Sektor Pariwisata Dorong Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
BANYUWANGI - Sektor pariwisata berpotensi menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Pariwisata akan terus berkembang mengingat prospek ekonomi makro yang kondusif dan stabil serta didukung oleh perbaikan iklim investasi.
"Ini menjadi momentum yang tepat untuk mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor yang mempunyai nilai tambah, termasuk sektor pariwisata. Diharapkan hal ini dapat mendukung sustainabilitas ekonomi Indonesia ke depan," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara saat berdiskusi dengan media di Banyuwangi, akhir pekan lalu.
Dia mencontohkan Bali yang tak henti mengembangkan potensi daerah menjadi destinasi baru bagi wisatawan. Salah satunya pengembangan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). "Pengembangan Bali Barat setidaknya memberikan pilihan baru bagi wisatawan dan juga mendorong pemerataan ekonomi di Bali, " ujarnya.
Selain Bali, lanjut Mirza, contoh nyata dari keberhasilan membangun pariwisata di Indonesia adalah kabupaten Banyuwangi. "Keberhasilan Banyuwangi karena bupatinya berhasil memanfaatkan potensi daerah dan keikutsertaan masyarakat membangun pariwisata, " ujarnya. Mirza menambahkan, Bank Indonesia senantiasa siap untuk mendukung upaya-upaya Pemerintah dalam rangka mendorong pariwisata di Indonesia.
Sementara, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan sejumlah strategi dan keunikan dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Anas menjelaskan pengembangan pariwisata Banyuwangi cukup cepat dilakukan karena konsepnya yang unik yakni berbasis partisipasi masyarakat, sehingga warga ikut memiliki program tersebut. "Kami benar-benar fokus mengembangkan pariwisata dan bertumpu pada potensi lokal, bukan mengandalkan pusat dan swasta, " paparnya.
Dia mencontohkan, banyaknya event yang di gelar berbasis adat, lahir dari inisiatif masyarakat dan pemerintah tinggal memfasilitasi pelaksanaannya. "Setiap event yang kami gelar, pelaksanaannya pemerintah daerah sendiri dan melibatkan masyarakat, " paparnya.
Berkat pariwisata, kata dia, ekonomi Banyuwangi bertumbuh. Pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp20, 68 juta per orang per tahun (2010), menjadi Rp48,75 juta per orang per tahun pada 2018 atau ada kenaikan 134%.
Sementara, kunjungan turis domestik meningkat dari 491.000 (2010) menjadi 5,2 juta (2018) naik 960% sementara wisatawan mancanegara dari 12.505 (2010) menjadi 127.420 orang (2018) melonjak 919%.
"Ini menjadi momentum yang tepat untuk mengundang para investor untuk berinvestasi di sektor yang mempunyai nilai tambah, termasuk sektor pariwisata. Diharapkan hal ini dapat mendukung sustainabilitas ekonomi Indonesia ke depan," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara saat berdiskusi dengan media di Banyuwangi, akhir pekan lalu.
Dia mencontohkan Bali yang tak henti mengembangkan potensi daerah menjadi destinasi baru bagi wisatawan. Salah satunya pengembangan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). "Pengembangan Bali Barat setidaknya memberikan pilihan baru bagi wisatawan dan juga mendorong pemerataan ekonomi di Bali, " ujarnya.
Selain Bali, lanjut Mirza, contoh nyata dari keberhasilan membangun pariwisata di Indonesia adalah kabupaten Banyuwangi. "Keberhasilan Banyuwangi karena bupatinya berhasil memanfaatkan potensi daerah dan keikutsertaan masyarakat membangun pariwisata, " ujarnya. Mirza menambahkan, Bank Indonesia senantiasa siap untuk mendukung upaya-upaya Pemerintah dalam rangka mendorong pariwisata di Indonesia.
Sementara, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan sejumlah strategi dan keunikan dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Anas menjelaskan pengembangan pariwisata Banyuwangi cukup cepat dilakukan karena konsepnya yang unik yakni berbasis partisipasi masyarakat, sehingga warga ikut memiliki program tersebut. "Kami benar-benar fokus mengembangkan pariwisata dan bertumpu pada potensi lokal, bukan mengandalkan pusat dan swasta, " paparnya.
Dia mencontohkan, banyaknya event yang di gelar berbasis adat, lahir dari inisiatif masyarakat dan pemerintah tinggal memfasilitasi pelaksanaannya. "Setiap event yang kami gelar, pelaksanaannya pemerintah daerah sendiri dan melibatkan masyarakat, " paparnya.
Berkat pariwisata, kata dia, ekonomi Banyuwangi bertumbuh. Pendapatan per kapita warga Banyuwangi dari Rp20, 68 juta per orang per tahun (2010), menjadi Rp48,75 juta per orang per tahun pada 2018 atau ada kenaikan 134%.
Sementara, kunjungan turis domestik meningkat dari 491.000 (2010) menjadi 5,2 juta (2018) naik 960% sementara wisatawan mancanegara dari 12.505 (2010) menjadi 127.420 orang (2018) melonjak 919%.
(fjo)