Proyek Infrastruktur, Menyambung dengan Ruas Tol Tangerang-Merak
A
A
A
SERANG - Pembangunan jalan Tol Serang-Panimbang nantinya menyambung dengan ruas jalan Tol Tangerang - Merak. Sebagian besar lahan Seksi I Serang-Rangkasbitung telah dibebaskan. Pengerjaan fisik bisa dilihat oleh publik jika melintasi Tol Tangerang-Merak dari arah Tangerang.
“Pembangunan jalan tol sudah dilakukan di lahan yang sudah bebas. Bahkan, ada yang dibeton kira-kira sepanjang dua kilometer,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) I Pembangunan Tol Serang-Panimbang Sugandhi.
Dari jalan Tol Tangerang-Merak di STA (kilometer) 62 kelihatan sebelah kiri yang ada batching plant (tempat produksi beton curah siap pakai). Selain menuntaskan proses pembebasan lahan, pihaknya sedang mengurus revisi penetapan lokasi Tol Serang-Panimbang. Revisi dilakukan karena ada penambahan kebutuhan lahan pembangunan Junction Walantaka.
“Ada rencana penambahan lahan di Desa Kaserangan. Sekarang dalam proses kelengkapan administrasi di kementerian dan badan usaha karena desa ini tidak masuk penetapan lokasi,” ungkap Sugandhi.
Selain Tol Serang-Panimbang, proyek strategis nasional di Banten juga diharapkan tetap berjalan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, serta rencana reaktivasi jalan kereta api Rangkasbitung–Labuan.
Bupati Pandeglang Irna Narulita berharap proyek nasional di Kabupaten Pandeglang tetap berjalan agar akses menuju wilayah Pandeglang lebih terbuka dan pendapatan asli daerah (PAD) meningkat. “Dengan demikian, masyarakat Pandeglang bisa lebih sejahtera,” ucapnya.
Masyarakat sangat siap menghadapi tantangan apapun ke depan karena Pemkab Pandeglang terus meningkatkan keahlian mereka. Saat ini yang dipersiapkan pemerintah daerah adalah menyiapkan mentalnya, regulasi, serta kesiapsiagaan sebagai daerah yang berada di daerah cincin api. “Saya ingatkan juga program pemerintah pusat untuk menjaga alam sehingga alam menjaga kita,” ujar Irna.
Di bagian lain, sebanyak 700 bangunan permukiman warga akan digusur sebagai dampak reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan pada segmen pertama rute Stasiun Rangkasbitung-Pandeglang.
Ratusan bangunan tersebut berdiri sejak jalur dinonaktifkan pada 1982. Bangunan terdiri atas rumah warga, sarana pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. "Sekitar 700 KK akan digusur pada segmen I yang dimulai pada tahun ini," kata Kepala Biro Bina Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Pemprov Banten Nana Suryana. (Teguh Mahardika)
“Pembangunan jalan tol sudah dilakukan di lahan yang sudah bebas. Bahkan, ada yang dibeton kira-kira sepanjang dua kilometer,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) I Pembangunan Tol Serang-Panimbang Sugandhi.
Dari jalan Tol Tangerang-Merak di STA (kilometer) 62 kelihatan sebelah kiri yang ada batching plant (tempat produksi beton curah siap pakai). Selain menuntaskan proses pembebasan lahan, pihaknya sedang mengurus revisi penetapan lokasi Tol Serang-Panimbang. Revisi dilakukan karena ada penambahan kebutuhan lahan pembangunan Junction Walantaka.
“Ada rencana penambahan lahan di Desa Kaserangan. Sekarang dalam proses kelengkapan administrasi di kementerian dan badan usaha karena desa ini tidak masuk penetapan lokasi,” ungkap Sugandhi.
Selain Tol Serang-Panimbang, proyek strategis nasional di Banten juga diharapkan tetap berjalan seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, serta rencana reaktivasi jalan kereta api Rangkasbitung–Labuan.
Bupati Pandeglang Irna Narulita berharap proyek nasional di Kabupaten Pandeglang tetap berjalan agar akses menuju wilayah Pandeglang lebih terbuka dan pendapatan asli daerah (PAD) meningkat. “Dengan demikian, masyarakat Pandeglang bisa lebih sejahtera,” ucapnya.
Masyarakat sangat siap menghadapi tantangan apapun ke depan karena Pemkab Pandeglang terus meningkatkan keahlian mereka. Saat ini yang dipersiapkan pemerintah daerah adalah menyiapkan mentalnya, regulasi, serta kesiapsiagaan sebagai daerah yang berada di daerah cincin api. “Saya ingatkan juga program pemerintah pusat untuk menjaga alam sehingga alam menjaga kita,” ujar Irna.
Di bagian lain, sebanyak 700 bangunan permukiman warga akan digusur sebagai dampak reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan pada segmen pertama rute Stasiun Rangkasbitung-Pandeglang.
Ratusan bangunan tersebut berdiri sejak jalur dinonaktifkan pada 1982. Bangunan terdiri atas rumah warga, sarana pendidikan, kesehatan, dan tempat ibadah. "Sekitar 700 KK akan digusur pada segmen I yang dimulai pada tahun ini," kata Kepala Biro Bina Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Pemprov Banten Nana Suryana. (Teguh Mahardika)
(nfl)