Bekraf Akan Bangun Kawasan Kreatif Terpadu Tahun Depan
A
A
A
JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyiapkan rencana membangun kota kreatif yaitu Bekraf Creative District (BCD). Kepala Bekraf Triawan Munaf menyatakan, pembangunannya akan mulai dilakukan tahun depan.
"Saya tidak bisa jelaskan detail karena dalam tahap awal. Lokasinya sekitar satu jam dari Jakarta, jaraknya tidak lebih dari 100 kilometer," kata Triawan di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Pembangunan kota kreatif ini menurutnya merupakan salah satu amanat Presiden Joko Widodo dalam aturan Rancangan Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif 2018-2025. Triawan mengungkapkan luas tanah Bekraf Creative Districk mencapai 15.000 ha yang bakal jadi pusat pengembangan ekonomi kreatif. Enam subsektor ekonomi kreatif unggulan yaitu fashion, kuliner, kriya, film, musik, dan game bakal mendapat jatah masing-masing 1.000 ha. Pihaknya juga sedang melakukan perencanaan bersama para pelaku usaha serta investor supaya rencana ini berjalan tepat sasaran kepada pengembangan subsektor ekonomi kreatif.
Dia menambahkan, perencanaan tata kota menjadi sangat penting karena setiap profesi dalam subsektor unggulan bakal mendapatkan fasilitas yang tepat. Contohnya, subsektor film akan ada pembangunan sekolah film sedangkan subsektor musik bakal tersedia sekolah musik.
Pengamat digital Heru Sutadi mengkritisi rencana BCD dari pemerintah. Menurutnya, lebih baik apabila pemerintah meng-upgrade beberapa coworking space seperti Bandung Digital Valley, Jakarta Digital Valley ataupun technopark yang sudah ada di beberapa kota. Fasilitas tersebut bisa dimaksimalkan sehingga lebih efektif. Sementara anggaran BCD dialihkan untuk membangun, mengembangkan dan memasarkan hasil ekonomi kreatif sehingga lebih luas.
"Tidak perlu bangun baru. Yang diperlukan sebuah pusat inovasi atau innovation center yang dapat terdistribusi ke seluruh desa atau kecamatan di Indonesia," ujar Heru hari ini di Jakarta.
Menurutnya BCD yang bagus akan percuma apabila kontennya tidak ada. Sedangkan itu harus dibangun dan diisi dari desa desa atau sejak tingkat kecamatan. Sebaiknya Bekraf di tingkat pusat hanya untuk koordinasi dan lebih banyak di lapangan.
"Seni budaya seperti bahasa yang hampir punah, kalau digarap secara kekinian dengan kreativitas bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat dan menjadi aset bangsa. Biarkan startup diurus Kominfo, jangan tumpang tindih karena pekerjaan kreativitas sebenarnya sangat banyak," tambahnya.
"Saya tidak bisa jelaskan detail karena dalam tahap awal. Lokasinya sekitar satu jam dari Jakarta, jaraknya tidak lebih dari 100 kilometer," kata Triawan di Jakarta, Selasa (16/7/2019).
Pembangunan kota kreatif ini menurutnya merupakan salah satu amanat Presiden Joko Widodo dalam aturan Rancangan Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif 2018-2025. Triawan mengungkapkan luas tanah Bekraf Creative Districk mencapai 15.000 ha yang bakal jadi pusat pengembangan ekonomi kreatif. Enam subsektor ekonomi kreatif unggulan yaitu fashion, kuliner, kriya, film, musik, dan game bakal mendapat jatah masing-masing 1.000 ha. Pihaknya juga sedang melakukan perencanaan bersama para pelaku usaha serta investor supaya rencana ini berjalan tepat sasaran kepada pengembangan subsektor ekonomi kreatif.
Dia menambahkan, perencanaan tata kota menjadi sangat penting karena setiap profesi dalam subsektor unggulan bakal mendapatkan fasilitas yang tepat. Contohnya, subsektor film akan ada pembangunan sekolah film sedangkan subsektor musik bakal tersedia sekolah musik.
Pengamat digital Heru Sutadi mengkritisi rencana BCD dari pemerintah. Menurutnya, lebih baik apabila pemerintah meng-upgrade beberapa coworking space seperti Bandung Digital Valley, Jakarta Digital Valley ataupun technopark yang sudah ada di beberapa kota. Fasilitas tersebut bisa dimaksimalkan sehingga lebih efektif. Sementara anggaran BCD dialihkan untuk membangun, mengembangkan dan memasarkan hasil ekonomi kreatif sehingga lebih luas.
"Tidak perlu bangun baru. Yang diperlukan sebuah pusat inovasi atau innovation center yang dapat terdistribusi ke seluruh desa atau kecamatan di Indonesia," ujar Heru hari ini di Jakarta.
Menurutnya BCD yang bagus akan percuma apabila kontennya tidak ada. Sedangkan itu harus dibangun dan diisi dari desa desa atau sejak tingkat kecamatan. Sebaiknya Bekraf di tingkat pusat hanya untuk koordinasi dan lebih banyak di lapangan.
"Seni budaya seperti bahasa yang hampir punah, kalau digarap secara kekinian dengan kreativitas bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat dan menjadi aset bangsa. Biarkan startup diurus Kominfo, jangan tumpang tindih karena pekerjaan kreativitas sebenarnya sangat banyak," tambahnya.
(fjo)