Ayo ke Asia Africa Carnival 2019? Ini loh Rundown-nya
A
A
A
BALI - Aura semarak kemeriahan Asia Africa Carnival (AAC) 2019 sudah terasa. Wisatawan pun sudah mulai berdatangan. Nah, agar tidak ketinggalan acara-acara menariknya, sebaiknya kuasai rundown yang sudah disebarkan oleh panitia AAC 2019.
Event berskala Internasional ini merupakan rangkaian dari Asia Afrika Festival (AAF) 2019. Acara yang digelar dalam rangka memperingati 64 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. AAC 2019 yang masuk Top 10 CoE Wonderful Indonesia ini, puncaknya digelar tanggal 29 Juni di kawasan Jalan Asia Afrika Bandung, Gedung Merdeka, dan Jalan Soekarno.
"Acara ini juga akan dihadiri para duta besar dan delegasi negara-negara Asia-Afrika. Dimeriahkan Parade Asia Afrika, Gelaran seni budaya dari negara-negara tersebut, pentas seni tradisional, dan para musisi nasional serta lokal Bandung," sebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari, Kamis (27/6/2019).
Pada pukul 07.30 – 08.00, tamu VIP akan dibawa menuju Pendopo Kota Bandung. AAC akan diawali dengan Prosesi Palestine Solidarity Walk pada pukul 08.30 – 09.00. Palestine Solidarity Walk terletak di alun-alun Bandung berdekatan dengan Gedung Merdeka yang menjadi tempat bersejarah pertama kali Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
"Palestine Solidarity Walk ini merupakan dukungan seluruh rakyat Indonesia, khususnya warga Bandung pada perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina," ucap Kenny.
Ia berharap momen kali ini akan menjadi spirit baru untuk terus memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan bagi Palestina. "Setiap Anda berjalan di sini, ingatlah rakyat Palestina yang sedang berjuang di sana," ujar Kenny.
Pada pukul 09.00 – 09.30, tamu VIP akan memasuki panggung utama Museum KAA. Di tempat inilah Menteri Pariwisata Arief Yahya akan memberikan sambutannya bersama Wali Kota Bandung Oded M Danial sekaligus membuka acara AAC 2019 yang akan berlangsung pukul 10.00 – 12.00.
Pukul 12.30 – 13.00, Carnaval akan ditutup penampilan dari AxP X USBP Percussion. Usai itu, dilanjutkan dengan penampilan dari Souran Bushi STBA, Sakura Odori, Sara Odori.
"Dari pukul 13.00 – 16.30 akan ada penampilan Respati Band, Giaz Emerald, Gallur Lemurian dan Mat Setun. Malam harinya pukul 18.00 sampai 20.45 ada Rengkak Ethnic Modern Music, Yan Djembe Ansamble, dan Black Juice," tambah Kenny.
Walikota Bandung Oded M Danial mangajak masyarakat untuk menyukseskan acara dengan mengajak keluarga dan kerabat. Ia pun menyarankan jangan membawa kendaraan pribadi, membawa tumbler yang sudah terisi air, dan membawa kantong sampah sendiri.
"Agar pasca kemeriahan acara, lingkungan tidak menjadi kotor oleh sampah. Naik kendaraan umum biar tidak macet jalanan," kata Oded.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuty mengatakan, AAC merupakan salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu. Pertunjukan spektakuler dalam Keanekaragaman Seni dan Budaya Asia Africa ini menjadi daya tarik pengunjung.
"Pertunjukannya digarapan khusus dan dikemas secara epik dan kolosal. Pertunjukan ini pun berkolaborasi dengan beberapa negara peserta. Selain itu, melibatkan berbagai provinsi di Indonesia," ujar Esthy.
Akan ada lima bidang seni yang akan ditampilkan. Di antaranya penampilan kebudayaan tradisional dari negara kerabat seperti Korea selatan, Jepang, China, India, Arab saudi dan lain lainnya.
Sementara, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mencatat pengunjung yang datang ke AAF terus meningkat. Bahkan tahun ini bisa menggaet 100 ribu pengunjung.
"Karena event ini sudah bukan hanya milik Kota Bandung saja, tapi sudah menjadi perhatian nasional bahkan internasional," kata Adella.
Dikatakannya, AAC ini menjadi sebuah etalase keberagaman budaya dari seluruh negara peserta. Sehingga tak heran bila masing-masing akan menyajikan penampilan yang memukau.
"Semua negara peserta sudah merasa sama-sama memiliki. AAC akan menjadi ajang mereka untuk menunjukkan kebesaran budaya masing-masing," tambah Adella.
Hal senada juga dikatakan Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Wawan Gunawan. Banyak hal positif yang dapat dipetik diperhelatan ini. Menurutnya, Konferensi Asia Afrika telah menjadi bagian sejarah dunia. Ini menandakan betapa Indonesia adalah negara besar.
"Dengan perhelatan ini semakin membuka mata dunia betapa besarnya nama Indonesia sejak dulu kala. Bukan saja sebagai penonton, tetapi mampu menggerakkan dunia. Ini menjadi refleksi positif bagi generasi muda agar tidak lupa akan sejarah bangsanya," ujar Wawan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat antusias dengan kegiatan ini. Menurutnya, Asian African Carnival 2018 adalah event internasional yang selalu mampu menyedot wisatawan dalam jumlah tinggi.
“Konferensi Asia Afrika tahun 1955 silam adalah salah satu momen bersejarah. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia dan Afrika lainnya. Oleh karenanya, perhelatan Asian African Carnival bisa kita bilang menjadi refleksi kebersamaan itu,” tutur Menpar Arief Yahya.
Menurutnya pria yang dinobatkan jadi Menteri Pariwisata Terbaik ASEAN ini, AAC bukan event sembarangan. Ini adalah kegiatan internasional. Negara-negara tetangga selalu antusias ambil bagian dalam event ini.
"Kemasannya selalu menarik dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Setiap digelar, kemeriahan pasti tersaji,” pungkas Menpar Arief Yahya.
Event berskala Internasional ini merupakan rangkaian dari Asia Afrika Festival (AAF) 2019. Acara yang digelar dalam rangka memperingati 64 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. AAC 2019 yang masuk Top 10 CoE Wonderful Indonesia ini, puncaknya digelar tanggal 29 Juni di kawasan Jalan Asia Afrika Bandung, Gedung Merdeka, dan Jalan Soekarno.
"Acara ini juga akan dihadiri para duta besar dan delegasi negara-negara Asia-Afrika. Dimeriahkan Parade Asia Afrika, Gelaran seni budaya dari negara-negara tersebut, pentas seni tradisional, dan para musisi nasional serta lokal Bandung," sebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari, Kamis (27/6/2019).
Pada pukul 07.30 – 08.00, tamu VIP akan dibawa menuju Pendopo Kota Bandung. AAC akan diawali dengan Prosesi Palestine Solidarity Walk pada pukul 08.30 – 09.00. Palestine Solidarity Walk terletak di alun-alun Bandung berdekatan dengan Gedung Merdeka yang menjadi tempat bersejarah pertama kali Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
"Palestine Solidarity Walk ini merupakan dukungan seluruh rakyat Indonesia, khususnya warga Bandung pada perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina," ucap Kenny.
Ia berharap momen kali ini akan menjadi spirit baru untuk terus memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan bagi Palestina. "Setiap Anda berjalan di sini, ingatlah rakyat Palestina yang sedang berjuang di sana," ujar Kenny.
Pada pukul 09.00 – 09.30, tamu VIP akan memasuki panggung utama Museum KAA. Di tempat inilah Menteri Pariwisata Arief Yahya akan memberikan sambutannya bersama Wali Kota Bandung Oded M Danial sekaligus membuka acara AAC 2019 yang akan berlangsung pukul 10.00 – 12.00.
Pukul 12.30 – 13.00, Carnaval akan ditutup penampilan dari AxP X USBP Percussion. Usai itu, dilanjutkan dengan penampilan dari Souran Bushi STBA, Sakura Odori, Sara Odori.
"Dari pukul 13.00 – 16.30 akan ada penampilan Respati Band, Giaz Emerald, Gallur Lemurian dan Mat Setun. Malam harinya pukul 18.00 sampai 20.45 ada Rengkak Ethnic Modern Music, Yan Djembe Ansamble, dan Black Juice," tambah Kenny.
Walikota Bandung Oded M Danial mangajak masyarakat untuk menyukseskan acara dengan mengajak keluarga dan kerabat. Ia pun menyarankan jangan membawa kendaraan pribadi, membawa tumbler yang sudah terisi air, dan membawa kantong sampah sendiri.
"Agar pasca kemeriahan acara, lingkungan tidak menjadi kotor oleh sampah. Naik kendaraan umum biar tidak macet jalanan," kata Oded.
Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calender of Event (CoE) Esthy Reko Astuty mengatakan, AAC merupakan salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu. Pertunjukan spektakuler dalam Keanekaragaman Seni dan Budaya Asia Africa ini menjadi daya tarik pengunjung.
"Pertunjukannya digarapan khusus dan dikemas secara epik dan kolosal. Pertunjukan ini pun berkolaborasi dengan beberapa negara peserta. Selain itu, melibatkan berbagai provinsi di Indonesia," ujar Esthy.
Akan ada lima bidang seni yang akan ditampilkan. Di antaranya penampilan kebudayaan tradisional dari negara kerabat seperti Korea selatan, Jepang, China, India, Arab saudi dan lain lainnya.
Sementara, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Adella Raung mencatat pengunjung yang datang ke AAF terus meningkat. Bahkan tahun ini bisa menggaet 100 ribu pengunjung.
"Karena event ini sudah bukan hanya milik Kota Bandung saja, tapi sudah menjadi perhatian nasional bahkan internasional," kata Adella.
Dikatakannya, AAC ini menjadi sebuah etalase keberagaman budaya dari seluruh negara peserta. Sehingga tak heran bila masing-masing akan menyajikan penampilan yang memukau.
"Semua negara peserta sudah merasa sama-sama memiliki. AAC akan menjadi ajang mereka untuk menunjukkan kebesaran budaya masing-masing," tambah Adella.
Hal senada juga dikatakan Kepala Bidang Pemasaran Area I Jawa Wawan Gunawan. Banyak hal positif yang dapat dipetik diperhelatan ini. Menurutnya, Konferensi Asia Afrika telah menjadi bagian sejarah dunia. Ini menandakan betapa Indonesia adalah negara besar.
"Dengan perhelatan ini semakin membuka mata dunia betapa besarnya nama Indonesia sejak dulu kala. Bukan saja sebagai penonton, tetapi mampu menggerakkan dunia. Ini menjadi refleksi positif bagi generasi muda agar tidak lupa akan sejarah bangsanya," ujar Wawan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat antusias dengan kegiatan ini. Menurutnya, Asian African Carnival 2018 adalah event internasional yang selalu mampu menyedot wisatawan dalam jumlah tinggi.
“Konferensi Asia Afrika tahun 1955 silam adalah salah satu momen bersejarah. Bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia dan Afrika lainnya. Oleh karenanya, perhelatan Asian African Carnival bisa kita bilang menjadi refleksi kebersamaan itu,” tutur Menpar Arief Yahya.
Menurutnya pria yang dinobatkan jadi Menteri Pariwisata Terbaik ASEAN ini, AAC bukan event sembarangan. Ini adalah kegiatan internasional. Negara-negara tetangga selalu antusias ambil bagian dalam event ini.
"Kemasannya selalu menarik dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Setiap digelar, kemeriahan pasti tersaji,” pungkas Menpar Arief Yahya.
(atk)