Amran Pastikan Pasokan Beras Nasional Aman Terkendali
A
A
A
SIDOARJO - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pasokan beras di kompleks pergudangan Bulog, Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (27/6/2019). Berdasarkan hasil peninjauan, Amran mengatakan pasokan beras nasional di Bulog masih cukup besar, bahkan cukup sampai dengan tahun depan.
"Kami berterima kasih untuk petani-petani Indonesia, sekarang gudangnya sudah penuh. Juga terima kasih ke Bulog sudah berkerja keras menyerap hasil petani. Dan hasilnya ini kita syukuri. Ini semua atas arahan pak Presiden Jokowi. kita membangun infrastruktur selama empat tahun, hasilnya kita nikmati hari ini," ujarnya.
Menurut Amran, saat ini pasokan beras yang ada di gudang Banjar, Surabaya, mencapai 630 ribu ton untuk kebutuhan masyarakat Jawa Timur, dan cukup sampai tahun depan.
Keterangan Amran, semua beras merupakan jenis lokal, dimana seluruhnya adalah hasil produksi petani lokal. Dia pun memastikan kualitas yang ada masuk dalam posisi tinggi karena benih yang digunakan adalah benih unggulan.
"Ini beras unggulan hasil produksi petani yang sangat bagus karena benih yang ditanam merupakan benih unggulan," katanya.
Amran mengatakan, bahwa pembangunan infrastruktur selama empat tahun terakhir untuk pertanian bertujuan meningkatkan indeks pertanaman. Bahkan petani bisa panen sampai tiga kali panen dalam setahun.
Peningkatan infrastruktur pertanian mulai dari perbaikan jaringan irigasi, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, dan pupuk, kesemuanya merupakan proses untuk peningkatan produktivitas.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur, Muhammad Hasyim, memastikan harga beras kedepan tetap dalam kondisi normal, meski beberapa bulan lagi masyarakat Indonesia akan menghadapi hari raya Idul Adha.
"Saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog sudah menyiapakan pasokan yang banyak. Kedepan, harga juga akan stabil karena dibantu dengan operasi pasar," katanya.
Sekadar diketahui, beras yang dijual di Gudang Banjar Kemantren dibanderol Rp8.100 per kilogram. Namun, harga tersebut naik menjadi Rp8.500 jika dijual di pasar kecil dan tradisional. Walau begitu, harga tersebut dalam kondisi normal karena sesuai acuan Harga Eceran Tertinggi.
"Kami berterima kasih untuk petani-petani Indonesia, sekarang gudangnya sudah penuh. Juga terima kasih ke Bulog sudah berkerja keras menyerap hasil petani. Dan hasilnya ini kita syukuri. Ini semua atas arahan pak Presiden Jokowi. kita membangun infrastruktur selama empat tahun, hasilnya kita nikmati hari ini," ujarnya.
Menurut Amran, saat ini pasokan beras yang ada di gudang Banjar, Surabaya, mencapai 630 ribu ton untuk kebutuhan masyarakat Jawa Timur, dan cukup sampai tahun depan.
Keterangan Amran, semua beras merupakan jenis lokal, dimana seluruhnya adalah hasil produksi petani lokal. Dia pun memastikan kualitas yang ada masuk dalam posisi tinggi karena benih yang digunakan adalah benih unggulan.
"Ini beras unggulan hasil produksi petani yang sangat bagus karena benih yang ditanam merupakan benih unggulan," katanya.
Amran mengatakan, bahwa pembangunan infrastruktur selama empat tahun terakhir untuk pertanian bertujuan meningkatkan indeks pertanaman. Bahkan petani bisa panen sampai tiga kali panen dalam setahun.
Peningkatan infrastruktur pertanian mulai dari perbaikan jaringan irigasi, penyediaan alat mesin pertanian (alsintan), benih unggul, dan pupuk, kesemuanya merupakan proses untuk peningkatan produktivitas.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur, Muhammad Hasyim, memastikan harga beras kedepan tetap dalam kondisi normal, meski beberapa bulan lagi masyarakat Indonesia akan menghadapi hari raya Idul Adha.
"Saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir karena Bulog sudah menyiapakan pasokan yang banyak. Kedepan, harga juga akan stabil karena dibantu dengan operasi pasar," katanya.
Sekadar diketahui, beras yang dijual di Gudang Banjar Kemantren dibanderol Rp8.100 per kilogram. Namun, harga tersebut naik menjadi Rp8.500 jika dijual di pasar kecil dan tradisional. Walau begitu, harga tersebut dalam kondisi normal karena sesuai acuan Harga Eceran Tertinggi.
(ven)