Masyarakat Belum Anggap Penting Pencegahan Penyakit Kritis

Rabu, 24 Juli 2019 - 13:54 WIB
Masyarakat Belum Anggap...
Masyarakat Belum Anggap Penting Pencegahan Penyakit Kritis
A A A
Masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai penyakit kritis sehingga tidak anggap penting untuk melakukan tindakan pencegahan. Terbukti masih banyak masyarakat menerapkan pola hidup tidak sehat.

Mayoritas masyarakat Indonesia masih mengabaikan pencegahaan penyakit kritis. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat terutama di perkotaan yang berperilaku tidak sehat, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol dan makan junkfood yang berlebihan.

Selain itu, kurang berolahraga, sedikit tidur serta stress yang berkepanjangan disinyalir menjadi penyebab munculnya penyakit-penyakit kritis.

Di Indonesia, kasus penyakit kritis terus meningkat. Kesimpulan tersebut didukung oleh data Riskesdas Kementerian Kesehatan 2018, yang menunjukkan prevelansi atas diagnosis terhadap beberapa penyakit kritis di Indonesia terus meningkat.

Penyakit yang mengalami peningkatan penderita yang paling signifikan adalah stroke, dengan prevelansi mencapai 10,9 persen pada 2018 diikuti oleh diabetes dengan 8,5 persen, ginjal dengan 3,8 persen dan kanker 1,8 persen.

Melihat data tersebut, masyarakat perlu memberikan perhatian ekstra terhadap kesehatan. Terutama agar tidak berdampak terhadap kondisi finansial.

Dalam laporan Zurich pada 2015, setidaknya 50 persen dari total klaim yang masuk berasal dari penderita kanker. Diikuti penyakit yang berkaitan dengan jantung sebanyak 20 persen, pneumonia sebanyak lima persen, serta bunuh diri dan kecelakaan dengan masing-masing empat persen.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1718 seconds (0.1#10.140)