lanjut Arman.
Sementara, program lainnya yang akan dipertahankan adalah program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani atau SERASI. Program optimalisasi lahan rawa ini akan terus dijalankan sehingga lahan rawa menjadi potensial dalam meningkatkan produksi pangan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan kegiatan operasional sarana dan prasarana pertanian masih menjadi tulang punggung utama peningkatan produksi pertanian hingga 2024 mendatang.
"Strateginya dengan peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan dan air; peningkatan infrastruktur dan sarana; penguatan kelembagaan petani; pengembangan dan penguatan pembiayaan pangan dan pertanian," ujar Sarwo Edhy.
Strategi operasional untuk 2020-2024 tersebut terdiri dari pengembangan lahan rawa pasang surut dan lebak 1 juta ha, pengembangan lahan kering dan tadah hujan (rainfed) 4 juta ha, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200-300, moderenisasi pangan dan pertanian (mekanisasi). Hingga pengembangan korporasi petani dan asuransi padi dan sapi/kerbau.
"Strategi tersebut kemudian diturunkan menjadi kegiatan operasional yang meliputi rehabilitasi jaringan irigasi tersier, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, cetak sawah, dan optimasi lahan," paparnya.
Selain itu, alat dan mesin pertanian pra panen, pembangunan embung pertanian, bangunan konservasi air dan antisipasi anomali iklim. Serta pengawalan penyaluran pupuk bersubsidi, asuransi usaha tani padi (AUTP), asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K).
Sejak tahun 2015, Ditjen PSP Kementan telah melakukan rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier, pembangunan sumber-sumber air, alat dan mesin pertanian pra panen juga pascapanen, optimasi lahan; asuransi pertanian.
Kegiatan operasional tersebut telah terbukti positif meningkatkan produksi selama ini. Data Ditjen PSP mencatat, rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier sepanjang 2015-2018 telah dibangun seluas 3.120.578 ha di seluruh wilayah sentra.
Kemudian ada pembangunan sumber-sumber air seperti embung, dam parit, long storage dan irigasi perpipaan sebanyak 5.589 unit.
Termasuk alat dan mesin pertanian pra panen mencapai 1.526.487 dan pascapanen sebanyak 8.142 unit. Sedangkan untuk penyediaan lahan, melalui kegiatan cetak sawah seluas 217.631 hektar (ha) serta optimasi lahan 1.166.930 ha.
Dari sisi perlindungan, ada asuransi usaha pertanian yang mencakup 1.987.610 ha dan asuransi ternak sapi yang sudah melindungi 126.831 ekor sapi.
"Kami akan menekankan program kerja 2020 pada peningkatan SDM pertanian yang berkualitas dan membangun infrastruktur," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Amran mengatakan, Kementan mendapat amanah untuk menyukseskan prioritas nasional pada program nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, serta ketahanan pangan, air dan lingkungan hidup.
Berdasarkan hal tersebut, Amran mengatakan bahwa untuk mengembangkan kompetensi SDM pertanian, Kementan meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Tahun ini, Kementan sudah menggelar pendidikan dan pelatihan untuk mencetak petani milenial. Program ini akan semakin digiatkan pada tahun 2020," ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Kamis (27/6/2019).
Sementara, pembangunan infrastruktur masih dinilai sebagai kunci dalam peningkatan produktivitas pangan, sekaligus menekan biaya operasional produksi. Untuk itu, Kementan akan terus memfasilitasi dan bekerja sama dengan kementerian maupun lembaga lain untuk membangun infrastruktur pertanian. Mulai dari waduk, embung, hingga irigasi sekunder dan tersier.
"Selain pembangunan SDM dan infrastruktur pertanian, kami akan tetap menjalankan sejumlah kegiatan existing, yang dinilai telah berhasil," lanjut Arman.
Sementara, program lainnya yang akan dipertahankan adalah program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani atau SERASI. Program optimalisasi lahan rawa ini akan terus dijalankan sehingga lahan rawa menjadi potensial dalam meningkatkan produksi pangan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, mengatakan kegiatan operasional sarana dan prasarana pertanian masih menjadi tulang punggung utama peningkatan produksi pertanian hingga 2024 mendatang.
"Strateginya dengan peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan dan air; peningkatan infrastruktur dan sarana; penguatan kelembagaan petani; pengembangan dan penguatan pembiayaan pangan dan pertanian," ujar Sarwo Edhy.
Strategi operasional untuk 2020-2024 tersebut terdiri dari pengembangan lahan rawa pasang surut dan lebak 1 juta ha, pengembangan lahan kering dan tadah hujan (rainfed) 4 juta ha, peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200-300, moderenisasi pangan dan pertanian (mekanisasi). Hingga pengembangan korporasi petani dan asuransi padi dan sapi/kerbau.
"Strategi tersebut kemudian diturunkan menjadi kegiatan operasional yang meliputi rehabilitasi jaringan irigasi tersier, irigasi perpompaan, irigasi perpipaan, cetak sawah, dan optimasi lahan," paparnya.
Selain itu, alat dan mesin pertanian pra panen, pembangunan embung pertanian, bangunan konservasi air dan antisipasi anomali iklim. Serta pengawalan penyaluran pupuk bersubsidi, asuransi usaha tani padi (AUTP), asuransi usaha ternak sapi/kerbau (AUTS/K).
Sejak tahun 2015, Ditjen PSP Kementan telah melakukan rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier, pembangunan sumber-sumber air, alat dan mesin pertanian pra panen juga pascapanen, optimasi lahan; asuransi pertanian.
Kegiatan operasional tersebut telah terbukti positif meningkatkan produksi selama ini. Data Ditjen PSP mencatat, rehabilitasi dan pembangunan jaringan irigasi tersier sepanjang 2015-2018 telah dibangun seluas 3.120.578 ha di seluruh wilayah sentra.
Kemudian ada pembangunan sumber-sumber air seperti embung, dam parit, long storage dan irigasi perpipaan sebanyak 5.589 unit.
Termasuk alat dan mesin pertanian pra panen mencapai 1.526.487 dan pascapanen sebanyak 8.142 unit. Sedangkan untuk penyediaan lahan, melalui kegiatan cetak sawah seluas 217.631 hektar (ha) serta optimasi lahan 1.166.930 ha.
Dari sisi perlindungan, ada asuransi usaha pertanian yang mencakup 1.987.610 ha dan asuransi ternak sapi yang sudah melindungi 126.831 ekor sapi.
(ven)