Tingkatkan Produktivitas, Pemerintah Ingin Lakukan Peremajaan Karet Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki perkebunan karet yang sangat luas, mencapai 3,66 juta hektar pada tahun 2017. Luasan tersebut memberikan kontribusi produksi sebesar 3,68 juta ton dan produktivitas 1,19 ton per hektar.
Perkebunan karet Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat (85%) dan menciptakan lapangan kerja bagi 2,5 juta kepala keluarga (KK) dengan rata-rata luas kepemilikan lebih 1,25 hektar. Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Volume ekspor mencapai 2,99 juta ton dengan nilai USD5,10 miliar.
Untuk meningkatkan produktivitas dan ekspor, pemerintah berkomitmen segera meremajakan karet rakyat, mengingat kondisi pertanaman karet sebagian sudah tidak produktif, karena usia lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan tanaman rusak.
"Peremajaan ini merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjaga produktivitas dan stabilitas harga karet, sekaligus sebagai tindak lanjut kesepakatan 3 negara International Tripartite Rubber Council/ITRC (Thailand, Indonesia dan Malaysia)," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Senin (1/7/2019).
Saat ini, potensi replanting karet rakyat lebih kurang mencapai 700 ribu hektar. Model peremajaan karet ke depan diarahkan melalui pola integrasi tanaman karet dengan tanaman lain, diantaranya kopi, kakao, cabai, dan lain-lain, yang disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah. Dengan demikian dalam 1 hektar, pola yang dirancang adalah 60% tanaman karet dan 40% tanaman lainnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan bahwa untuk pelaksanaan peremajaan karet, hal yang sangat penting adalah penyediaan benih unggul bermutu dengan produktivitas 2 kali lebih tinggi dibanding produktivitas saat ini.
"Produksi dan penyediaan benih tersebut salah satunya akan dilakukan melalui program BUN500 (Benih Unggul Perkebunan 500 juta batang 2020-2024) di Kementerian Pertanian dan program perbenihan lainnya," lanjut Mentan Amran.
Pada program BUN500 selama periode 2020-2024, produksi dan penyediaan benih karet, kopi dan kakao masing-masing ditargetkan 143 juta batang, 163 juta batang, dan 157 juta batang. Benih tersebut akan dialokasikan untuk peremajaan di sentra produksi karet, diantaranya Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menambahkan peremajaan karet rakyat ini juga akan dikembangkan secara terintegrasi dengan pemanfaatan kayu karet untuk industri kayu.
"Hal ini diproyeksikan dapat menambah pendapatan petani antara Rp10 juta-Rp30 juta per hektar dari hasil penjualan kayu tersebut," jelasnya.
Perkebunan karet Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat (85%) dan menciptakan lapangan kerja bagi 2,5 juta kepala keluarga (KK) dengan rata-rata luas kepemilikan lebih 1,25 hektar. Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Volume ekspor mencapai 2,99 juta ton dengan nilai USD5,10 miliar.
Untuk meningkatkan produktivitas dan ekspor, pemerintah berkomitmen segera meremajakan karet rakyat, mengingat kondisi pertanaman karet sebagian sudah tidak produktif, karena usia lebih dari 25 tahun, produktivitas rendah, dan tanaman rusak.
"Peremajaan ini merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjaga produktivitas dan stabilitas harga karet, sekaligus sebagai tindak lanjut kesepakatan 3 negara International Tripartite Rubber Council/ITRC (Thailand, Indonesia dan Malaysia)," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, Senin (1/7/2019).
Saat ini, potensi replanting karet rakyat lebih kurang mencapai 700 ribu hektar. Model peremajaan karet ke depan diarahkan melalui pola integrasi tanaman karet dengan tanaman lain, diantaranya kopi, kakao, cabai, dan lain-lain, yang disesuaikan dengan keunggulan lokal masing-masing wilayah. Dengan demikian dalam 1 hektar, pola yang dirancang adalah 60% tanaman karet dan 40% tanaman lainnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menuturkan bahwa untuk pelaksanaan peremajaan karet, hal yang sangat penting adalah penyediaan benih unggul bermutu dengan produktivitas 2 kali lebih tinggi dibanding produktivitas saat ini.
"Produksi dan penyediaan benih tersebut salah satunya akan dilakukan melalui program BUN500 (Benih Unggul Perkebunan 500 juta batang 2020-2024) di Kementerian Pertanian dan program perbenihan lainnya," lanjut Mentan Amran.
Pada program BUN500 selama periode 2020-2024, produksi dan penyediaan benih karet, kopi dan kakao masing-masing ditargetkan 143 juta batang, 163 juta batang, dan 157 juta batang. Benih tersebut akan dialokasikan untuk peremajaan di sentra produksi karet, diantaranya Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menambahkan peremajaan karet rakyat ini juga akan dikembangkan secara terintegrasi dengan pemanfaatan kayu karet untuk industri kayu.
"Hal ini diproyeksikan dapat menambah pendapatan petani antara Rp10 juta-Rp30 juta per hektar dari hasil penjualan kayu tersebut," jelasnya.
(ven)