Puluhan UMKM Bandung Dapat Pelatihan Digital dari Samsung
Sabtu, 20 Juli 2019 - 02:36 WIB

Puluhan UMKM Bandung Dapat Pelatihan Digital dari Samsung
A
A
A
BANDUNG - Sekitar 84 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah di Bandung mendapatkan pelatihan digital dari tim Samsung Electronics Co. Ltd selama lima hari. Pelatihan tersebut diharapkan meningkatkan kemampuan mereka dalam memasarkan produk.
Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kanghyun Lee, mengatakan Samsung berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan di seluruh dunia, melalui Samsung OneWeek Program. Tujuannya membina perempuan pemilik usaha meningkatkan produktivitasnya dengan bantuan teknologi digital.
"Samsung ingin membantu perempuan pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi serta perangkat yang mereka miliki. Kami menargetkan perempuan sebagai peserta karena mengapresiasi peran dan usaha mereka dalam mendukung perekonomian keluarganya," kata Lee di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jumat (19/7/2019).
Hal itu dilatarbelakangi oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana 68,59% perempuan di Indonesia menggunakan perangkat seluler. Dengan perincian 74,73% di pedesaan dan 61,63% di perkotaan. Ditemukan pula penggunaan internet untuk media sosial oleh perempuan di Indonesia mencapai 79,92%.
Dari jumlah itu, 91,67% responden perempuan mengaksesnya melalui perangkat seluler. Sementara berdasarkan data World Bank, terdapat 43% UMKM yang dimiliki perempuan dari keseluruhan UMKM yang ada di Indonesia.
Lebih lanjut Lee mengatakan, materi pelatihan terkait teknologi digital diramu dengan praktis. Harapannya setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat mengimplementasikan ilmunya pada kegiatan usaha mereka, dan membantu mereka menjadi lebih percaya diri mengeksplorasi cara-cara baru mengembangkan usaha.
Samsung memfokuskan pelatihan untuk pemilik usaha yang memiliki keterbatasan ekonomi. Yaitu mereka yang menggantungkan kesejahteraan pada usaha yang sedang mereka rintis. Sehingga pelatihan diharapkan dapat benar-benar memberi dampak positif terhadap kondisi ekonomi mereka.
Dalam pelatihan, para peserta akan mendapatkan materi mengenai dasar-dasar pemasaran, bagaimana memanfaatkan smartphone, internet dan media sosial untuk mendukung pemasaran produk mereka. Pelatihan juga memberikan sesi khusus untuk fotografi menggunakan ponsel, mulai dari teknik pengambilan gambar yang baik dan memanfaatkan pencahayaan di rumah, untuk membuat produk mereka terlihat lebih menarik ketika dipromosikan.
Pembinaan di Indonesia ini, melibatkan 38 sukarelawan yang datang langsung dari Korea. Terdiri dari 29 karyawan Samsung Electronics Co. Ltd, 6 orang mahasiswa Korea, 1 orang paramedik dari Samsung Hospital, 2 orang NGO partner dari Better World Korea.
Selain relawan dari Korea, program ini juga diikuti relawan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia dari Jurusan Bahasa Korea sebanyak 15 orang yang akan ikut membantu sebagai penerjemah. Program ini digelar mulai dari tanggal 15 sampai 19 Juli 2019 di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Salah seorang peserta pelatihan, Diana mengatakan tertarik mengikuti program ini karena tidak dipungut biaya. Bagi dia, pelatihan seperti ini sangat penting untuk perkembangan usahanya. Terlebih pelatihan tersebut berisi materi teknologi digital.
"Mereka para mentor tak hanya sekadar mendengarkan kendala yang kami hadapi, tetapi ternyata mentor ikut cari solusi atas berbagai persoalan yang menghambat usaha saya," kata dia.
Vice President Samsung Electronics Indonesia, Kanghyun Lee, mengatakan Samsung berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kehidupan di seluruh dunia, melalui Samsung OneWeek Program. Tujuannya membina perempuan pemilik usaha meningkatkan produktivitasnya dengan bantuan teknologi digital.
"Samsung ingin membantu perempuan pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi serta perangkat yang mereka miliki. Kami menargetkan perempuan sebagai peserta karena mengapresiasi peran dan usaha mereka dalam mendukung perekonomian keluarganya," kata Lee di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jumat (19/7/2019).
Hal itu dilatarbelakangi oleh Survei Sosial Ekonomi Nasional pada Maret 2017 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), di mana 68,59% perempuan di Indonesia menggunakan perangkat seluler. Dengan perincian 74,73% di pedesaan dan 61,63% di perkotaan. Ditemukan pula penggunaan internet untuk media sosial oleh perempuan di Indonesia mencapai 79,92%.
Dari jumlah itu, 91,67% responden perempuan mengaksesnya melalui perangkat seluler. Sementara berdasarkan data World Bank, terdapat 43% UMKM yang dimiliki perempuan dari keseluruhan UMKM yang ada di Indonesia.
Lebih lanjut Lee mengatakan, materi pelatihan terkait teknologi digital diramu dengan praktis. Harapannya setelah mengikuti pelatihan, para peserta dapat mengimplementasikan ilmunya pada kegiatan usaha mereka, dan membantu mereka menjadi lebih percaya diri mengeksplorasi cara-cara baru mengembangkan usaha.
Samsung memfokuskan pelatihan untuk pemilik usaha yang memiliki keterbatasan ekonomi. Yaitu mereka yang menggantungkan kesejahteraan pada usaha yang sedang mereka rintis. Sehingga pelatihan diharapkan dapat benar-benar memberi dampak positif terhadap kondisi ekonomi mereka.
Dalam pelatihan, para peserta akan mendapatkan materi mengenai dasar-dasar pemasaran, bagaimana memanfaatkan smartphone, internet dan media sosial untuk mendukung pemasaran produk mereka. Pelatihan juga memberikan sesi khusus untuk fotografi menggunakan ponsel, mulai dari teknik pengambilan gambar yang baik dan memanfaatkan pencahayaan di rumah, untuk membuat produk mereka terlihat lebih menarik ketika dipromosikan.
Pembinaan di Indonesia ini, melibatkan 38 sukarelawan yang datang langsung dari Korea. Terdiri dari 29 karyawan Samsung Electronics Co. Ltd, 6 orang mahasiswa Korea, 1 orang paramedik dari Samsung Hospital, 2 orang NGO partner dari Better World Korea.
Selain relawan dari Korea, program ini juga diikuti relawan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia dari Jurusan Bahasa Korea sebanyak 15 orang yang akan ikut membantu sebagai penerjemah. Program ini digelar mulai dari tanggal 15 sampai 19 Juli 2019 di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Salah seorang peserta pelatihan, Diana mengatakan tertarik mengikuti program ini karena tidak dipungut biaya. Bagi dia, pelatihan seperti ini sangat penting untuk perkembangan usahanya. Terlebih pelatihan tersebut berisi materi teknologi digital.
"Mereka para mentor tak hanya sekadar mendengarkan kendala yang kami hadapi, tetapi ternyata mentor ikut cari solusi atas berbagai persoalan yang menghambat usaha saya," kata dia.
(ven)