Ritase Dapat Pendanaan USD8,5 Juta untuk Digitalisasi Ekosistem Trucking

Jum'at, 05 Juli 2019 - 06:42 WIB
Ritase Dapat Pendanaan...
Ritase Dapat Pendanaan USD8,5 Juta untuk Digitalisasi Ekosistem Trucking
A A A
JAKARTA - Persaingan dagang antara Amerika Serikat dan China, membuat pergerakan bisnis global mulai bergerak ke wilayah ASEAN. Pergerakan ini seiring meningkatnya bisnis e-commerce di Asia Tenggara, sehingga memunculkan kebutuhan untuk era baru digitalisasi logistik.

ZWC Ventures, investor dari Ritase, perusahaan startup yang secara aktif bergerak dalam mendigitalisasi industri trucking di Indonesia, menilai teknologi platform logistik sangat penting dalam meningkatkan perekonomian.

"Teknologi platform logistik telah terbukti dalam meningkatkan perekonomian seperti di China, Amerika Serikat, dan India. Kami percaya bahwa teknologi tersebut sama dibutuhkan atau mungkin lebih di Asia Tenggara," ujar Lok Terrance, Partner ZWC Ventures di Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Lok lebih jauh menyorot bahwa salah faktor tingginya harga logistik di Indonesia adalah masih lemahnya utilisasi truk. Sebagai perbandingan rate untuk utilisasi truk di Eropa adalah 200.000 km per tahun. Thailand adalah 150.000 km per tahun dan lndonesia adalah 50.000 km per tahun.

Berkaitan dengan Ritase, Lok percaya bahwa Ritase menjadi perusahaan yang menyediakan B2B sistem digital transportasi yang menghubungkan antara shipper dan transporter, dimana dapat menjadi pemain andalan yang menggiring perubahan industri truk di Indonesia.

Ritase yang dalam kurun waktu 2 tahun beroperasi, telah mampu mencakup area trucking di Indonesia dan sekarang memiliki 7.500 armada truk dari 500 perusahaan truk yang melayani beberapa perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) terbesar di Indonesia.

Saat ini, Ritase berhasil mendapatkan pendanaan Seri-A sebesar USD8,5 juta untuk mendorong pertumbuhan bisnisnya sebagai pelopor digital platform industri trucking di Indonesia. Sejumlah pendanaan diberikan oleh Golden Gate Ventures (SG) sebagai investor terbesar, perusahaan venture capital yang berdiri di tahun 2011, dengan portofolio investasi pada 30 perusahaan yang tersebar di 7 negara Asia. Investor lainnya yang tergabung adalah Jafco Asia dan ZWC Ventures.

Sebelum adanya investasi Seri A, Ritase telah menerima penanaman modal dan sejumlah pendanaan pra-seri A sebesar USD4,4 juta dari Insignia Ventures Partners, Mitsubishi Corporation, Beenext, Skystar Capital, Agung Ventures dan beberapa Angel Investors.

"Insignia bangga menjadi pendukung awal berdirinya Ritase," ujar Tan Yinglan, Founding Managing Partner dari lnsignia Ventures Partners. Dukungan besar yang diraih oleh Ritase dari large shipper, transporter, dan pemerintahan lndonesia, telah membuat pihaknya percaya industri trucking di Indonesia siap untuk digitalisasi.

"Kami sangat senang Ritase telah menjadi yang terbaik di pasaran dan terus mengembangkan hidup banyak pengusaha truk di Indonesia melalui optimasi rute, efisiensi harga yang lebih baik, dan proses yang efektif dalam mengutilisasi truk yang belum beroperasi."

Hall Justin, Partner di Golden Gate Ventures dan investor utama dalam pendanaan Seri A Ritase, menambahkan ia sangat senang untuk menjadi bagian dari perjalanan Ritase menjadi pelopor dalam marketplace logistik di Asia Tenggara.

"Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang di Indonesia, infrastruktur logistik yang ada harus digitalisasi dan memenuhi kebutuhan pengirim dan pengusaha truk yang terus bertambah. Ritase akan menjadi basis infrastruktur perusahaan logistik berbasis digital di Indonesia dan kami merasa terhormat untuk bekerja berdampingan," kata Hall.

Dukungan besar dari investor dan pelanggan telah memposisikan Ritase sebagai perusahaan startup di Indonesia yang mampu mengintegrasikan alur infomasi antara pengirim dan transporter melalui sarana digital terpadu. Dalam 2 tahun sejak berdirinya, Ritase telah berhasil merangkul perusahaan internasional seperti Nestle, Unilever, Universal Ribena Corporation, Japfa, Signify/Phillips Lighting, Lotte dan Perfeti Van Melle.

Pertama kali didirikan oieh lmgn Kusnadi dan David Samuel mempekerjakan pegawai lokal dengan keahlian dalam merancang teknologi terkini, yang dapat mendukung ekosistem trucking di Indonesia dengan sangat baik. Ritase juga mendapatkan perjanjian eksklusif dengan Kementerian Perhubungan untuk mendigitalisasi beban berskala besar dalam rangka membantu mengatasi permasalahan over loading dan over dimension secara nasional.

Pada Mei 2019, Ritase telah dinyatakan memiliki dua sertifikasi ISO yaitu ISO 9001:2015 untuk Quality Management, dan ISO 27001:2013 untuk information Security Management System (ISMS).

Dengan dukungan sejumlah investasi saat ini, Ritase terus berkembang sebagai pelopor dalam digitalisasi industri trucking di Indonesia, yang memungkinkan pelanggannya mendapatkan kejelasan end-to-end supply chain. Selain ekspansi internasional, Ritase berharap menguatkan transporter lokal dengan memberikan sarana melalui supply chain financing serta akses untuk mendapatkan suku cadang dan truk yang terjangkau.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0980 seconds (0.1#10.140)